Liputan6.com, Jakarta International Nurse Day atau Hari Perawat Internasional setiap tahun dirayakan pada 12 Mei sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada perawat di seluruh dunia, atas kontribusi mereka terhadap masyarakat.
Ada cerita dari tokoh di balik momen peringatan Hari Perawat Internasional. Adalah Florence Nightingale, seorang perawat yang lahir pada 12 Mei 1820 yang punya mimpi besar memperbaiki dunia kesehatan.
Advertisement
"Dia adalah pendiri keperawatan modern yang juga telah melakukan banyak penelitian tentang pengendalian infeksi. Dia adalah orang pertama yang menyadari, jika setiap orang memiliki rumah sakit yang bersih, melakukan kebersihan tangan, menjaga kebersihan rumah sakit, mengganti sprei dan lainnya, maka pasien akan lebih sedikit terkena infeksi dan sembuh lebih cepat," ujar Erin Lloyd selaku Technical Manager EMC Healthcare saat berbincang dengan tim Liputan6.com, Jumat (12/5).
Namanya dikenal karena dia menjadi satu-satunya sukarelawan perempuan yang menjadi perawat di Perang Krimea pada 1854. Saat itu, banyak prajurit yang terluka dan Florence pun mengatur segala aspek yang ada di rumah sakit.
Singkat cerita, dia adalah perawat pertama yang fokusnya sangat masif terhadap kebersihan atau sanitasi bangsal. Bukan sekadar mengobati luka, penggantian perban dan pemberian obat secara berkala, namun dia juga mengatur jarak antar tempat tidur pasien hingga sirkulasi udara bangsal.
Dia jugalah orang yang menetapkan standar dan kualitas dunia keperawatan di Inggris dan diikuti oleh berbagai sekolah keperawatan di dunia. Florence pun dikenal sebagai pelopor perawat modern yang berhasil mengembangkan teori keperawatan.
EMC Gelar Webinar Hybrid
Setiap tahun Konsil Keperawatan Internasional selalu mengangkat tema berbeda dalam peringatan Hari Perawat Internasional. Tahun ini, tema yang diusung adalah Our Nurses, Our Future.
Selaras dengan tema dan perayaan Hari Perawat Internasional, EMC pun menggelar webinar hybrid dan workshop yang digelar di RS EMC Tangerang pada 12 Mei 2023, pukul 07.00-16.15 WIB. Benang merah dalam gelaran acara tersebut adalah fokus membahas mengenai Pencegahan dan pengendalian infeksi serta budaya keselamatan melalui prinsip teknik aseptik.
Dalam acara tersebut akan hadir enam narasumber, yaitu:
- Simon David Clare, Research and Practice Development Director ANTT
- Cherrie Lowe, CEO of Tren Care Systems in Australia, New Zealand, and UK
- Erin Lloyd, Technical Manager of EMC Healthcare
- Harif Fadillah, Ketua Umum DPP PPNI
- Elis Puji Utami, Ketua PP HIPPII
- Siti Indriani, PPI Corporate EMC Healthcare
Nantinya, acara yang melibatkan 43 orang sebagai panitia dari EMC Healthcare dan Grha Hospital Group (RS EMC Alam Sutera, RS EMC Pekayon, RS EMC Sentul, RS Grha Kedoya, RS EMC Cikarang, RS EMC Pulomas, RS EMC Tangerang, dan RS EMC Cibitung) itu, dihadiri oleh sejumlah rumah sakit pemerintah dan swasta di seluruh Indonesia.
"Untuk peserta yang mengikuti kegiatan ini, ada sekitar 688," ujar Erin.
Advertisement
Workshop ANTT
Dalam webinar tersebut ada empat materi yang akan disampaikan para narasumber, salah satunya mengenai Aseptic Non Touch Technique (ANTT). Siti Indriani selaku PPI Corporate EMC Healthcare menjelaskan, ANTT menjadi salah satu materi yang disampaikan oleh Simon David.
ANTT adalah kerangka praktis klinis berbasis bukti komprehensif pertama dan satu-satunya yang digunakan secara luas di dunia, untuk teknik aseptik. Program ini lebih dulu diterapkan masif di UK dan Australia, dan EMC akan mengadopsi standar ANTT di Indonesia.
"Kami akan memperkenalkan guideline ANTT itu seperti apa. Kami yakin, ANTT ini dapat membuka mata banyak petugas layanan kesehatan yang hadir. Dalam workshop juga akan dijelaskan kalau standar ANTT dapat digunakan di prosedur invasif apapun, mulai dari tindakan pembedahan, pemasangan kateter urine, pemasangan kateter sentral dan perifer, perawatan luka, pengambilan sampel darah, pemberian terapi intravena, dll, sehingga tindakan itu semua dapat mencegah terjadinya infeksi pada pasien selama dalam perawatan (Healthcare Associated Infections/HAIs),” jelas Siti.
Lebih lanjut, Siti menjelaskan kalau EMC telah menyiapkan materi workshop mengenai standar ANTT yang mudah dipahami.
Perawat Jadi 'Investasi' Penting Dalam Layanan Kesehatan
Bicara soal perawat, Erin pun punya pendapat mengenai profesi ini. Menurutnya, perawat di Indonesia mampu menjalankan bidang pekerjaannya dengan sangat baik.
Untuk mendukung perannya dalam hal merawat pasien, Erin berpendapat kalau seorang perawat, harus memiliki kompetensi yang terus berkembang dari waktu ke waktu dan memahami proses perawatan pasien secara detail, terutama untuk mengontrol infeksi.
"Kami sebagai sebuah organisasi (EMC Healthcare) sangat fokus pada investasi perawat, melindungi, dan menghargai mereka karena itu adalah bagian dari visi dan misi EMC sebagai penyedia layanan kesehatan yang unggul dan terpercaya," kata Erin.
Lebih lanjut, Erin membeberkan, tahun ini saja EMC Healthcare mensponsori 65 perawat dengan meningkatkan kualifikasi mereka dari D3 menjadi S1. Para perawat di EMC didorong untuk mengejar program pembelajaran, untuk terus memastikan kompetensinya.
Kedua, EMC Healthcare juga melindungi perawatnya dengan menyediakan lingkungan yang aman bagi para staf, dokter, pasien dan pengunjung. Mulai dari perlindungan dari infeksi dengan menyediakan APD lengkap, seperti masker, gaun, sarung tangan, hingga pembuangan benda tajam yang tepat, melakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan pemberian vaksin.
Ketiga, EMC Healthcare berupaya untuk menghargai stafnya terkait upaya kerja dan kontribusi mereka dalam bekerja. Dengan saling menghargai, EMC dapat membangun tim yang solid.
"Kami juga memiliki banyak kebijakan prosedur terkait respect yang ada dalam kode etik. Saat ini kami mengembangkan kebijakan mengenai intimidasi pelecehan di tempat kerja, agar para perawat merasa nyaman bekerja, tidak hanya dengan rekan kerja, tapi juga dengan pasien itu sendiri," kata Erin.
(*)
Advertisement