Liputan6.com, Jakarta - Coldplay telah mengumumkan bahwa konser 'Music of the Spheres World Tour' akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 15 November 2023. Tiket presale BCA yang dijual 17 Mei 2023 pun telah habis terjual dan diserbu lebih dari 1.533.000 orang, menurut Loket.com.
"Music of the Spheres" adalah tur pertama Coldplay sejak 2016, namun masa hiatus tur band ini sebenarnya dimulai sebelum pandemi COVID-19. Dilansir dari NPR, setelah merilis album "Everyday Life" pada 2019, Coldplay memutuskan untuk berhenti melakukan tur dengan alasan kekhawatiran lingkungan.
Advertisement
Namun kini, band asal Inggris itu telah kembali dan berjanji untuk membuat tur saat ini 'berkelanjutan dan dengan karbon serendah mungkin'. Dalam wawancara jarak jauh bersama Najwa Shihab yang diunggah di YouTube Narasi pada 17 Mei 2023, vokalis Coldplay Chris Martin membagikan alasan membuat konser yang ramah lingkungan adalah hal penting bagi Coldplay.
"Ketika kami memutuskan untuk melakukan tur, kami berpikir, ‘Ya, kami tentu ingin tur, namun kami perlu mengubah cara mengonsumsi energi, dan bagaimana kita harus berhenti mengambil dan mulai memberi, dalam aspek lingkungan’," ujar Chris.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Chris merekrut beberapa orang yang bertanggung jawab memastikan tur kali ini 'hijau' secara keseluruhan terutama dalam aspek tenaga listrik dan transportasi. Coldplay berusaha membuat konser ramah lingkungan secara berkelanjutan dan terus memperbaikinya dari waktu ke waktu.
“Tanpa Bumi, Tidak Akan Ada Musik”
Chris menyampaikan, "Saat ini kami sudah sekitar 45 persen lebih bersih dibandingkan dengan konser kami sebelumnya. Tapi kami baru melakukan tur ini selama satu tahun. Jadi pada akhirnya, kami akan semakin dan semakin bersih."
Menurutnya, kini konser Coldplay menjadikan konsep ramah lingkungan sama pentingnya dengan musik itu sendiri. "Karena tentu tanpa bumi, tidak akan ada musik," ujarnya.
"Jadi, kami merasa bertanggung jawab untuk melakukan apa yang bisa kami lakukan dalam bisnis kami. Dan semoga orang lain juga melakukan hal sama dalam bisnisnya masing-masing," sambungnya.
Konsep ramah lingkungan ini tidak terasa membebani, justru terlihat keren dan menyenangkan. Dalam konser Coldplay ini, penonton dapat berinteraksi dengan berbagai peralatan yang dapat menghasilkan energi.
Chris menjelaskan, "Ada lantai kinetik yang bisa Anda lompati untuk menghasilkan energi, ada sepeda yang jika dikayuh dapat menghasilkan tenaga." Selain itu, setiap tiket Coldplay yang terjual secara otomatis berkontribusi menanam satu pohon.
Advertisement
Refleksi dari Tur Sebelumnya
Ketika ditanya Najwa Shihab apakah teknologi penghasil energi tersebut juga akan dihadirkan di konsernya di Jakarta, Chris menjawab 'iya'. Menurut Coldplay, menjadi ramah lingkungan sudah harus menjadi hal utama dalam setiap bisnis, karena hal itu berdampak positif dan tidak membuat rugi sama sekali.
Coldplay mulai sadar pentingnya membuat konser yang ramah lingkungan setelah tur yang terakhir. Mereka melihat bahwa banyak orang harus bepergian jauh untuk datang ke konser yang digelar di stadion besar yang memakan banyak energi, dan hal ini tentu sangat berdampak pada lingkungan.
Untuk memberikan penjelasan komprehensif mengenai bagaimana konsernya kali ini berupaya untuk menghasilkan emisi karbon serendah mungkin, Coldplay menciptakan situs sustainability.coldplay.com. Berikut adalah beberapa langkah yang Coldplay ambil untuk menciptakan 'Music of the Spheres World Tour' yang ramah lingkungan.
1. Sepeda dan Lantai Penghasil Listrik
Penonton konser Coldplay dapat berdansa sambil mengendarai sepeda yang menghasilkan listrik. Sepeda-sepeda pedal tersebut disediakan di beberapa titik di lokasi konser dan penonton dapat aktif berkontribusi menghasilkan energi untuk menggelar konser melalui energi kinetik. Penonton yang tidak ingin naik sepeda masih dapat membantu menghasilkan listrik dengan hanya berloncat-loncat di lantai kinetik yang dipasang di dalam dan sekitar stadion.
Upaya Menekan Emisi Karbon Berlebih
2. Satu Tiket Untuk Satu Pohon
Untuk membantu mengurangi dampak karbon yang tidak bisa dihindari dari tur konser, setiap penonton yang membeli satu tiket berkontribusi menanam satu pohon.
Penanaman pohon akan dilakukan di lima tempat yaitu California, Haiti, Rumania, Brasil, dan Andes. Namun, Coldplay juga berencana menanam di Asia Tenggara, Australia, dan Afrika di masa mendatang. Turut mendukung program ini adalah organisasi One Tree Planted.
3. Naik Pesawat Komersial Dengan SAF
Coldplay tidak akan terbang dengan pesawat pribadi namun dengan pesawat komersil biasa. Mereka juga akan membayar lebih untuk memasok bahan bakar berkelanjutan yang disebut Sustainable Aviation Fuel (SAF). Untuk transportasi darat, Coldplay akan selalu berusaha menggunakan transportasi listrik atau biofuel.
4. Panggung Terbuat dari Bahan Daur Ulang
Panggung tur Coldplay dibuat menggunakan kombinasi bahan yang ringan, rendah karbon, dan dapat digunakan kembali seperti bambu dan baja daur ulang. Setelah tur selesai, semua bahan yang digunakan akan didaur ulang dan digunakan kembali. Untuk pencahayaan, Coldplay akan menggunakan perlengkapan rendah energi seperti layar dan laser LED rendah energi serta audio yang memakan 50 persen lebih rendah energi.
5. Diskon bagi Penonton yang Bertransportasi dengan Rendah Karbon
Para penonton konser Coldplay akan mendapat kode diskon dengan mengunduh aplikasi tur gratis, SAP, yang akan menginformasikan pilihan transportasi ramah lingkungan terbaik menuju dan pulang dari lokasi konser. Daftar tersebut hanya sedikit dari 12 aspek lingkungan yang menjadi perhatian Coldplay untuk menciptakan tur yang ramah lingkungan. Inisiatif Coldplay ini menjadi inspirasi bagi gelaran musik lainnya di seluruh dunia.
Advertisement