Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan bahwa Indonesia mendapatkan persetujuan dari Singapura untuk ekspor ayam hidup ke negaranya. Hal ini merupakan prestasi baru dalam sektor pertanian.
"Keberhasilan uji pengiriman ayam hidup ke Singapura jumat lalu merupakan sejarah baru bagi Indonesia dan ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan karena sebelumnya ekspor dilakukan dalam bentuk ayam karkas," kata Mentan SYL, Senin (15/5) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian.
Advertisement
Mentan SYL menyampaikan, capaian kinerja ini merupakan hasil dari upaya Kementerian Pertanian yang terus mendorong peningkatan ekspor semua komoditas pertanian melalui kegiatan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks), termasuk untuk unggas dan produk turunannya.
"Perunggasan nasional kita ini mempunyai potensi yang luar biasa produksinya, sehingga kita dorong untuk berorientasi kepada daya serap pasar dan adaptif terhadap berbagai tantangan, termasuk memanfaatkan peluang ekspor. Untuk itu, kami telah turunkan tim untuk melakukan pendampingan ke semua pelaku usaha agar terus meningkatkan daya saingnya, selain itu juga kita bantu untuk mencari akses pasar baru," katanya.
Lebih lanjut Mentan SYL menyampaikan, keberhasilan pengiriman perdana dalam bentuk ayam hidup broiler ini menjadi salah satu kesuksesan Indonesia. Menurutnya, Singapura merupakan salah satu role model negara yang menerapkan tingginya standar penjaminan keamanan pangan bagi masyarakatnya, sehingga dengan keberhasilan ini, Indonesia mampu menunjukkan kepada dunia bahwa produknya terjamin dan dapat bersaing secara global.
"Uji pengiriman ini menjadi momentum kita bersama untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing perunggasan nasional. Kami optimis sektor pertanian akan mampu berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian nasional kedepan menjadi lebih kuat untuk kemakmuran masyarakat," ujarnya.
Sebagai informasi, uji pengiriman ayam hidup broiler sebanyak 23.000 ekor ayam atau setara berat 41,47 ribu ton ke Singapura, berhasil dilakukan oleh salah satu perusahaan unggas nasional pada 13 Mei 2023. Dari Indonesia menargetkan bisa ekspor ayam hidup sebanyak 1.500 ton atau 900 ekor (dengan asumsi berat rata rata 1 ekor ayam, yaitu 1,7kg) sampai dengan akhir tahun 2023.
Selain itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan, Nasrullah juga mengatakan, Ditjen PKH telah memastikan produk yang akan dikirim ke Singapura merupakan komoditas unggas yang berasal dari Farm yang bebas outbreak (kompartemen bebas) penyakit Avian Influenza (AI).
Nasrullah menjelaskan, Indonesia telah melakukan harmonisasi persyaratan teknis kesehatan hewan negara Singapura, dalam menjamin kesesuaian persyaratan, melakukan monitoring pengujian penyakit seperti AI dan Salmonella yang dilakukan oleh Balai Veteriner Ditjen PKH.
"Pelaksanaan uji coba pengiriman ayam hidup dari Pulau Bintan telah dilakukan pada hari Jumat tanggal 12 Mei 2023 lalu di bawah supervisi Ditjen PKH dan Singapore Food Agency (SFA)," kata Nasrullah.
Menurut Nasrullah, hal ini dilakukan untuk memastikan ayam dapat tetap dalam kondisi sehat dan pengiriman ayam telah memenuhi aspek kesejahteraan hewan dengan mortalitas yang rendah.
"Alhamdulillah ini berhasil karena tingkat kematian atau yang sakit akibat transportasi laut hanya 0,7% dan kita patut berbangga hati, karena ini merupakan bukti bahwa produk peternakan Indonesia memiliki kualitas yang baik dan mampu memenuhi jaminan keamanan pangan yang sesuai dengan standar internasional. Rencananya untuk ekspor perdana nantinya akan dilaunching secara langsung oleh Bapak Menteri Pertanian dalam waktu dekat."
Nasrullah menyebutkan, potensi produksi daging ayam ras nasional tahun 2022 tercatat sebanyak 3,67 juta ton, kebutuhannya 3,19 juta ton dan surplus sebanyak 473,43 ribu ton.
"Hal ini menunjukkan Indonesia adalah negara yang mampu menyuplai kebutuhan unggas dan produk turunannya bukan hanya bagi masyarakat Indonesia tetapi siap untuk mensuplai kebutuhan pangan global," ujarnya.
(*)