Liputan6.com, Sapporo - Jepang dikenal punya kafe-kafe yang unik dan beragam. Salah satunya Mondaiji Con Cafe Daku yang terletak di daerah Sapporo.
Dengan konsepnya yang tidak biasa, kafe ini cukup dapat menarik banyak pelanggan.
Advertisement
Mondaiji Con Cafe Daku (Problem Child Dark Cafe) dibuka untuk pertama kalinya pada tanggal 3 Maret lalu. Pihak kafe berharap dapat menarik pelanggan yang bersedia membayar 2.500 yen (sekitar 270 ribu rupiah) per jam untuk minum sepuasnya dengan mempekerjakan gadis-gadis yang 'tidak stabil secara mental' dan 'bermasalah' yang suka berpakaian gelap, dan pakai seragam gaya goth sebagai pramusaji.
Akan tetapi, gagasan itu menjadi bumerang ketika salah satu pramusaji mendalami perannya terlalu jauh dengan menambahkan darah ke dalam koktail, dilaporkan atas permintaan seorang pelanggan.
Mengutip laporan Oddity Central yang dikutip Jumat (19/5/2023), seorang pramusaji muda dari kafe tersebut dituduh melakukan tindakan 'borderline terrorism setelah diketahui mencampurkan darahnya sendiri ke dalam koktail pelanggan. Pihak kafe segera memecat wanita muda itu setelah manajemen mengetahui insiden tersebut, dan meminta maaf kepada pelanggan.
"Meminum darah orang lain adalah tindakan yang sangat berbahaya,” kata Dr Zento Kitao, menyarankan agar pelayan dan pelanggan yang dilaporkan meminta darahnya untuk segera melakukan tes darah.
“Kasus orang yang terinfeksi karena meminum darah orang lain jarang terjadi, tetapi penyakit parah dapat ditularkan melalui darah, termasuk HIV, Hepatitis C, Hepatitis B, dan sifilis. Bila ada luka di mulut, itu akan mudah tertular melalui transmisi darah,” tambah Kitao.
Tanggapan Tindakan
Kafe tersebut mengatakan bahwa tindakan pramusaji itu sama sekali tidak dapat diterima.
Pihak kafe kemudian juga mengumumkan penutupan selama sehari untuk mengganti semua gelas minum di sana.
Reaksi online terhadap berita itu beragam. Ada beberapa orang yang menyalahkan kafe karena mengiklankan stafnya sebagai tidak stabil secara mental dan kemudian memecat mereka karena bertindak seperti itu, ada juga yang bercanda bahwa karyawan harus dipuji karena mencurahkan keringat dan air mata mereka ke dalam pekerjaan mereka, terutama ketika mereka melakukannya secara harfiah.
Advertisement
Kafe Unik Lain
Kafe unik lain yang ditawarkan Jepang lainnya teruntuk pengunjung yang dikejar deadline tulisan.
Dikutip dari Japan Today, Selasa (26/4/2022), tempat bernama Manuscript Writing Cafe alias Kafe Penulisan Naskah itu berlokasi di Distrik Koenji, Tokyo.
Kafe itu dioperasikan sebagai tempat aman dan basis bagi para penulis yang harus segera menyelesaikan deadline mereka. Konsep itu bukan hanya sekedar wacana, tapi berlaku sebagai peraturan bagi semua pengunjung.
"Kafe Manuscript Writing hanya mengizinkan orang yang memiliki tenggat waktu menulis! Itu untuk menjaga tingkat fokus dan suasana tegang di kafe! Terima kasih atas pengertiannya." Peraturan itu tertulis dengan jelas di dinding kafe.
Cara Kerja Kafe
Setiap pengunjung yang baru tiba di kafe akan menerima sebuah kartu. Mereka kemudian diminta untuk menuliskan target yang akan dicapai selama berada di kafe tersebut.
"Misalnya, 'menyelesaikan tulisan dengan 2.000 kata' atau 'menulis dua halaman,' dan lain-lain," demikian keterangan dalam blog tersebut.
Kartu itu kemudian diserahkan kepada manajer kafe. Ia nantinya akan menjadi pengawas perkembangan target yang berhasil dicapai setiap jam. Anda tidak akan bisa keluar dari kafe itu bila target yang dituliskan di awal belum tercapai.
"Manajer, yang tidak memiliki minat langsung pada Anda, akan dengan lembut bertanya bagaimana kabar Anda dan ini akan memotivasi Anda untuk menyelesaikan tulisan!" sambung pernyataan itu.
Advertisement