Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Jawa Barat bagi siswa/siswi Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung pada Senin 15 Mei 2023. Program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Ini lantaran menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Pebruari 2022, atau bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1%.
Advertisement
Kemenkominfo pun bersama Siberkreasi menggelar program #literasidigitalkominfo yang mengusung tema “Cyberbullying: Apa Itu dan Bagaimana Cara Menghentikan.” Kegiatan secara nonton bareng (nobar) dengan jumlah peserta 10.250 siswa dari 120 Madrasah Ibtidaiyah itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dalam kegiatan tersebut, tampil sebagai narasumber pertama H. Romdon, S.Ag., M.H, Kepala Subbag Tata Usaha Kemenag Kabupaten Bogor, membawakan materi terkait Etika Digital. Menurutnya harus ada kesadaran terhadap konten yang diposting di media digital, harus bertanggung jawab, dan tahu konsekuensi dari konten yang diposting. Hal itu diakuinya akan menjaga kemuliaan diri dan yang terpenting pula bahwa kemajuan digital adalah anugerah dan bisa menjadi bencana jika tidak dapat dikendalikan.
“Kita harus memastikan bahwa konten yang kita posting itu fakta dan jangan sampai konten yang kita posting ini mengandung nilai negatif. Negara kita yang damai, suku yang beragam, banyak budaya, dan bahasa, dengan media digital ini kita bisa membangun kebersamaan dan harmoni di antara kita semua. Stop bullying baik secara langsung dan tidak langsung, jagalah kemuliaan kita semua, jangan sampai kita memberikan contoh yang buruk kepada penerus bangsa kita,” sebutnya.
Narasumber kedua yang tampil yakni seorang Konten Kreator dan Fotografer Arsitektural, Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, yang berbicara terkait Keamanan Digital. Dikatakannya jika di dalam ruang digital harus menjaga privasi individu untuk menghindari hal yang tak diinginkan di dalam ruang digital dan cyberbullying itu merupakan aktivitas yang dikategorikan sebagai pelanggaran privasi, perusakan reputasi/kredibilitas, juga pelecehan daring yang dapat disertai dengan pelecehan luring. Ia pun menyarankan agar melakukan perlindungan diri dengan beberapa langkah di antaranya gunakan pengaturan privasi platform digital, batasi informasi pribadi, postingan dikirim setelah meninggalkan lokasi, juga hapus data di perangkat sebelum menggantinya dengan yang baru.
“Cerdas dalam berinteraksi dan kita harus menjaga keamanan perangkat keras maupun lunak, dan jangan lupa untuk selalu bijak dalam berinteraksi, belajar mulai dari sekarang, dan kalian bisa menciptakan ekosistem yang baik untuk masa depan,” tuturnya.
Kecakapan Digital
Sedangkan pemateri terakhir yakni Heny Handayani Lestari yang merupakan seorang Konten Kreator dan juga Key Opinion Leader, tampil membawakan materi Kecakapan Digital. Ia menyebut jika memiliki kecakapan di dunia digital dapat menjadikan interaksi di dunia digital menjadi aman dan hal itu dapat dicapai jika mampu mengoptimalkan media digital. Termasuk pula disebutkannya, yakni mampu mengetahui berita hoax dan melaporkannya jika isinya tidak masuk akal, juga berhenti untuk menyebarkannya.
“Kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama. Intinya be your self dan kita harus mengasah skill yang kita punya dan kalian harus bisa menjadi generasi yang positif dan mampu menaklukan dunia,” pesan Heny.
Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Andina Arbarini.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.
Advertisement