Masih Malas Tahajud, Jangan-jangan Ini Penyebabnya

Kenapa masih malas sholat tahajud? Padahal di dalam sholat tahajud banyak sekali keutamaannya .Diantaranya doa-doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT. Itu karena sholat sunah ini punya derajat yang tinggi, sehingga siapapun yang mengerjakannya maka doanya akan dikabulkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2023, 00:30 WIB
Umat Muslim melaksanakan sholat Tahajud selama Malam Lailatul Qadar pada bulan suci Ramadhan di Masjid Naif di Dubai (5/5/2021). Malam Lailatul Qadar di mana Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad. (AFP/Karim Sahib)

Liputan6.com, Jakarta - Kenapa masih malas sholat tahajud? Padahal di dalam sholat tahajud banyak sekali keutamaannya.

Di antaranya doa-doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT. Itu karena sholat sunnah ini punya derajat yang tinggi, sehingga siapa pun yang mengerjakannya maka doanya akan dikabulkan.

Janji Allah SWT terhadap orang yang rajin melaksanakan sholat tahajud adalah surga.

Dilansir Nu.or.id sholat tahajud adalah sholat sunnah yang sangat dianjurkan untuk senantiasa didawamkan oleh setiap muslim setiap harinya.

Sholat tahajud adalah sholat malam yang menjadi kebiasaan orang saleh untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, dan menjadi wasilah agar segala hajat dikabukan Allah swt.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Keutamaan Sholat Tahajud

Ustadz Engkus Kusnandar, M.Ag, Pimpinan Ponpes Ummul Barahin Jatisawit-Kasokandel, dan Direktur Aswaja Center Majalengka dalam ulasannya di NU Online menjelaskan, di antara keutamaan sholat tahajud adalah dapat mencegah perbuatan maksiat, serta penghapus dosa-dosa, dan dapat menolak penyakit jasmani. Rasulullah saw bersabda:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنْ الْإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ

Artinya: “Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam, karena ia adalah kebiasaan orang-orang yang sholeh sebelum kalian, sarana pendekatan kepada Tuhanmu dan penghapus dosa-dosa, serta pencegah dosa dan penolak penyakit tubuh.” (HR At-Tirmidzi, At-Thabarani, Ibn Huzaimah, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi).

Selain itu, sholat di malam hari itu adalah waktu dikabulkanya segala doa. Segala hajat dunia dan akhirat akan dikabulkan. Nabi saw bertutur:

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْألُ اللهَ تَعَالَى خَيْراً مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، إِلاَّ أعْطَاهُ إيَّاهُ ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Artinya, “Sesungguhnya pada malam hari itu ada satu waktu yang tidaklah seorang muslim tepat pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan perkara dunia dan akhirat, melainkan Allah pasti memberikannya kepadanya. Dan waktu itu ada pada setiap malam.” (HR. Muslim)

Namun tidak semua orang dapat melaksanakan sholat Tahajud. Hanya orang-orang terpilih, yang punya niat dan ikhtiar yang baik yang bisa mendapatkan anugerah Allah ini.

 


Penyebab Malas Sholat Tahajud

Sayyid Bakri Al-Makki dalam kitabnya Kifayatul Atqiya menyebut lima (5) hal yang menjadi sebab seseorang malas melakukan​​​​​​​ sholat Tahajud, yaitu:

  1. Perhatian yang berlebihan kepada dunia sehingga lupa akhirat. Seorang hamba yang hidupnya tercurahkan sepenuhnya kepada dunia, maka ia akan malas beribadah, terutama shalat tahajud.
  2. Dunia telah menuntun dan mengikatnya sehingga ia melupakan akhirat. Sibuk membicarakan dunia dan menggunakannya untuk bersenang-senang.
  3. Kesibukan membicarakan kesenangan dan kenikmatan dunia dengan cara kongkow atau begadang yang tak kenal batas ini dapat menyebabkan seseorang malas shalat Tahajud.
  4. Banyak bekerja. Bekerja yang melampaui batas mengakibatkan badan terasa lelah, capek dan lesu, adalah sebab seseorang malas untuk bermunajat kepada Allah.
  5. Banyak makan menyebabkan seseorang banyak minum, banyak minum mengakibatkan rasa kantuk, dan akhirnya sulit bangun malam. Tidak istirahat di siang hari (qailullah).

 Sementara, Imam Al-Ghazali pernah berkata:

أَنْ لاَ يَتْرُكَ الْقَيْلُوْلَةَ بِالنَّهَارِ فَإِنَّهَا سُنَّةٌ لِلْإِسْتِعَانَةِ عَلىَ قِيَامِ اللَّيْلِ

Artinya, “​​​​​​​Tidak meninggalkan tidur di siang hari (qailullah), karena hal itu disunnahkan untuk membantu melakukan shlat malam.” (Nawawi Al-Bantani, Salalimul Fudhala’ dalam Syarhu Kifayatil Atqiya, [Mahad Al-Islamy Al-Salafy], halaman 101).

Selain​​​​​​​ lima sebab​​​​​​ ​itu, juga ada sebab keenam, yaitu melakukan dosa di siang harinya.

 


Menurut Imam Ghazali

Seseorang yang siang harinya melakukan dosa dan kemaksiatan, dapat dipastikan akan malas shalat Tahajud.

Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip Syekh Nawawi dalam Kitab Salalimul Fudhala’ berkata:

أَنْ لاَ يَكْتَسِبَ اْلأَثَامَ بِالنَّهَارِ فَإِنَّ ذٰلِكَ مِمَّا يُقْسِى الْقَلْبَ وَ يَحُوْلُ بَيْنَهُ وَ بَيْنَ أَسْبَابِ الرَّحْمَةِ

Artinya,”Tidak melakukan perbuatan-perbuatan dosa di siang hari, karena hal itu termasuk hal yang dapat mengeraskan hati, dan menjadi penghalang antara dirinya dan sebab penghalang turunnya rahmat.”

Dosa yang dikerjakan seseorang ternyata berakibat hati menjadi keras, dan menjadi sebab pula adanya hijab (penghalang) antara seorang hamba dengan Tuhannya. Karenanya, ia jauh dari segala ketaatan dan malas untuk beribadah. Selain itu, dosa juga menjadi penghalang turunnya rahmat Allah swt.

Senada dengan Imam Ghazali, Abdul Wahab Sya’rani (898-973 H) menjelaskan dalam kitabnya Al-Minahus Saniyyah bahwa barangsiapa malas untuk bangun di tengah malam, hendaklah ia memeriksa dirinya. Barang kali hal itu disebabkan karena ia melakukan maksiat batin seperti riya, sombong, membanggakan diri, dendam, dengki, tipu daya, suka pujian, cinta dunia dan lainnya. (Abdul Wahab As-Sya’rani, Al-Minahus Saniyyah ‘alal Washiyah Al-Matbuliyah, [Kediri: Ma’had al-Islamy Hidayah Al-Thulab], halaman 12)

“Maka segeralah bertaubat dari perbuatan seperti itu,” lanjut Abdul Wahab Sya’rani.

“Kalau tidak, maka ia lakukan perbuatan-perbuatan yang menghapus dosa. Karena jika dosa-dosa itu dihapuskan dari hamba, maka telah sucilah dirinya dan ia pun tidak mempunyai halangan untuk berdiri di hadapan Tuhannya dalam rombongan yang mulia itu, kecuali tidak adanya giliran”, tutur Abdul Wahab Sya’rani. (As-Sya’rani, 12).

Itulah enam (6) sebab seseorang malas melaksanakan shalat Tahajud. Semoga kita selalu diberikan anugerah untuk bangun malam, bermunajat kepadanya, asyik berkontemplasi dan bersimpuh di keharibaan Sang Pencipta ’azza wa jalla. Amin. Wallahu a’lam.

Penulis: Nugroho Purbo

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya