Jurus Jitu Bangun Bandara Ngloram ala Dosen PEM Akamigas Cepu

Akademisi PEM Akamigas Cepu Dr Asepta Surya Wardhana punhya jurus jitu membangun Bandara Ngloram.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 20 Mei 2023, 22:00 WIB
Akademisi dari PEM Akamigas Cepu, Dr Asepta Surya Wardhana saat ditemui wartawan di kantornya. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Jurus Jitu Sesarengan Mbangun Blora, adalah sebuah kalimat atas pernyataan akademisi dari PEM Akamigas Cepu Dr Asepta Surya Wardhana. Baginya, kalimat itu menjadi penanda kebersamaan yang multi-penting dalam sebuah rencana dan rancangan besar.

Doktor Asepta lalu memberi contoh, berbagi jurus untuk membangun Blora dari sisi keberadaan bandar udara (bandara) Ngloram yang saat ini kondisi penerbangannya kurang maksimal.

Menurut Dr Asepta, jika kedepan kembali ada penerbangan domestik lagi, maka pihak penyedia dan pemerintah perlu melakukan kajian dalam menyiapkan jurus-jurusnya. Hal ini dipandangnya penting.

Pertama, sasarannya harus jelas. Misalnya penerbangan untuk kebutuhan pekerja di kilang-kilang minyak, maka jamnya perlu diketahui dan dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak penerbangan. Juga pihak pemerintah yang menginginkan aktifnya Bandara Ngloram.

"Apakah mereka pulangnya atau berangkatnya hari Senin atau Jumat, itu dari sisi penerbangan. Kalau bisa fleksibel itu disurvei. Oh ternyata jam pekerja datang bisa jadi bukan Jumat tapi Kamis, mereka baliknya itu nggak Senin tapi Selasa," ujar Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Blora ini, ditulis Kamis (18/05/2023).

Dengan begitu, lanjut Dr Asepta, jika bisa tepat waktunya tentu mereka akan menaiki transportasi penerbangan di bandara Ngloram. Namun kalau tidak tepat waktunya, maka mereka biasanya akan mencari dan menggunakan transportasi lain.

"Orang mau naik pesawat ternyata adanya Rabu, hari pas mereka mau datang dan balik malah tidak ada, ya jadinya pilih naik kereta," ujar Wakil Direktur I PEM Akamigas Cepu ini.

Kedua, perlu juga mengetahui potensi yang dimiliki daerah. Misalnya tujuan orang dari jakarta ke Blora untuk wisata atau kuliner, maka sasarannya itu jadi jelas.

"Saya mau ke Surabaya, wah mesti kudu mampir Blora untuk mampir ke tempat wisata ini, kuliner ini," ujar doktor alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini.

Menurut Dr Asepta, bahwa Bupati Blora Arief Rohman sendiri juga kerap memposting promosi wisata di media sosial. Hal tersebut juga diketahuinya.

"Kalau saya lihat pak bupati di instagram juga udah banyak terkait promosi wisata. Tapi kan tindaklanjut yang dibawahnya kurang," ujar akademisi yang pernah mengikuti pelatihan Insinyur Instrumentasi dan Kontrol Muda JCCP Jepang tahun 2012 ini.

Ketiga, Kabupaten Blora perlu bersinergi dengan daerah sekitarnya, untuk mewujudkan destinasi jujukan agar masyarakat luar daerah seperti Jakarta dan sekitarnya mau datang maupun balik dengan menggunakan transportasi lewat bandara Ngloram.

"Orang niat datang dari Jakarta ke Blora untuk kuliner atau wisata, selesai terus balik kan ndak. Pasti juga ingin cari tahu hal lain. Misalnya sekarang kan yang rame wisata Jeep, water boom kemudian susur sungai, dan sebagainya. Nah yang begitu kan di Blora belum ada. Makanya perlu bersinergi dengan daerah lain," ujar akademisi asal Malang ini.

Keempat, menonjolkan kondisi infrastruktur wilayah. Misalnya pengunjung dari luar daerah yang datang ke Kabupaten Blora pastinya setelah menaiki transportasi udara juga akan melewati dan mengetahui jalur darat.

"Harus ditelusur juga itu, jalannya bagus nggak, destinasi lainnya apa, dan sebagainya. Sehingga target spotnya tidak habis di sini, oh ada wisata kuliner duren misalnya, kan itu menarik dikembangkan," tandasnya.

Jadi, empat kiat dan jurus yang diungkapkan Dr Asepta, tentu cukup relevan untuk saat ini. Setidaknya, guna meningkatkan keberlanjutan dan konsistensi Bandara Ngloram, dalam melayani warga untuk transportasi udara di Kabupaten Blora dan sekitarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya