Liputan6.com, Bandung Salah satu hal menarik selama kunjungan delegasi Ghana ke Indonesia adalah mereka penasaran, kok Indonesia bisa lepas dari bantuan vaksin Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI)? Vaksin yang dimaksud adalah vaksin untuk imunisasi rutin nasional dan vaksin COVID-19.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Prima Yosephine Berliana mengungkapkan, para delegasi Ghana meminta Indonesia berbagi pengalaman soal kemandirian vaksin dalam negeri.
Advertisement
“Sebetulnya, mereka lebih kepada minta pengalaman kita. Terutama yang pertama, mereka ingin minta pengalaman kita bisa akhirnya lepas dari bantuan GAVI dan berdiri dengan kemampuan kita sendiri (penyediaan vaksin),” ungkap Prima saat ditemui Health Liputan6.com di sela-sela kunjungan delegasi Ghana di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat pada Rabu, 17 Mei 2023.
Populasi Indonesia Bukan Cuma Sejuta-Dua Juta Orang
Bukan tanpa alasan, Ghana melihat populasi Indonesia terbilang sangat besar. Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dan penduduk yang tinggal sampai ke pelosok dinilai tak menghalangi program imunisasi rutin.
“Itu menurut mereka karena huge number (angka besar) di kita, ya bukan cuman sejuta-dua juta orang," sambung Prima.
"Kalau kita bicara anak bayi lahir saja sampai 5 juta setahun, kok Indonesia bisa gitu? Nah itu yang mereka pengen tahu (soal vaksin dan imunisasi)."
Delegasi Ghana Salut pada Indonesia
Pelaksanaan program imunisasi nasional pun membuat delegasi Ghana salut terhadap Indonesia. Mereka melihat Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen untuk melakukan program imunisasi rutin.
“Terus mereka juga sampai bilang ya kira-kira begini, ‘Kok bisa Pemerintah kamu commit (komitmen) dalam menganggarkan untuk memberikan vaksin?’ Dan itu membuat mereka salut pada kita,” Prima Yosephine Berliana menerangkan.
Seperti diketahui, Indonesia mempunyai Bio Farma sebagai produsen vaksin dalam negeri untuk kebutuhan imunisasi. Bio Farma juga sudah meluncurkan vaksin COVID-19 IndoVac sehingga Indonesia tidak lagi ketergantungan vaksin luar negeri.
Bahas Hadapi Pandemi ke Depan
Tak hanya pembicaraan soal vaksin dan imunisasi, delegasi Ghana yang tiba sejak 13 Mei 2023 di Jakarta ini juga sempat membahas strategi menghadapi pandemi ke depan.
“Ya, pembahasan soal itu ada dan itu kan memang udah sebagian besar kita kupas waktu di G20 ya,” pungkas Prima.
“Kalau untuk yang negara besar, tapi untuk negara-negara berkembang seperti Afrika ya mereka tinggal mengikuti apa yang sudah direkomendasikan WHO dan yang dituangkan juga di pemerintah masing-masing.”
Adapun kunjungan delegasi Ghana Health Service ini dalam rangka Program International Study Tour to Health Institutions of Excellence in Immunization. Tujuannya, untuk mempelajari sistem dan best practices Indonesia dalam menjalankan program imunisasi sekaligus penjajakan potensi kerja sama kesehatan antara dua negara.
Mereka melakukan studi visit ke Bandung, Jawa Barat pada 16-17 Mei 2023 dan meninjau secara langsung pelaksanaan imunisasi di Posyandu Erma dan audiensi di PT Biofarma untuk mengetahui tentang manajemen, distribusi, dan proses penyimpanan vaksin.
Advertisement
Upayakan Kemandirian Vaksin Dalam Negeri
Dalam konteks pandemi COVID-19, diplomasi kesehatan Indonesia diarahkan untuk terus memperkuat ketahanan kesehatan nasional, kawasan hingga global dengan mengamankan kebutuhan vaksin bagi rakyat Indonesia dan mengupayakan kemandirian vaksin.
“Untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional, diplomasi bekerja untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat riset dan produksi vaksin di kawasan,” ungkap Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM), Rabu (11/1/2023).
“Indonesia terpilih sebagai penerima teknologi vaksin messenger RNA (mRNA) dari World Health Organization (WHO).”
Pada Oktober 2022, Retno menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meluncurkan Indonesia Vaccine (IndoVac) yang merupakan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri hasil kolaborasi Bio Farma dengan Baylor College of Medicine dari Amerika Serikat (AS).
26,5 Persen Vaksin dari Kerja Sama Bilateral dan Multilateral
Hingga Januari 2023, Indonesia telah mengamankan lebih dari 516 juta dosis vaksin COVID-19. Lebih dari 137 juta dosis atau 26,5 persen di antaranya, diperoleh melalui kerja sama bilateral dan multilateral.
“Jadi, total 412 juta dosis telah disuntikkan kepada warga Indonesia,” ujar Retno.
Indonesia Aktif Perjuangkan Akses Vaksin
Sebagai informasi, di level global, Indonesia aktif dalam memperjuangkan akses vaksin bagi semua melalui Co-chairmanship Indonesia dalam COVAX AMC Engagement Group.
Hingga Desember 2023, COVAX telah menyalurkan 1,88 miliar dosis vaksin ke 146 negara, termasuk sebanyak 103 juta dosis ke Indonesia.
Indonesia juga telah berkontribusi bagi penguatan arsitektur kesehatan global dan kawasan melalui pemberian beberapa hibah, yakni 50 juta dolar AS untuk Pandemic Fund, 5 juta dolar AS kepada Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
Kontribusi Indonesia
Selanjutnya, komitmen 15,5 juta dolar kepada Global Fund, dan 5 juta dolar AS untuk mekanisme Regional Reserve of Medical Supplies.
Selain itu, Indonesia turut memberikan kontribusi dalam bentuk lain, yaitu menjadi salah satu tuan rumah Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Centre for Public Health Emergency and Emerging Diseases (APCHEED).
Indonesia juga menjadi tuan rumah ASEAN Institute on Disaster Health Management (AIDHM) serta aktif dalam mengawal proses penyusunan Pandemic Treaty yang baru.
Advertisement