Wall Street Terbang, Indeks Dow Jones Melambung di Tengah Investor Yakin Kesepakatan Pagu Utang AS

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Rabu, 17 Mei 2023. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar. Wall street menguat di tengah negosiasi plafon utang AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Mei 2023, 06:00 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Rabu, 17 Mei 2023 seiring investor berharap pemimpin kongres dan Presiden AS Joe Biden dapat mencapai kesepakatan tentang plafon utang AS (Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Rabu, 17 Mei 2023 seiring investor berharap pemimpin kongres dan Presiden AS Joe Biden dapat mencapai kesepakatan tentang plafon utang AS dan hindari gagal bayar yang dahsyat.

Dikutip dari CNBC, Kamis (18/5/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 408,63 poin atau 1,24 persen menjadi 33.420,77. Indeks S&P 500 bertambah 1,19 persen menjadi 4.158,77. Indeks Nasdaq menguat 1,28 persen ke posisi 12.500,57.

Pada akhir pertemuan antara presiden dan pemimpin kongres pada Selasa, 16 Mei 2023, Ketua DPR Kevin McCarthy menuturkan, “proses yang lebih baik” sekarang tersedia untuk pembicaraan lebih lanjut dengan mengatakan kemungkinan untuk mendapatkan kesepakatan pada akhir pekan.

Gedung Putih menuturkan, Joe Biden membatalkan putaran kedua perjalanan luar negeri yang akan datang untuk fokus kepada negosiasi.

“Sekarang kami memiliki struktur untuk menemukan cara untuk sampai pada suatu kesimpulan.Saya pikir pada akhirnya kami tidak memiliki default utang. Saya pikir kami akhirnya membuat presiden setuju untuk negosiasi,” ujar McCarthy.

Pada Rabu pagi, 17 Mei 2023, Biden mengatakan dari Gedung Putih, dia dan anggota parlemen lainnya mengadakan pertemuan “produktif”.

“Saya yakin kita akan mendapatkan kesepakatan tentang anggara, Amerika tidak akan gagal bayar,” ujar Biden.

Kekhawatiran atas potensi default telah membebani pasar baru-baru ini. Di wall street, indeks Dow Jones melemah sekitar 2 persen pada Mei 2023, termasuk penurunan 1 persen Selasa pekan ini.


Pasar Terjebak

Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall menuturkan, pasar terjebak dalam posisi netral bahkan saat berita menjadi “semakin optimis” pada plafon utang. Ia mengutip tren terkini dalam imbal hasil obligasi 10 tahun, serta indikator kekuatan di S&P 500.

“Mereka tidak benar-benar memberikan petunjuk apa pun tentang ke arah mana mereka akan putus, yang berarti positif atau negatif. Kami masih berada di jalur kenaikan untuk S&P 500. Tapi saya pikir kami sedang mencari katalis untuk menembus atau menghancurkan,” ujar Stovall.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, pemerintah perlu menaikkan batas segera karena negara hadapi kemungkinan gagal bayar paling cepat 1 Juni 2023.

Saham bank regional memantul naik pada perdagangan Rabu, 17 Mei 2023 membantu sentimen pasar, seperti Western Alliance Bancorp baru-baru ini merinci peningkatan pertumbuhan simpanan. ETF SPDR S& Regional Bank (KRE) melonjak lebih dari 7 persen. Sedangkan Western Alliance menguat 10,2 persen.

 


Penutupan Wall Street pada 16 Mei 2023

Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan saham Selasa, 16 Mei 2023. Koreksi wall street terjadi seiring investor mencerna perkiraan yang lesu dari Home Depot.

Dikutip dari CNBC, Rabu (17/5/2023), wall street juga mengalihkan perhatiannya ke pertemuan antara pemimpin Kongres dan Presiden AS Joe Biden tentang batas utang AS.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones ditutup di bawah rata-rata 50 hari untuk pertama kalinya sejak 30 Maret 2023. Indeks Dow Jones terpangkas 336,46 poin atau 1,01 persen ke posisi 33.012,14. Indeks S&P 500 tergelincir 0,64 persen menjadi 4.109,90. Indeks Nasdaq merosot 0,18 persen ke posisi 12.343,05.

Sementara itu, saham Home Depot merosot 2,15 persen setelah perseroan melaporkan pendapatan kuartalan yang mengecewakan dan memangkas panduan setahun penuh. Hal ini karena konsumen menunda proyek perbaikan rumah yang besar.

Selain itu, penjualan ritel pada April 2023 datang lebih lemah dari yang diharapkan. Penjualan ritel naik 0,4 persen pada April 2023. Realisasi penjualan ritel itu lebih rendah dari kenaikan 0,8 persen yang diantisipasi oleh ekonom yang disurvei Dow Jones.

“Indeks saham berada di kisaran 3.800-4.200 dalam S&P 500 sejak pertengahan November, dan kami agak terjebak di sana,” ujar Bill Merz dari US Bank Wealth Management.

Ia menilai, hal tersebut cermin dari ketidakpastian yang dirasakan investor seputar apa yang akan terjadi dalam kebijakan ke depan. “Bagaimana ekonomi akan merespons?Akankah konsumen dapat terus berbelanja selama periode ini, dan berapa lama itu bisa bertahan,” ujar dia.

 


Investor Menanti Keputusan Plafon Utang

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Investor dengan cemas menunggu kemajuan negosiasi plafon utang. Pada Senin, 15 Mei 2023, Menteri Keuangan AS Janet Yellen kembali menegaskan AS akan hadapi kemungkinan gagal bayar paling cepat 1 Juni, yang disebut tanggal X, jika kesepakatan tidak tercapai antara Gedung Putih dan Kongres. Pada Selasa, ia menggandakan peringatannya untuk segera menaikkan batas.

“Kegagalan akan membuka fondasi di mana sistem keuangan kita dibangun. Sangat bisa dibayangkan kita akan melihat sejumlah pasar keuangan pecah dengan kepanikan di seluruh dunia yang memicu margin call,” ujar dia.

Presiden AS Joe Biden mempertahankan pandangan lebih optimistis tentang negosiasi yang sedang berlangsung selama akhir pekan. Sementara Ketua DPR Kevin McCarthy menuturkan, hambatan signifikan masih ada. Biden sejauh ini menyatakan kalau menaikkan plafon utang tidak dapat dinegosiasikan. McCarthy bagaimana pun telah mendorong pembicaraan untuk menengahi kesepakatan di mana menaikkan batas utang akan dikaitkan dengan pemangkasan pengeluaran.

Pada Selasam 16 Mei 2023, Gedung Putih menyatakan Biden akan mempersingkat perjalanan internasionalnya yang akan datang karena dia berurusan dengan negosiasi plafon utang.

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya