Banjir Besar di Kawasan Italia Utara, 3 Orang Tewas dan 5.000 Warga Dievakuasi

Pejabat di Italia utara pun segera memperingatkan penduduk untuk pergi ke tempat yang lebih tinggi pada Rabu, 17 Mei 2023 di tengah kekhawatiran sungai yang meluap akibat hujan akan kembali meluap.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 17 Mei 2023, 17:23 WIB
Karung pasir berbaris di sepanjang jalan yang banjir di Bologna, Italia pada Selasa, 16 Mei 2023. Hujan deras yang tidak biasa telah menyebabkan banjir besar di Emilia Romagna, di mana kereta api dihentikan dan sekolah ditutup di banyak kota, sementara orang diminta untuk meninggalkan lantai dasar rumah mereka dan menghindari keluar. (Michele Nucci/LaPresse via AP)

Liputan6.com, Roma - Banjir melanda wilayah bagian utara di Italia dan menewaskan sedikitnya tiga orang, memaksa sekitar 5.000 orang dievakuasi.

Pejabat di Italia utara pun segera memperingatkan penduduk untuk pergi ke tempat yang lebih tinggi pada Rabu, 17 Mei 2023 di tengah kekhawatiran sungai yang meluap akibat hujan akan kembali meluap.

Wali kota Kota Cesena Enzo Lattuca mengunggah video pada Rabu pagi di Facebook untuk memperingatkan bahwa hujan lebat yang berlanjut di wilayah Emilia-Romagna dapat kembali membanjiri Sungai Savio dan anak-anak sungai yang lebih kecil.

Ia juga mendesak penduduk untuk pindah ke lantai atas rumah dan menghindari tepi sungai. Selain itu juga mengumumkan penutupan lalu lintas beberapa jembatan dan jalan setelah banjir besar membuat sungai lumpur mengalir melalui kota.

"Situasi bisa kembali menjadi kritis," katanya, demikian dikutip dari AP, Rabu (17/5/2023).

"Kita tidak bisa dengan cara apa pun menurunkan kewaspadaan kita."

Menteri Perlindungan Sipil Nello Musemeci membenarkan tiga orang tewas dan 5.000 orang dievakuasi.

Wakil kepala badan tersebut, Titti Postiglione, mengatakan bahwa operasi penyelamatan bagi mereka yang membutuhkan evakuasi darurat sangat sulit mengingat begitu banyak jalan dan rute yang terendam banjir.

Berbicara di Sky TG24, Postiglione mencatat bahwa zona banjir yang terkena dampak meliputi petak luas dari empat provinsi yang, sampai hujan lebat, telah kering akibat kekeringan yang berkepanjangan.

Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan pemerintah kini sedang memantau situasi dan siap untuk campur tangan dengan bantuan yang diperlukan.


Lebih dari 300 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang dan Longsor di RD Kongo, Rwanda

Foto udara yang diambil pada 6 Mei 2023 ini menunjukkan tanah longsor yang melanda desa Nyamukubi, bagian timur Republik Demokratik Kongo. (AFP)

Bicara soal banjir, belum lama ini juga terjadi banjir di bagian timur Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), di Provinsi South Kivu, tempat di mana Danau Kivu berada.

Korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di RD Kongo telah meningkat mencapai lebih dari 200 orang dan sejumlah lainnya masih hilang, kata otoritas setempat.

Kalehe, wilayah di Kivu yang paling terpukul, melaporkan bahwa sejauh ini 203 jenazah telah ditemukan, dikutip dari VOA, Minggu (7/5/2023). Upaya pencarian untuk menemukan korban lain yang dilaporkan hilang masih berlanjut.

Di desa Nyamukubi, di mana ratusan rumah hanyut, petugas penyelamat dan penyintas menggali reruntuhan pada Sabtu, 6 Mei 2023 untuk mencari lebih banyak mayat di lumpur.

Penduduk desa menangis ketika mereka berkumpul di sekitar beberapa jenazah yang ditemukan, yang tergeletak di rerumputan dan tertutup kain berlumpur di dekat pos penyelamat.

Baca selebihnya di sini...


Banjir Bandang Melanda 2 Provinsi yang Porak-poranda Akibat Gempa Turki, 14 Orang Tewas

Kendaraan dan puing-puing berserakan akibat banjir yang dipicu hujan deras di Sanliurfa, Turki, pada Rabu (15/3/2023). Banjir akibat hujan deras melanda dua provinsi yang porak poranda akibat gempa bulan lalu, menewaskan sedikitnya 14 orang. (Hakan Akgun/DIA via AP)

Selain itu, banjir bandang yang dipicu hujan lebat juga pernah melanda dua provinsi di Turki yang sebelumnya hancur akibat gempa 6 Februari 2023. Bencana itu menewaskan sedikitnya 14 orang dan meningkatkan kesengsaraan bagi ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal.

Badan Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengungkapkan bahwa dalam satu periode 24 jam, curah hujan di Provinsi Adiyaman mencapai 136 mm dan 111 mm di Provinsi Sanliurfa.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, tim penyelamat masih mencari lima orang yang dilaporkan hilang di tiga lokasi, setelah banjir bandang mengubah jalan di Provinsi Adiyaman dan Sanliurfa menjadi sungai, menghanyutkan mobil, menggenangi rumah dan tempat pengungsian korban gempa.

Sedikitnya 12 orang tewas di Sanliurfa, termasuk lima warga negara Suriah yang mayatnya ditemukan di bawah tanah apartemen yang terendam banjir.

Gubernur Sanliurfa Salih Ayhan mengatakan, wilayah tersebut belum pernah mengalami bencana banjir bandang seperti itu.

"Ketika saya bangun, rumah kami terendam air," kata Melek Yildirim setelah dievakuasi dari sebuah jalan di Sanliurfa dengan perahu, dilansir dari AP, Kamis (16/3/2023).

Baca selebihnya di sini...


200 Orang Tewas Akibat Badai Freddy di Malawi, Warga Terseret Arus Banjir

Air banjir yang disebabkan oleh hujan lebat setelah pendaratan Topan Freddy di Blantyre pada 14 Maret 2023. Topan Freddy, membawa angin kencang dan hujan deras, menewaskan lebih dari 100 orang di Malawi dan Mozambik saat kembali ke daratan Afrika bagian selatan, kata pihak berwenang pada 13 Maret 2023. (AFP/Jack McBrams)

Selain itu, Badai Malawi juga mengakibatkan banjir belum lama ini dan dilaporkan merenggut nyawa lebih dari 200 orang. Korban jiwa banyak ditemukan di pusat komersial Blantyre. Puluhan anak turut menjadi korban jiwa bencana alam tersebut.

Melansir dari BBC, Rabu (15/3/2023), pemerintah telah menetapkan 10 distrik di bagian selatan Malawi sebagai wilayah terjadinya bencana. Para regu penolong terus berjuang mencari para survivor yang terkubur dalam lumpur.

"Kami ada sungai yang meluap, kami melihat ada orang-orang hanyut di air, kami ada gedung-gedung yang kolaps," ujar jubir polisi Peter Kalaya.

Seorang anak kecil ada yang berhasil diselamatkan setelah kepalanya terjebak dalam lumpur.

"Itu sangat sulit dilakukan tetapi kami berhasil menariknya," ujar seorang warga Blantyre bernama Aaron Ntambo yang terlibat proses evakuasi.

Kelompok Doctors Without Borders menyebut lebih dari 40 anak kecil di Malawi yang dinyatakan meninggal ketika tiba di rumah sakit. Pihak berwenang meminta agar keluarga yang berduka segera mengambil jenazah-jenazah untuk dikubur, sebab kamar mayat rumah sakit sudah penuh.

Baca selebihnya di sini...

Infografis Hujan Ekstrem dan Banjir, Sukabumi, Bogor, Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya