Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) bakal membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 USD 1 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Selasa (16/5/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 11 Mei 2023.
Advertisement
Sebelumnya, Adaro telah membagikan dividen interim sebanyak USD 500 juta. Sehingga, dividen tunai yang akan dibagikan senilai USD 500 juta atau setara dengan USD 0,016 per saham.
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak USD 2,49 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 4,41 miliar serta total ekuitas senilai USD 6,52 miliar.
Jadwal
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 22 Mei 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 23 Mei 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 24 Mei 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 25 Mei 2023
- Recording date: 24 Mei 2023
- Pembayaran dividen: 6 Juni 2023
Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membagikan dividen senilai USD 1 miliar. Jumlah dividen itu setara 40,11 persen laba perseroan tahun buku 2022.
Dari sisi jumlah, dividen kali ini memang lebih besar dibandingkan dividen tahun buku 2021. Sejalan dengan laba perseroan yang naik 167,07 persen atau sebesar USD 2,49 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 933,49 juta.
Namun, dari sisi persentase mengalami penyusutan dibanding persentase dividen tahun buku 2021 yang mencapai 69,63 persen. Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir mengatakan, perseroan bermaksud mengalokasikan sisa laba bersih untuk mempertebal kas perseroan untuk menunjang bisnis Adaro ke depannya.
"Kita pengen Adaro yang kita cintai ini bisa terus eksis 50-100 tahun ke depan. Untuk itu tentunya di satu sisi kita juga harus menyeimbangan antara pembagian dividen, tetapi juga kita harus siapkan untuk pengembangan pilar-pilar ke depan," kata pria yang akrab disapa Boy Thohir dalam konferensi pers usai RUPST, Kamis, 11 Mei 2023.
Tebar Dividen Interim
Sebelumnya, perseroan telah membagikan dividen interim sebesar USD 500 juta atas laba bersih periode sembilan bulan yang berakhir pada 31 September 2022.
Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,9 miliar. Dengan begitu, sisa dividen yang akan dibagikan yakni sebesar USD 500 miliar.
Boy menambahkan, dengan kondisi keuangan Adaro saat ini, perseroan masih mampu untuk menjalankan inisiatif sustainability ke depan. Sebab, perseroan menyadari ketersediaan batu bara akan menipis seiring waktu. Sehingga perseroan perlu melakukan persiapan untuk mempertahankan kinerja di masa mendatang.
"Jadi istilah saya kita nabung. Kita enggak bagiin semua karena memang kita punya kepentingan, pemegang saham juga mempunyai kepentingan untuk Adaro ini bisa eksis dan memberikan return," kata Boy.
Perseroan saat ini fokus untuk mengembangkan sejumlah proyek dari tiga pilar utama perseroan, Adaro Energy, Adaro Minerals, dan Adaro Green dengan pendanaan yang diakui tidak sedikit. Namun dengan kemampuan Adaro, Boy yakin perusahaan akan tetap eksis dan terus berkembang dari tahun ke tahun. "Kalau proyek-proyek itu bisa jalan, kontribusi grup kita kepada perekonomian Indonesia cukup signifikan," ujar dia.
Advertisement
RUPST Adaro Energy Indonesia Setujui Rencana Buyback Rp 4 Triliun
Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) telah memperoleh restu pemegang saham atas rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp 4 triliun. Rencana tersebut disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar perseroan pada Kamis, 11 Mei 2023.
"Pemegang saham menyetujui rencana pembelian kembali saham perseroan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK/2017 tentang pembelian kembali saham yang dilakukan oleh perusahaan terbuka, dengan periode pembelian kembali saham adalah 18 bulan terhitung sejak 12 Mei 2023," mengutip hasil RUPST Adaro Energy Indonesia, Kamis (11/5/2023).
Dari dana buyback Rp 4 triliun, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan. Rencananya, buyback saham akan dilakukan secara bertahap dalam periode tiga bulan terhitung sejak 15 Februari 2023.
Untuk itu, periode buyback saham dimulai dari 15 Februari 2023 sampai dengan 15 Mei 2023. Sebelumnya, pada 2021 perseroan telah melakukan buyback dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan berdasarkan POJK 2/2013. Periode pembelian kembali saham tersebut dilakukan dalam empat kali masa perpanjangan dengan periode yang terakhir adalah 16 September 2022 sampai dengan 16 Desember 2022.
Pada periode tersebut, perseroan telah melakukan pembelian kembali saham sebesar 1.000.000.000 lembar saham atau 3,13 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Pada 2023, perseroan kembali melakukan pembelian kembali saham perseroan dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan berdasarkan POJK 2/2013 sejak 15 Februari 2023 sampai dengan 15 Mei 2023. Untuk periode tersebut, perseroan telah melakukan pembelian kembali saham sebesar 20.505.100 lembar saham atau 0,06 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Direktur Adaro Energy Lepas Saham ADRO Rp 11,7 Miliar
Sebelumnya, Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), Julius Aslan melepas sebagian kepemilikan saham ADRO pada 20 Desember 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (21/12/2022), Julius Aslan divestasi saham Adaro Energy Indonesia sebanyak 3 juta lembar saham. Transaksi tersebut dilakukan sebanyak dua kali secara bertahap.
Transaksi pertama, Julius menjual 2 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp 3.930. Transaksi kedua, Julius menjual 1 juga saham dengan harga pelaksanaan Rp 3.920. Dengan demikian, transaksi penjualan saham tersebut meraup dana sebesar Rp 11,78 miliar.
"Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis Manajemen ADRO, Rabu (21/12/2022).
Usai melakukan transaksi tersebut, Julius menggenggam 11.000.000 lembar saham ADRO. Sebelumnya, Julius menggenggam 14.000.000 lembar saham.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 20 Desember 2022, saham ADRO merosot 1,26 persen ke posisi Rp 3.920 per saham. Saham ADRO berada di level tertinggi Rp 3.990 dan terendah Rp 3.910 per saham. Kapitalisasi pasar tercatat Rp 125,38 triliun.
Advertisement