Liputan6.com, Roma - Lebih dari 20 sungai meluap di Italia setelah curah hujan setara enam bulan turun dalam satu setengah hari, memicu banjir yang menewaskan 13 orang dan memaksa 13.000 lainnya mengungsi.
Selain itu, terjadi 280 bencana tanah longsor.
Advertisement
Wali Kota Ravenna Michele de Pascale, yang wilayahnya terdampak banjir parah, menuturkan bahwa itu adalah bencana terburuk dalam satu abad.
Roberta Lazzarini (71) yang tinggal di Bologna ikut diterjang banjir pada Rabu (17/5/2023). Jalanan, rumah, dan taman terendam air dan dia mengaku ketakutan.
"Saya belum pernah melihat hal seperti itu di sini. Kami terjebak dan tidak tahu harus berbuat apa. Saya hanya berharap ini tidak pernah terjadi kembali," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (19/5).
"Air dan lumpur menutupi kota."
Lamieri (74) yang memiliki toko suvenir di Bologna menuturkan, "Kami pernah mengalami banjir sebelumnya, tapi seingat saya tidak pernah seburuk ini."
"Jalan berubah jadi sungai. Kami kehilangan barang-barang jualan kami. Kerugiannya mencapai ribuan euro."
Sejumlah pihak memperingatkan Italia memerlukan rencana nasional untuk menanggapi dampak perubahan iklim.
Menteri Perlindungan Sipil Italia Nello Musumeci menjelaskan bahwa negaranya memasuki iklim tropis, dengan curah hujan 200 milimeter dalam 36 jam, bahkan di sejumlah daerah mencapai 500 milimeter.
"Tanah yang kering dalam waktu lama secara drastis membatasi kemampuannya untuk menyerap air," kata Musumeci.
Dia menambahkan bahwa tidak ada bendungan regional yang dibangun selama 40 tahun terakhir dan diperlukan pendekatan baru untuk rekayasa teknik hidrolik.
Perdana Menteri Giorgia Meloni dilaporkan menjadwalkan pertemuan darurat pada Selasa depan.
Grand Prix Emilia Romagna Dibatalkan
Grand Prix F1 Emilia Romagna 2023 akhir pekan ini di Imola terpaksa dibatalkan karena risiko banjir Sungai Santerno di dekatnya. Banyak area di sekitar lintasan yang digunakan untuk parkir dan menonton balapan tergenang air pada Selasa (16/5).
Operasi penyelamatan para korban banjir dilaporkan mengalami kesulitan karena begitu banyak jalan yang terendam dan mati listrik.
Banyak faktor yang menyebabkan banjir, tetapi atmosfer yang menghangat akibat perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi.
Bumi sendiri telah menghangat sekitar 1,1 derajat Celsius sejak era industri dimulai dan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah di seluruh dunia melakukan pengurangan emisi yang tajam.
Advertisement