Potret Keberagaman, Warga Sambut Kedatangan Biksu Thudong di Cirebon

Para Banthe kemudian mengikuti prosesi mencuci kaki di kediaman warga yang memberi tempat.

oleh Panji Prayitno diperbarui 18 Mei 2023, 19:00 WIB
Salah seorang Biksu Thudong mengikuti prosesi mencuci kaki saat tiba di kediaman warga Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 32 biksu yang melakukan perjalanan atau Thudong dari Thailand menuju Candi Borobudur Jawa Tengah telah sampai Cirebon

Sambutan meriah warga Cirebon memadati jalur Pantura. Para Biksu Thudong tiba di Asrama Brimob Winong Kabupaten Cirebon sejak Rabu, 17 Mei 2023.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dan sempat beristirahat di Klenteng Hok Keng Tong Plered hingga akhirnya tiba di kediaman salah seorang warga Kota Cirebon. 

Para Bhante disambut meriah oleh umat Buddha hingga masyarakat umum Cirebon. Mereka kemudian mengikuti prosesi mencuci kaki di kediaman warga yang memberi tempat. 

"Prosesi mencuci kaki ini sebagai bentuk atau makna berbakti kepada guru, biksu, dan orang tua," kata Ketua Tudhong Internasional, Welly Widadi, Kamis (18/5/2023).

Potret keberagaman atau kerukunan antar umat beragama sangat terasa ketika perjalanan para Bhante langsung dikawal oleh masyarakat Muslim. Welly mengaku sangat bangga kepada saudara umat muslim Cirebon yang menjunjung tinggi nilai toleransi. 

Menurutnya, potret perjalanan tersebut membuktikan Indonesia masih memiliki nilai toleransi tinggi. "Kita tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia itu negara aman toleransinya sangat tinggi. Bhante sendiri terlihat sangat senang melihat keberagaman yang ada di Indonesia," kata Welly. 

Selama di Cirebon, para Bhante akan beristirahat 5 hari. Mereka mengikuti rangkaian kegiatan keagamaan yang sudah diagendakan. 


Dikawal Umat Muslim

32 biksu yang melakukan perjalanan spiritual dengan jalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur mendapat sambutan hangat dari warga Pantura Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Seperti berkunjung ke Klenteng Teo Kak Sie, makan siang, dan doa. Welly mengaku bangga dikunjungi 32 biksu hutan dari beberapa negara. 

"Momen ini jarang sekali dan menjadi kebanggaan warga Cirebon dengan potret keberagamannya," kata Welly.

Selama di Cirebon, Welly akan memberi jamuan makan yang bergizi sesuai dengan standar biksu. Seperti buah, sayur, dan makanan bergizi lain yang sudah ditentukan. 

Welly menjelaskan, biksu yang melakukan perjalanan Thudong dengan mazhab Theravada. Biksu tersebut, kata dia, masih boleh memakan makanan bernyawa atau hewani, tetapi dibatasi waktu hingga sebelum pukul 12 siang.

"Makannya sehari 2 kali setelah itu tak boleh makan hanya boleh minum tapi tidak mengandung susu boleh pakai jus tapi buahnya tidak lebih dari kepalan tangan," kata Welly.


Potret Keberagaman

32 biksu yang melakukan perjalanan spiritual dengan jalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur mendapat sambutan hangat dari warga Pantura Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengaku terharu dengan para biksu yang melakukan perjalanan panjang dari Thailand menuju Candi Borobudur.

Sambutan hangat yang ada di Cirebon merupakan bagian dari keberagaman yang tinggi terhadap kerukunan umat beragama.  

"Sambutan meriah mulai dari Karawang sampai Cirebon luar biasa. Inilah keberagaman Indonesia para biksu thudong disambut semua agama," kata Eti.

Menurutnya, kedatangan biksu di Cirebon memperkuat semangat toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Eti menyatakan Cirebon menjadi miniatur Indonesia atas keberagaman. 

"Bahkan ada salah satu RW di Kota Cirebon hidupnya begitu beragam. Di satu lingkungan ada masjid, gereja, vihara dan warganya rukun," ujar dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya