Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia dalam keadaan surplus selama 36 bulan beruntun. Ada 3 negara yang menjadi penopang dari capaian ini.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengungkapkan, 3 negara yang menyumbang angka surplus pada neraca dagang nonmigas diantaranya India, Amerika Serikat, dan Filipina. Menariknya, dua negara merupakan negara di kawasan Asia.
Advertisement
"Tiga negara dengan surplus neraca perdagangan nonmigas terbesar pada April 2023 yaitu negara India, Amerika Serikat dan Filipina," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (15/5/2023).
Jika dirinci, India menjadi negara dengan capaian surplus neraca perdagangan terbesar. Angkanya mencapai USD 1,12 miliar yang ditopang oleh 3 komoditss utama.
Yakni, bahan bakar mineral senilai USD 823,8 juta, Lemak dan minyak hewan/nabati senilai USD 115,7 juta, serta Besi dan Baja senilai USD 87,1 juta.
Kemudian, diikuti oleh Amerika Serikat yang mencatatkan surplus sebesar USD 913,8 juta. Hal ini terjadi pada beberpaa komoditas utama. Diantaranya, mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai USD 263,4 juta. Pakaian dan aksesorinya senilai USD 130,0 juta, serta alas kaki senilain USD 129,6 juta.
Kemudian negara Filipina surplus sebesar USD 656,7 juta dengan rincian bahan bakar mineral senilai USD 315,8 juta. Kendaraan dan bagiannya senilai USD 114,7 juta, serta Berbagai Makanan olehan senilai USD 40,3 juta.
"Kemudian negara Filipina surplus perdagangan sebesar USD 656,7 juta terjadi pada komositas utama antara lain bahan bakar mineral, Kendaraan dan bagiannya, serta Berbagai Makanan Olahan," kata dia.
Surplus 3 Tahun Beruntun
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kalau neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut. Lama waktunya ini setara dengan 3 tahun berturut.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengungkapkan, nilai surplus per April 2023 mencapai USD 3,94 miliar.
"Kita dapat analisia bahwa pada April 2023 neraca perdagangan barang kembali mencatay surolus sebesar USD 3,94 miliar. Neraca persganagan Indonesia sampai April 2023 ini mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar dia dalam konferensi pers, Senin (15/5/2023).
Imam menyebut angka yang dicatat per April 2023 ini menunjukkan angka yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Meskipun angkanya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan April 2022 lalu.
Advertisement
Terbesar Nonmigas
Dia menyebut kontribusi surplus terbesar dari komoditas nonmigas yang mencatat surplus USD 5,64 miliar.
"Dengan komoditss penyumbang surplus utama yaitu pertama bahan bakar mineral HS 27, kemudian lemak dan minyak hewan nabati HS 15 serta besi dan baja HS 72," terangnya.
Kendati begitu, neraca perdagangan komoditas migas tercatat mengalami defisit USD 1,70 miliar.
"Sedangkan neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit senilai USD 1,70 miliar dengan komoditas penyumbang defisit itu minyak mentah dan juga hasil minyak," jelas dia.