Respons Tegas Saat Gus Yahya Ditanya Capres NU

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menegaskan bahwa pada Pemilu 2024 nanti organisasi yang dipimpinnya mengedepankan bangsa dan negara.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 20 Mei 2023, 00:30 WIB
Gus Yahya dalam konferensi pers Harlah 1 Abad NU. Slank, Rhoma Irama dan sederet artis lain tampil dalam Harlah 1 Abad NU. (Foto: NU Online)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menegaskan bahwa pada Pemilu 2024 nanti organisasi yang dipimpinnya mengedepankan bangsa dan negara. 

Hal itu disampaikan Gus Yahya saat mendapat pertanyaan soal arah politik NU di Pemilu 2024.

“Soal politik, kita ini mau keselamatan bangsa dan negara. Kalau sampean (tanya) kemana arahnya kita dukung calon presiden mana. Ya gak bisa jawab hari ini. Gimana wong kita bukan partai politik,” kata Gus Yahya dikutip dari YouTube TVNU, Jumat (19/5/2023).

“Yang jelas itu sekarang PDIP sudah mengumumkan calon presiden. Lah NU ini bukan parpol,” tambahnya.

Gus Yahya menyebut ada pihak yang meminta NU agar mencalonkan kadernya. Ia lagi-lagi menegaskan bahwa organisasi yang didirikan KH Hasyim Asy’ari itu tidak bisa mencalonkan presiden.

“Kok NU ditanya calon (presiden). NU bukan parpol. Kita ini tidak bisa mencalonkan presiden. Kita bukan parpol. Kalau minta calon minta sana ke partai, jangan sama NU,” tegas Gus Yahya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Tidak Terpecah Belah

KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemilu 2024 kerap kali diwarnai perbedaan pilihan. Karena itu, Gus Yahya mengimbau agar para nahdliyin khususnya dan masyarakat pada umumnya tidak terpecah belah gara-gara politik. 

Sesuai keputusan hasil Muktamar, Gus Yahya menegaskan NU tidak hanya untuk satu partai politik, melainkan semua. Ia juga mengklaim NU tidak merenggangkan diri dengan partai manapun.

“Warga NU ini kita didik untuk melihat karya nyata dari para aktor-aktor politik. Yang kita tidak mau itu berpolitik menggunakan NU sebagai lembaga. Berpolitik praktis menggunakan NU sebagai lembaga,” ujarnya.

“(Misalnya) kampanye politik di kantor NU, itu gak boleh. Tapi kalau ada ketua PCNU atas nama pribadi ikut kampanye partai tidak di kantor NU ya boleh. Asal tidak nyalon DPR. Kalau calon DPR menurut ADRT harus mundur bagi mandataris,” tandas Gus Yahya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya