'Kado Istimewa' untuk Si Meisya, Gajah Sumatra di Kabupaten OKI Sumsel

Pemasangan GPS Collar ke Meisya, salah satu gajah sumatra yang hidup liar di kawasan Sugihan-Simpang Heran Kabupaten OKI Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 17 Mei 2023, 15:00 WIB
Pemasangan GPS Collar ke Meisya, salah satu Gajah Sumatra yang hidup liar di kawasan Sugihan-Simpang Heran Kabupaten OKI Sumsel (Dok. Humas BKSDA Sumsel / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Gajah-gajah sumatra di kawasan kantong habitat Sugihan-Simpang Heran Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel, rutin dipasangkan GPC Collar.

Pemasangan tersebut, untuk mengetahui pola pergerakan gajah, melalui pemanfaatan teknologi satelit Inmarsat dalam selang waktu. Serta, untuk mengetahui seberapa besar kantong populasi Gajah Sumatra yang hidup liar di lokasi tersebut.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel sebelumnya sudah memasang GPS Collar ke dua kelompok gajah sumatra, yakni kelompok Meilani (berjumlah 34 ekor) dan kelompok Meissi (berjumlah 14 ekor) pada 2022 lalu.

Kali ini, kelompok Gajah Sumatra ke-3 juga dipasangi satu unit GPS Collar di bulan Mei 2023, di kantong habitat Sugihan-Simpang Heran OKI Sumsel.

Gajah sumatra tersebut diberi nama Meisya, karena berjenis kelamin betina, dengan berat 2.782 kilogram dan sudah berusia 25 tahun. Meisya merupakan salah satu kelompok gajah sumatra yang berjumlah 13 ekor.

Kepala BKSDA Sumsel Ujang Wisnu Barata mengatakan, pemantauan dan pemasangan GPS Collar ke Meisya dilakukan selama 2 hari, yakni 13-14 Mei 2023 di areal kerja Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) - Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Bumi Andalas Permai OKI Sumsel.

Ada beberapa pihak yang terlibat pemasangan GPS Collar ini yaitu PT OKI Pulp & Paper Mills, salah satu unit usaha APP Sinar Mas dan PT Bumi Andalas Permai (BAP), mitra pemasok APP Sinar Mas, Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa (PJHS), tim dokter hewan, dan Tim Teknis BBKSDA Riau.

“Sebelum terjun ke lapangan, tim sudah briefing konsolidasi untuk menyusun rencana dan strategi, membagi tugas. Serta memastikan kembali kelengkapan, kelayakan peralatan dan dilanjutkan survey dan memastikan target gajah sumatra,” ucapnya, Selasa (16/5/2023).

Ujang Wisnu Barata menjelaskan, kantong habitat Sugihan-Simpang Heran memiliki luas ± 632 ribu hektare. Di mana, di dalamnya telah tersepakati delineasi Koridor Gajah Liar oleh para pihak pada tanggal 23 Juni 2022, dengan luas ± 232 ribu hektare.

“Dengan keseluruhan areal koridor berada di kawasan hutan produksi pada wilayah konsesi anak perusahaan APP Sinar Mas,” ucapnya.

 


Populasi Terbesar

Pemasangan GPS Collar ke Meisya, salah satu Gajah Sumatra yang hidup liar di kawasan Sugihan-Simpang Heran Kabupaten OKI Sumsel (Dok. Humas BKSDA Sumsel / Nefri Inge)

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai KSDA Sumsel Sugito berujar, pemasangan GPS Collar bisa mewujudkan prinsip ko-eksistensi antara aktivitas manusia dan hidupan gajah liar.

“Apalagi gajah liar itu hidup di kantong habitat gajah yang merupakan populasi Gajah Sumatra terbesar di Sumsel,” ujarnya.

Jasmine N P Doloksaribu, Head of Landscape Conservation APP Sinar Mas menuturkan, APP Sinar Mas berkomitmen mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dalam program human-elephant co-existence.

“Pemasangan GPS Collar ini diharapkan dapat membantu dalam memahami prinsip berbagi ruang hidup antara manusia dan gajah, serta merumuskan strategi aksi konservasi yang efektif," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya