Ada TNI, Begini Nasib Desa Terisolasi di Sukoharjo

Pesan cinta apa yang dikirimkan oleh warga desa yang terisolasi selama puluhan tahun itu?

oleh Dewi Divianta diperbarui 11 Jul 2023, 09:51 WIB
Potensi wisata 'Laskar Pelangi' di Dukuh Kerto, Sukoharjo yang hanya memiliki akses jalan setapak. (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sukoharjo - Tak dalam hitungan hari, tetapi puluhan tahun Dusun Ngesong dan Dukuh Kerjo dipisahkan oleh ketiadaan akses jalan. Selama puluhan tahun warga Dukuh Kerjo hanya menggunakan jalan setapak untuk bisa sampai ke desa tepat di kaki Gunung Gajah Mungkur (Dusun Ngesong) itu.

Akses jalan setapak, menanjak puluhan tahun mereka gunakan untuk bersosialisasi dan penghubung perekonomian desa terisolir tak punya akses jalan itu. Karena itulah warga Dukuh Kerjo lebih sering berinteraksi dengan desa tetangganya, yang berbeda wilayah yakni Kabupaten Wonogiri.

Lantaran, Dukuh Kerjo bisa dengan mudah melewati area Manyaran, Sanggang, Bulu, yang akses jalannya jauh lebih baik untuk bisa tiba di Kelurahan Kedungsono. Untuk diketahui Dukuh Kerjo berada di area Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukohrajo, Kabupaten Sukoharjo.

Namun, dengan adanya TNI Manunggal Membangun Desa/TMMD Sengkuyung Tahap I, 45 jiwa warga Dukuh Kerjo bisa tersenyum lebar. Mereka juga bisa dengan mudah berinteraksi dengan warga Dusun Ngesong, dan sekitarnya khususnya daerah Desa Kedungsono.

Untuk mencapai balai desa mereka hanya butuh waktu 10 menit saja. Bandingkan dengan sebelumnya harus memutar jalan yang membutuhkan waktu 1,5 jam. Raut wajah bahagia terlihat dari Tupar (50) ketika disambangi di kediamannya, ia yang juga ketua Rukun Tetangga (RT) itu mengapresiasi personel TNI yang membantu merealisasikan impian mereka.


Jalan Penghubung TMMD Jadi Urat Nadi Perekonomian

Rumah di Kampung Ini Tak Pernah Bertambah dan Tak Pernah Berkurang, Jika Bertambah ini yang Terjadi (Dewi Divianta/liputan6.com)

"Saya selaku ketua RT Dukuh Kerjo merasa bangga dan senang dengan adanya TMMD di Desa kedungsono ini. Sudah dari dulu puluhan tahun cuma bermimpi punya jalan, dan akhirnya tahun ini tercapai," kata Tupar dengan mata berkaca-kaca kepada Liputan6.com, Rabu (17/5/2023).

Tupar bercerita, jarak antara Dusun Ngesong dan Dukuh Kerjo sepanjang 2 Km, meski pada pengerjaan jalan tersebut baru teralisasi 500 meter, warganya tidak mempersoalkan, dan menitipkan pesan cinta untuk para semua pihak yang membantu merealisasikan impian warga Dukuh Kerjo mendapatkan hak sama dengan warga lainnya.

"Semoga tidak berhenti di tengah jalan harus mencapai 2 Km, tapi sudah ada perhatian sampai sini (500 meter) sudah sangat bersyukur. Kami berharap proyek jalannya diperjuangkan untuk tahun berikutnya," harapnya.

Populasi warganya, Tupar melanjutkan, sebanyak 45 jiwa itu berprofesi sebagai petani dan sebagian mencoba peruntungan nasibnya di kota besar seperti, Jakarta dan Jawa Timur sebagai pedagang jamu gendong, nasi goreng dan kue putu.

 


Akses Pendidikan Lebih Dekat

Proses pengerjaan jalan penghubung desa yang selama puluhan tahun terisolasi. (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Jumlah pelajar dari Dukuh Kerja berjumlah 11 orang, dan tidak mendapatkan akses pendidikan sesuai domisili mereka, sama hal dengan sosialisasi warga di sana juga mendaftarkan pendidikan anaknya di wilayah Wonogiri.

"Kalau turun lewat bukit waktu abis untuk jalan, kasian anak-anak. Semoga jalan ini nanti jadi ikhiar mereka untuk menuntut ilmu di daerahnya sendiri dengan akses lebih dekat.

Tupar mengingat sebelum adanya jalan dari program TMMD Sengkuyung Tahap I itu, banyak warganya sering melewati jalan setapak untuk pergi ke pasar, mereka hendak menjual hasil bumi atau produksinya seperti tape singkong dan buah duwet (buah lokal). Dalam kesempatan itu ia mengucapkan terima kasih untuk TNI, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sukoharjo yang sudah memikirkan nasib mereka di pegunungan gajah mungkur itu.

Di sisi lain, Babinsa Sertu Tri Handoko yang sudah bertugas di Desa Kedungsono selama sembilan tahun itu menyebut meski daerahnya berada di atas dekat dengan puncak gunung gajah mungkur, Dukuh Kerjo memiliki banyak potensi. Selama mengemban tugas di wilayah itu, dirinya banyak hal yang untuk dikembangkan, mulai dari hasil bumi hingga produksi buatan khas warga di sana.

"Potensi wisata, ada puncak laskar pelangi yang view-nya nanti melihat hamparan sawah di bawah sana. Banyak spot view, dan ada gua warga sini masih dipakai untuk meditasi. Kalau jalan bagus, mengangkut hasil tani lebih dekat, dan biaya operasional lebih ringan," kata dia.


Saatnya Menikmati Kemerdekaan Jalan

Proses Pengerjaan Jalan Penghubung Desa Puluhan Tahun Terisloir (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Sementara itu, Perwakilan Pemerintah Desa (Pemdes) Suradi, mengatakan sudah saatnya waga di Dukuh Kerjo menikmati kemerdekaan dengan memiliki akses jalan penghubung yang layak. Setelah puluhan tahun mereka terisolasi dan harus berkorban waktu lama ketika ingin melakukan keperluaan dengan pihak kelurahan, khususnya mengurus administrasi kependudukan dan lainnya.

Bahkan, kebahagiaan juga dirasakan oleh warga dari kelurahan lain yang dengan sukarelawan mereka datang bergotong royong dengan pihak TNI membantu membantu pembuatan jalan itu. 

"Biasanya dulu warga Dukuh Kerjo mereka menjual hasil bumi lewatnya ya sini (lokasi TMMD). Tetapi, dengan kemajuan zaman sudah banyak yang memiliki mobil dan motor mereka memutar, memang butuh waktu lama," ujar Suradi.

Bukan kehidupan sosial di desa namanya ketika pekerjaan mereka tidak didukung warga lainnya dan para wanita. ya, para wanita dan warga sekitar secara bergilir menyiapkan air panas, gula, teh, kopi, dan logistik lain.

Meski, pihak Kelurahan Kedungso juga menyiapkan makanan tapi bantuan berupa makanan ringan juga diberikan warga di sekitar area pembangunan TMMD.

"Ini selain dikejakan TNI, tapi ada masyarakat dan juga perguruan silat ini pada datang dan bantu kerja bakti. Mereka datang sendiri, tidak kami minta," ujarnya.


Dari Anggaran APBD Sukseskan Potensi Wisata

Pesan Cinta Warga Desa Terisolir Puluhan Tahun Tak Punya Akses Jalan untuk TNI (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Untuk diketahui, Asisten I Sekretaris Daerah (Sekda), Agustinus Setiyono menyebut dengan menggunakan dana APBD Provinsi Jateng Rp 251.000.000, dan dana APBD Kabupaten Rp500.000.000, dengan total anggaran Rp 751.000.000. Anggaran tersebut untuk membukakan akses jalan agar warga tidak lagi terisolasi.

"Anggaran dari APBD untuk memberikan akses jalan pada wilayah yang memilik potensi wisata unggulan Kabupaten Sukoharjo. Potensi wisata alamnya bagus, dan akan kita prioritaskan," kata Agustinus ketika ditemui di lokasi TMMD.

Dengan menggunakan anggaran tersebut pada tahun 2023 ini Pemda bersama dengan TNI berkolaborasi membuatkan akses jalan untuk 45 jiwa yang puluhan tahun tidak memiliki akses jalan layak, mereka yang berada di Dukuh Kerjo tersebut. 

Ia mengaku akan berupaya pada tahun berikutnya agar anggaran lanjutan proyek jalan itu bisa dituntaskan sesuai jarak jalan antara Dusun Ngesong hingga ke Dukuh Kerjo.

"Tahap pertama ini membuka jalan sepanjang 500 meter dengan luas 3 meter. Panjang jalan dari titik awal sampai Dukuh Kerjo ini 2 km. Kita targetkan pada anggaran berikutnya bisa menyelesaikan hingga 2 km," tutur dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya