Cerita UKM Alas Kaki Bangkit Lewati Masa Sulit, Terus Bergerak dengan Semangat Kolaborasi

Sneakon sangat berkomitmen dalam menjaga kepercayaan pelanggan. Mereka berusaha keras untuk memastikan bahwa produk yang dipesan dikirim tepat waktu sesuai dengan tanggal yang ditentukan.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 20 Mei 2023, 01:48 WIB
Ilustrasi produksi sepatu oleh UKM alas kaki asal Kota Bandung, Sneakon. (Foto: Dok. Pribadi)

Liputan6.com, Bandung - Perjalanan suatu usaha tidak selalu berjalan mulus. Begitu pula yang dialami oleh Sneakon, sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) alas kaki di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka harus menghadapi masa sulit dalam membangun bisnis dan mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi.

Sneakon lahir dari keinginan Muhamad Adi Mulya Pranata (34) bersama istri yang mulai berbisnis dari nol pada 2016 lalu. Keduanya memiliki kecintaan terhadap alas kaki berkualitas. Mereka ingin menciptakan produk yang tidak hanya nyaman dan fungsional, tetapi juga memiliki desain yang menarik dan mengikuti tren fesyen terkini.

“Tantangan paling besar itu bagi kami mencari partner produksi yang tepat,” kata Adi saat ditemui di sela acara JNE Ngajak Online 2023 di Kota Bandung, Selasa (16/5/2023).

Salah satu masalah yang dihadapi Sneakon saat itu adalah ketika mendapatkan tagihan dari mitra produksi. Saat itu, mereka menyadari bahwa uang produksi telah dibawa lari oleh partner mereka sendiri.

Namun, Adi tidak membiarkan kejadian tersebut meruntuhkan semangat mereka. Sneakon memilih untuk bangkit dari keterpurukan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi situasi sulit tersebut.

Dari situasi sulit, Sneakon belajar pentingnya kewaspadaan dan pengawasan dalam menjalin kerja sama bisnis. Mereka mengevaluasi kembali proses pemilihan mitra produksi dan menjalin kontrak yang lebih kuat untuk melindungi kepentingan bisnis mereka.

“Kejadian tersebut membuat pelajaran berharga bagi Sneakon dan kami tetap berkomitmen untuk terus berinovasi. Tetapi dengan hati-hati dalam memilih dan menjalin kerja sama dengan mitra bisnis kami,” ujar Adi.

Walaupun uang produksi dibawa lari oleh mantan mitra mereka, Sneakon masih mempertahankan ide orisinal, konsep, dan semangat yang mendasari perusahaan. Ini menjadi bukti bahwa keberhasilan bisnis tidak hanya bergantung pada modal finansial, tetapi juga pada dedikasi, visi, dan semangat yang kuat.

“Baru di 2018, kami menemukan mitra yang tepat untuk produksi. Bisa dibilang dari 2018 sampai sekarang sudah punya partner dengan visi yang sama,” ujar Adi.

Dengan semangat inovasi yang tinggi, Sneakon berhasil mengembangkan dan meluncurkan produk inovatif yang mendapat sambutan hangat dari pasar. Sneakon sendiri merupakan akronim dari sneakers-slip-on atau disebut juga #sneakon2in1 shoes. Artinya, sneakers-slip-on dalam satu sepatu, dapat digunakan dengan tali ataupun tanpa tali.

“Katalog yang paling diminati sampai sekarang ini tipe sneakers namanya Classic Series. Dari awal mendirikan Sneakon sampai sekarang, series tersebut selalu repeat order. Desainnya sendiri justru simpel tapi produk ini menurut saya yang paling selalu dicari,” ujar Adi.


Membuka Kolaborasi dengan Disney

Sneakon berkolaborasi dengan Disney luncurkan Cinderella Series. (Foto: Dok. Pribadi)

Sebagai langkah maju yang berani, Sneakon melakukan langkah kolaborasi yang menarik dengan salah satu merek terkenal dunia, Disney. Kolaborasi ini membawa dua merek yang kuat dan menciptakan sinergi yang luar biasa.

Sneakon menghadirkan koleksi alas kaki dengan desain yang menggabungkan elemen karakter Cinderella Series sebagai koleksi pertama yang ikonik dengan gaya khas dari Sneakon.

“Kolaborasi itu mulai 2022 lalu, awalnya kita dihubungi pihak Disney. Waktu dihubungi, kita sempat enggak percaya ada email dari Disney. Kita diajak kolaborasi untuk produk tertentu dalam jangka waktu dua tahun sampai dengan 2024 nanti,” ujar Adi.

Kolaborasi dengan Disney membuka pintu bagi Sneakon untuk mengakses pasar yang lebih luas dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produk mereka. Melalui kolaborasi ini, Sneakon berhasil menarik perhatian konsumen dari berbagai kalangan dan mengukuhkan posisi mereka sebagai merek alas kaki yang inovatif dan kreatif.

“Kita sudah memproduksi Cinderella Series dan juga Pjamas Series, sama-sama untuk Disney. Kita sudah produksi 20 ribuan untuk koleksi Disney tersebut dan ini baru jalan setahun, artinya masih akan bertambah lagi koleksinya,” ucap Adi.

Salah satu produk terdahulu adalah sepatu berbahan lace yang sangat unik. Namun, kali ini Sneakon ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda dalam pattern dan pola sepatu mereka.

Meskipun Sneakon awalnya menyediakan alas kaki unisex, perkembangan pasar akhirnya menunjukkan bahwa sebagian besar konsumennya adalah perempuan, dengan persentase mencapai 70 persen, sementara pria menyumbang 30 persen dari total pasar.

Kolaborasi Sneakon, sebagai merek yang tidak hanya berfokus pada kualitas produknya, tetapi juga tanggung jawab lingkungan. Mereka menjalin kemitraan dengan LindungiHutan untuk memperjuangkan kelestarian lingkungan dan hutan di Indonesia.

Dalam semangat "Mulai dari yang kecil, mulai dari langkah kaki kita", Sneakon dan LindungiHutan bekerja sama dalam kampanye alam yang berjudul "Sneakon Lindungi Trimulyo Semarang". Kampanye ini merupakan langkah konkret Sneakon dalam berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Pada 20 Maret 2021, kampanye alam tersebut sukses dilaksanakan. Sebanyak 705 pohon mangrove ehizophora telah ditanam di Pesisir Trimulyo, Kota Semarang. Melalui upaya ini, Sneakon berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan mendukung keberlangsungan alam, terutama dalam hal ini, keberlangsungan hutan.

Tak cukup sampai di situ, Sneakon juga berperan dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu keterlibatan mereka adalah menjadi sukarelawan dalam kegiatan Anak Hebat Anak Indonesia (AHAI) yang diinisiasi oleh Sociopreneur Indonesia (SociopreneurID).

Pada Minggu, 20 November 2022, Sneakon ikut serta dalam kegiatan AHAI yang dilaksanakan di Bukit Paesan, Kabupaten Bandung. Kegiatan ini melibatkan 30 anak dari Komunitas Anak Kampung Madur. Mengangkat tema "Bermain dan Menjaga Bumi bersama AHAI", kegiatan ini bertujuan untuk mengajak anak-anak mengenal fauna yang dilindungi di Indonesia.

Dalam kegiatan tersebut, anak-anak diajak untuk membuat prakarya kreasi burung dari kertas. Aktivitas ini bukan hanya sekadar bermain, tetapi juga memberikan pengenalan kepada anak-anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan merawat keanekaragaman hayati.

Sneakon berpartisipasi sebagai sukarelawan dalam membantu proses pembelajaran anak-anak sekaligus menyediakan bimbingan dan bantuan dalam pembuatan prakarya. Melalui kegiatan ini, Sneakon berharap dapat memberikan pengalaman berharga kepada anak-anak dalam mengenal lingkungan sekitar mereka dan meningkatkan kesadaran akan perlunya menjaga alam serta fauna yang ada di Indonesia.

“Intinya itu kita perlu menambahkan satu value yang bermanfaat buat lingkungan. Jadi, kita menjalankan usaha ini harus bermanfaat untuk masyarakat banyak,” kata Adi.


Memaksimalkan Platform Digital

Tampilan situs web Sneakon yang memasarkan produknya secara digital. (Foto: Tangkapan Layar Sneakon.id)

Seiring dengan pertumbuhan bisnis dan keberhasilan kolaborasi dengan Disney, Sneakon terus berinovasi dalam memaksimalkan platform digital. Mereka memanfaatkan strategi pemasaran online yang cerdas, seperti kampanye iklan berbayar yang tepat sasaran dan meningkatkan interaksi melalui media sosial.

Pada 2018 lalu, Sneakon menggunakan strategi pemasaran dengan sistem pre-order selama satu tahun. Mereka memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook sebagai sarana untuk menarik pelanggan baru. Melalui platform tersebut, Sneakon berhasil menjangkau calon pembeli dan memperluas jangkauan bisnis mereka.

Untuk meningkatkan daya tarik iklan mereka, Sneakon mencoba menggunakan Google Ads dengan mencantumkan perbedaan harga antara pre-order (PO) dan harga normal. Strategi ini terbukti berhasil dalam menarik minat pembeli potensial untuk memanfaatkan harga lebih murah melalui pre-order.

Selama proses pre-order, Sneakon sangat berkomitmen dalam menjaga kepercayaan pelanggan. Mereka berusaha keras untuk memastikan bahwa produk yang dipesan dikirim tepat waktu sesuai dengan tanggal yang ditentukan. Keandalan dan konsistensi dalam pengiriman menjadi prioritas bagi Sneakon untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

“Kita kerja sama dengan JNE tidak hanya dalam pengiriman tapi dalam hal fulfilment pergudangan juga. Jadi, dari pihak Sneakon tidak perlu ada lagi proses packing dan quality control. Itu sudah dilakukan oleh pihak JNE. Rasanya jadi lebih simpel sekarang,” kata Adi.

Keberhasilan Sneakon tidak hanya berkat inovasi produk mereka, tetapi juga karena kebijakan yang cerdas dalam memanfaatkan platform digital. Dengan memanfaatkan platform digital, Sneakon mampu menjangkau pelanggan potensial di berbagai daerah, bahkan di luar Kota Bandung.

“Kita memiliki tim digital marketing sendiri. Jadi, tim di office itu harus set dengan tren yang sedang tren saat ini. Untuk target pasar pun kita sesuaikan dengan audiens profil Sneakon seperti apa, jangan sampai ketika kita mengeluarkan produk malah di luar target audiens kita,” ujar Adi yang merupakan lulusan S2 Manajemen Universitas Padjadjaran.

Dengan memanfaatkan platform digital secara optimal, Sneakon tidak hanya mendapatkan pelanggan baru, tetapi juga menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan setia mereka melalui konten berkualitas dan interaksi yang personal.

“Untuk online store, kita fokus di website. Sedangkan, marketplace juga kita tetap jalan dan porsinya 10 persen dari total sales kita,” tutur Adi.

Setelah melalui berbagai tantangan dan perjuangan, Sneakon akhirnya mencapai tonggak bersejarah dengan membuka toko offline pertamanya di Jalan Bengawan No 16, Cihapit, Kota Bandung pada awal 2022. Adi menyadari bahwa meskipun pasar daring terus berkembang, masih ada permintaan yang kuat untuk berbelanja secara langsung di toko fisik.

Oleh karena itu, Sneakon memutuskan untuk menjalankan strategi dua kaki, yaitu menghadirkan toko offline sebagai pelengkap dari keberadaan mereka secara daring.

“Ketika dulu masa pandemi Covid-19, orang-orang kan tidak bisa belanja keluar rumah. Sekarang, banyak ke sana-sini apalagi ditambah ada acara-acara festival musik, orang ingin belanja langsung,” ucap Adi.

Setelah berhasil memperluas bisnis mereka di dalam negeri dengan membuka toko offline pertama di Bandung, Sneakon kini berencana untuk melangkah lebih jauh dan menjajaki pasar internasional. Permintaan dari luar negeri telah mendorong mereka untuk mempertimbangkan ekspansi global.

Meskipun demikian, Sneakon menyadari pentingnya memperkuat basis bisnis mereka di Indonesia terlebih dahulu sebelum melangkah ke pasar internasional. Adi ingin memastikan bahwa operasional dan distribusi produknya di dalam negeri berjalan dengan baik dan dapat memenuhi permintaan pelanggan di Tanah Air.

“Kami memiliki rencana untuk membuka beberapa toko offline di wilayah Indonesia timur, seperti di Bali. Wilayah ini memiliki potensi pasar yang menjanjikan dan minat yang tinggi terhadap produk fesyen, termasuk alas kaki,” ujar mantan karyawan swasta itu.


JNE Terus Dorong Digitalisasi UKM

JNE menyelenggarakan JNE Ngajak Online di De’Medelline Café Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (16/5/2023).

Tren digitalisasi yang terus berkembang telah mengubah lanskap bisnis dan pemasaran, termasuk bagi para pelaku UKM. Mereka harus beradaptasi dengan cepat dan mencari inovasi dalam pemasaran melalui media sosial untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Salah satu perusahaan yang mendukung digitalisasi UKM adalah JNE, perusahaan logistik dan jasa pengiriman yang telah meluncurkan berbagai program untuk membantu mereka.

Data dari Ikatan Ekonomi Digital Indonesia (IdEA) menunjukkan bahwa jumlah UKM yang telah memasuki dunia e-commerce meningkat menjadi 11 juta dari total 59,2 juta pelaku UKM antara Mei 2020 hingga Juni 2022.

Selain itu, nilai transaksi yang terjadi mencapai angka yang signifikan, yaitu sebesar US$53 miliar. Hal ini menunjukkan potensi besar dari sektor UKM dalam pemanfaatan platform digital untuk meningkatkan penjualan dan pertumbuhan bisnis mereka.

JNE menyadari pentingnya dukungan dan edukasi bagi para pelaku UKM dalam memasarkan produk mereka secara digital. Untuk itu, mereka melaksanakan program seperti edukasi digital marketing melalui roadshow webinar yang diberi nama JNE Ngajak Online di berbagai wilayah di Indonesia.

Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada UKM dalam memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan produk mereka.

Selain itu, JNE juga menjalin kolaborasi dengan UKM lokal dan merek artisan ternama. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan daya jual UKM, sehingga mereka dapat naik kelas dan memiliki akses yang lebih luas ke pasar. Melalui kolaborasi ini, UKM dapat belajar dari merek-merek ternama dalam hal pengemasan, branding, dan strategi pemasaran yang efektif.

JNE juga telah mengembangkan UKM Fulfillment Center sebagai salah satu solusi untuk membantu UKM mengatasi tantangan dalam proses logistik. Di fasilitas ini, tersedia berbagai layanan yang meliputi warehousing, order fulfillment, pengembangan teknologi, manajemen pengiriman, dan pengantaran.

Dengan menggunakan fasilitas ini, UKM dapat fokus pada pengembangan produk dan strategi pemasaran mereka, sementara JNE mengurus aspek logistik yang memerlukan upaya besar.

“Kita mau mendukung teman-teman UKM ini end to end, diwadahi dulu kasih acara seperti hari ini (JNE Ngajak Online). Di Bandung sendiri ada fulfilment, kita punya servis fullfilment dan itu menjawab kebutuhan pelaku-pelaku UKM di Bandung,” kata Head of Media Relation JNE Kurnia Nugraha.

Kurnia menyampaikan dukungan JNE sebagai perusahaan logistik nasional dalam mendukung UKM Indonesia agar dapat meningkatkan daya saing di saat ini.

“Disrupsi digital sangat mempengaruhi brand, JNE siap membantu pelayanan dengan memberikan peluang-peluang UKM untuk menciptakan sebuah produk yang nantinya bisa besar. Sama halnya dengan menerapkan perdagangan Online-to-Offline (O2O) yang merupakan strategi bisnis yang menarik potensial pelanggan potensial,” ujar Kurnia.

Dengan adanya dukungan dan pendampingan dari JNE, diharapkan UKM dapat tumbuh dan berkembang, mencapai pasar yang lebih luas, dan menjadi bagian dari perekonomian digital yang semakin maju.

“Suatu brand atau produk harus mempunyai value atau pembeda saat membuat brand tersebut. Sekarang tugas JNE yang akan membantu pendistribusian produk unik para UKM,” kata Kurnia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya