Liputan6.com, Jakarta - Penyakit kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia tak hanya menyerang orang dewasa tapi juga anak-anak. Hal ini disampaikan dokter spesialis gizi klinik Putri Sakti.
"Bisa (menyerang anak-anak), jadi hiperkolesterolemia itu bisa muncul dari anak-anak tapi memang jarang diketahui. Karena kan memang anak-anak itu lebih aktif dibanding kita, main lah, lari, segala macam," ujar Putri dalam acara Halal Bihalal dan Health Talkshow Nutrive Benecol di Jakarta Pusat pada Selasa 16 Mei 2023.
Advertisement
"Beda cerita kalau dia (anak-anak) sedentary lifestyle ya, suka nonton, pakai gadget jadinya risiko obesitas besar. Maka enggak heran di anak-anak juga ada risiko penyakit darah tinggi, gangguan fungsi ginjal, bisa jadi ini efek tidak langsung dari si kolesterol atau lemak yang numpuk di dinding pembuluh darahnya," lanjut Putri.
Bahaya Ketika Anak Terkena Kolesterol Tinggi
Banyaknya lemak yang menempel di dinding pembuluh darah anak dapat membuat beberapa fungsi organ tubuhnya tidak berjalan dengan baik.
Putri pun menyampaikan, guna menurunkan kolesterol pada anak maka pola makan dan aktivitas fisiknya perlu diperhatikan. Namun, pengaturan pola makan atau diet pada anak tidak sama dengan orang dewasa.
"Pada anak-anak yang kolesterol-nya atau massa lemaknya tinggi dietnya beda dengan orang dewasa. Kalau orang dewasa kan ada diet khusus, kalau di anak-anak ini kembali lagi dibutuhkan kalorinya, dia enggak bisa restriksi (dibatasi) terlalu besar karena anak butuh tumbuh dan berkembang," kata Putri.
Cegah Kolesterol Tinggi pada Anak dengan Diet Sesuai Usia dan Kebutuhan
Oleh sebab itu, lanjut Putri, anak-anak perlu diet sesuai usia, tinggi badan, berat badan, bahkan jenis kelamin.
Sehingga, diet penurunan kolesterol untuk anak terbilang sangat individual atau tergantung kondisi setiap anak.
"Pertama kita kembaliin ke kebutuhan normalnya berapa. Yang kedua olahraganya memang untuk anak-anak itu lebih besar. Untuk anak-anak hingga 18 tahun, olahraganya bukan 30 minimal menit seperti kita tapi minimal satu jam per hari," katanya.
Olahraga satu jam per hari untuk anak bertujuan membantu mereka agar tak perlu melakukan diet ketat seperti orang dewasa, tapi lemak dan kolesterol mereka bisa turun secara bertahap.
Advertisement
Alasan Penyakit Kolesterol Tinggi Disebut Silent Killer atau Pembunuh Diam-Diam
Putri pun menyebut kolesterol tinggi sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam.
"Kenapa kolesterol itu disebut silent killer atau silent disease? Karena pada tahap awal, kolesterol itu tidak bergejala jadi membuat kita suka abai. Kadang karena enggak ada gejala kita enggak pernah cek darah kan," ujarnya.
Umumnya, orang-orang baru memeriksakan diri ketika sudah ada gejala. Padahal ketika gejala muncul, kolesterol atau lemak sudah menumpuk di pembuluh darah. Maka dari itu, kolesterol tinggi disebut sebagai silent killer.
Penyakit kolesterol sendiri bisa berujung pada penyakit jantung atau stroke. Ini tergantung pada lokasi penumpukannya.
"Tergantung penumpukannya di mana, kalau sudah dibilang silent killer, itu berarti sudah memicu penyakit," katanya menambahkan.
Cek Kolesterol Minimal Setahun Sekali
Maka dari itu, untuk mengetahui adanya penyakit kolesterol sejak dini maka cek darah menjadi penting.
"Bagusnya, kita dari usia 20 tahun ke atas minimal setahun sekali harus cek, apalagi kalau kita punya riwayat keluarga, entah kolesterolnya gampang tinggi, jantung, stroke, darah tinggi ya kita mulai aware aja," kata Putri.
Putri pun menyarankan agar masyarakat menjaga pola makan dan rutin melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Misalnya jalan cepat selama 30 menit sehari.
"Misalnya kalau kita lagi jam istirahat kerja atau lagi di mal, bisa jalan cepat selama 30 menit agar tubuh tetap aktif," katanya menambahkan.
Advertisement