Liputan6.com, Jakarta - Terobosan dari para insinyur di University of Waterloo telah membuka jalan bagi metode baru pemrograman robot untuk membantu penderita demensia dalam menemukan barang-barang yang lupa mereka simpan, seperti obat-obatan, kacamata, dan telepon genggam.
Sementara fokus awal dari teknologi ini adalah membantu individu dengan demensia, potensi penerapannya dapat meluas ke siapa pun yang memiliki masalah dalam mencari barang-barang mereka yang mungkin hilang.
Advertisement
"Seorang pengguna dapat terlibat tidak hanya dengan robot pendamping tetapi juga robot pendamping terpersonalisasi yang dapat membantu mereka lebih mandiri," ujar Dr. Ali Ayub, seorang post-doctoral fellow di bidang teknik elektro dan komputer untuk penelitian ini dalam rilis pers yang Tekno Liputan6.com kutip.
Dengan meningkatnya jumlah orang yang hidup dengan demensia, tim peneliti di University of Waterloo mengakui adanya tantangan yang dihadapi individu dalam menghadapi kondisi ini.
Demensia membatasi fungsi otak, mengakibatkan hilangnya ingatan, kebingungan, dan kecacatan. Salah satu masalah signifikan yang dihadapi oleh penderita demensia adalah berulang kali melupakan lokasi benda sehari-hari, yang secara signifikan mengurangi kualitas hidup mereka dan memberi beban tambahan pada pengasuh.
Para insinyur berhipotesis robot pendamping yang dilengkapi dengan memori episodiknya sendiri bisa menjadi sangat bermanfaat.
Penggunaan Kecerdasan Buatan
Melalui penggunaan kecerdasan buatan, mereka berhasil mengembangkan bentuk memori buatan yang unik.
Tim memulai penelitian mereka dengan menggunakan robot bernama Fetch, yang dilengkapi dengan kamera untuk mengamati sekelilingnya. Memanfaatkan algoritma pendeteksi objek, mereka memprogram robot untuk mendeteksi, melacak, dan membuat log memori dari objek tertentu dalam bidang pandangnya dengan menganalisis rekaman video yang tersimpan.
Dengan membedakan satu objek dari objek lainnya, robot mencatat waktu dan tanggal saat objek masuk atau keluar dari pandangannya.
Untuk memfasilitasi interaksi pengguna, para peneliti merancang antarmuka grafis yang memungkinkan individu memilih objek yang ingin dilacak oleh robot.
Advertisement
Pengujian ekstensi
Dengan mengetikkan nama objek ke dalam aplikasi smartphone atau komputer, pengguna dapat mencarinya. Robot, yang dilengkapi dengan memori buatannya, kemudian dapat menunjukkan kapan dan di mana objek tertentu diamati terakhir kali.
Pengujian ekstensif telah menunjukkan akurasi sistem yang tinggi. Sementara beberapa orang dengan demensia mungkin menganggap teknologi ini menakutkan, Dr. Ayub menyarankan agar pengasuh dapat dengan mudah memanfaatkannya untuk membantu mereka yang berada di bawah perawatan mereka.
Ke depan, tim peneliti berencana untuk melakukan studi pengguna yang melibatkan individu tanpa disabilitas dan selanjutnya memperluas fokus mereka ke penderita demensia.
Temuan proyek ini dipresentasikan dalam makalah bertajuk "Where is my phone? Towards developing an episodic memory model for companion robots to track users' salient objects" di ajang ACM/IEEE International Conference on Human-Robot Interaction 2023.