Liputan6.com, Sukoharjo APK malware yang disusupkan dalam undangan pernikahan digital dan disebarkan melalui aplikasi telegram tengah marak terjadi. Para penipu itu mencuri data orang lain untuk melakukan aksinya, seperti yang terjadi pada seorang wartawan bernama Nasution (39) yang akun Telegram miliknya diretas serta digunakan untuk mengirim undangan nikah digital.
Nasution baru tersadar telegramnya diretas ketika sudah tidak bisa diakses, bersamaan dengan itu dirinya mendapat informasi rekan dan juga koleganya mendapatkan undangan pernikahan digital melalui akun tersebut.
Nasution yang juga salah satu wartawan televisi lokal di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah itu menceritakan sejak 3 bulan lalu akun Telegramnya sudah tidak bisa diakses lagi.
Baca Juga
Advertisement
"Pertama kali saya tahu telegram dipakai modus penipuan, ditelepon kolega bahwa dia tidak bisa datang di hari pernikahan saya. Padahal saya tidak merasa mengundang dan mau menikah dalam waktu dekat," kata Nasution di Sukoharjo, Kamis (18/5/2023).
Virus Malware
Nasution yang merasa tidak akan melangsungkan pernikahan merasa bingung dan menanyakan kepada koleganya perihal undangan apa yang telah diterima.
Berdasarkan informasi dari kolega tersebut, Nasution menginformasikan insiden yang menimpanya itu melalui status Whatsapp miliknya. Status Whatsappnya itu langsung mendapat respon dari banyak orang yang melihatnya, termasuk para pejabat di lingkungan Pemerintahan Daerah Sukoharjo yang juga mendapatkan undangan serupa.
Berbekal banyaknya orang yang hampir tertipu dengan undangan pernikahan palsu itu, ia kemudian melaporkan kejadian yang menimpanya tersebut ke Polres Sukoharjo.
"Tak hanya satu orang yang menerima ini, tetapi banyak yang menerima undangan pernikahan palsu mengatasnamakan saya itu. Banyak pejabat Pemda yang dapat pesan ini. Saya sudah melaporkan kejadian ini ke SPKT Polres Sukoharjo," ujar dia.
Sementara itu, Kapolres Sukoharajo, AKBP Sigit menanggapi kejahatan siber yang menimpa Nasution. Sigit mengimbau kepada semua masyarakat untuk lebih teliti dalam menerima pesan dan tidak terburu-buru mengeklik tautan yang terlampir.
"Kita cari tahu dulu tentang kebenaran link undangan nikah digital itu, jangan langsung diklik. Kita sudah terima laporan korban, akan segera ditindak lanjut agar tidak muncul korban-korban lainnya," ucap Kapolres.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Persandian dan Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sukoharjo yang juga menerima undangan itu mengaku curiga dengan tampilan undangan digital tersebut.
"Pada tampilan link itu bukan pdf, jpg, atau jpeg, tetapi Apk. Itu link Apk ketika diklik yang berisi di ponsel kita bisa di-copy pihak tertentu atau si peretas ini," ujarnya.
Ia menyarankan ketika masyarakat menerima undangan berbentuk Apk seperti itu untuk tidak langsung di-klik, tetapi berkonsultasi dengan pihak terkait yang mengerti tentang IT, sehingga malware yang disusupkan di aplikasi itu tidak bisa mengakses data-data penting yang tersimpan di ponsel.
Advertisement