Menu Makanan Baru di Penerbangan Turkish Airlines, Pakai Bahan Lokal dan Sajikan Minuman Detoks

Makanan dalam penerbangan Turkish Airlines sebelumnya memenangkan Skytrax World Airline Awards 2022 di kategori Katering Kelas Bisnis Terbaik Dunia.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 19 Mei 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi makan di pesawat. (dok. unsplash @lifewithsydney)

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Turkish Airlines baru saja merilis menu makanan baru dalam penerbangan mereka. Dalam susunannya, mereka menyajikan betis domba, teh hitam asli Turki, dan sarang lebah Erzincan, menandai pemberdayaan bahan lokal jadi makanan di pesawat.

Mengutip Euronews, Kamis, 18 Mei 2023, Turkies Airlines kiranya ingin mempertahankan titel Katering Kelas Bisnis Terbaik Dunia setelah memenangkannya dalam Skytrax World Airline Awards 2022. Mereka juga memenangkan Penghargaan Makanan dan Minuman Terbaik Eropa dari APEX tahun lalu.

Inilah mengapa pecinta kuliner terus membicarakan menu terbaru maskapai itu. Dalam peluncuran menu baru, koki dan pramugari menyajikan hidangan yang menjanjikan "rasa lokal Turki dan musiman" sebagai sorotan dengan kesegaran di setiap gigitan.

"Ada banyak rahasia di balik katering kami," kata Ahmet Bolat, Ketua Dewan dan Komite Eksekutif Turkish Airlines. "Pertama-tama, kami menggunakan 80 persen produk segar yang ditanam di Turki. Selain itu, kami juga merekrut koki berkualifikasi tinggi. Makanan disiapkan secara lokal dan segar setiap hari."

Pendekatan ini berlaku untuk setiap kelas penerbangan, dari ekonomi hingga bisnis. Menu makanan di pesawat itu dilaporkan sangat menarik dilihat, mulai dari pasta mezzelune buatan sendiri, hingga Kebab Adana Cincang dan makanan penutup yang disajikan dengan krim Afyon Kaymak yang lezat. 

Penumpang kelas bisnis dapat menyantap makanan mereka berpadu koktail bebas alkohol dan minuman detoks. Selain itu, pihak maskapai juga memastikan makanan yang disajikan dalam penerbangan disiapkan secara berkelanjutan.


Mendukung Petani Lokal

Ilustrasi makanan di pesawat (Photo by Free To Use Sounds on Unsplash)

Menggunakan bahan-bahan lokal juga berarti mendukung petani lokal. Hal itu dikatakan Pelatih Koki Pesawat Turkish Airlines, Emre Gecgel, sebagai bagian integral dari kualitas dan rasa hidangan. Ini juga mendukung pendekatan berkelanjutan maskapai dalam sajian makanan mereka.

"Kami tahu jadi ramah lingkungan dan mengakhiri pemborosan makanan tidak akan terjadi dalam semalam, tapi kami menggunakan bahan yang dapat digunakan kembali, seperti porselen dan baja tahan karat dalam layanan kami," kata Emre.

"Dari setiap barang yang kami perkenalkan pada para tamu, kami mencoba menggunakan barang-barang yang bersumber dari daur ulang dan/atau terbarukan," tambahnya.

Ini adalah langkah besar untuk memerangi hampir 7 juta ton limbah kabin yang dihasilkan maskapai penerbangan setiap tahunnya, menurut angka IATA. Meningkatkan daya tarik makanan di dalam pesawat juga akan membantu memerangi 1,14 juta ton sampah makanan tahunan yang dihasilkan dari katering dalam pesawat secara global.


Makanan di Pesawat yang Perlu Dihindari

Ilustrasi pesawat. (dok. unsplash.com)

Mengutip kanal Citizen Liputan6.com, makan makanan cepat saji sebelum naik pesawat bukan pilihan yang baik. Menurut ahli, ada beberapa makanan yang patut dihindari sebelum Anda naik pesawat, seperti dirangkum Best Life Online.

1. Makanan Olahan dan Asin 

Para ahli memperingatkan bahwa makanan asin dan camilan dapat mengganggu sistem pencernaan, terutama sajian dengan kandungan lemak tinggi yang dicerna lebih lambat saat Anda duduk. Selain itu, menghindari makanan asin juga sangat penting untuk tetap terhidrasi dengan baik.

2. Kacang-kacangan

Sudah jadi rahasia umum bahwa kacang-kacangan biasanya bisa menyebabkan buang gas setelah makan. Namun karena cara kerja kabin bertekanan di pesawat, efeknya pada sistem pencernaan Anda bisa jadi buruk usai lepas landas.

3. Brokoli, Kangkung, dan Sayuran Silangan

"Sepiring besar salad mungkin tampak seperti pilihan terbaik di bandara. Namun sayuran mentah, terutama sayuran seperti kangkung dan brokoli, bisa menyebabkan lebih banyak gas," sebut Erin Judge, ahli gizi, ahli kesehatan usus, dan pendiri Gutivate.


4. Makanan Pedas

Bagian dari menu untuk kelas ekonomi saat makan siang perdana di Restaurant A380 @Changi di pesawat Airbus A380, di Bandara Internasional Changi, 24 Oktober 2020. Restoran A380 memiliki berbagai pilihan kelas; dari kelas ekonomi hingga suite dengan tempat tidur ganda. (ROSLAN RAHMAN/AFP)

Siapa pun yang biasanya suka menambahkan sedikit cabai ke makanan harus berhati-hati. Sebab, hal ini bisa membuat Anda tidak nyaman saat naik pesawat.

"Makanan pedas dapat mengiritasi perut, menyebabkan gas berlebih dan kembung," kata Paula Doebrich, MPH, ahli gizi diet tersertifikasi 

Ia menambahkan, "Itu bisa meningkatkan kemungkinan ketidaknyamanan perut yang ekstrem dalam penerbangan. Yang terbaik adalah melewatkan saus pedas sebelum terbang."

5. Permen Karet

Membawa beberapa permen karet favorit untuk membantu telinga menyesuaikan diri dengan perubahan tekanan kabin saat Anda terbang bukanlah hal yang asing. Namun, para ahli mengatakan, mengunyah permen karet saat terbang juga menyebabkan Anda menelan udara, yang bisa menyebabkan rasa kembung pada perut.

Hal ini terutama berlaku untuk produk apapun yang dibuat dengan gula sintetis yang sulit dicerna tubuh, bahkan mungkin memiliki efek pencahar. Apabila Anda ingin menjaga napas tetap segar demi teman duduk Anda, pertimbangkan untuk membeli sebungkus permen biasa sebelum naik.

Infografis Tradisi Makan Bersama dari Berbagai Daerah di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya