Liputan6.com, Jakarta Twitter menuduh Microsoft menggunakan data perusahaan media sosialnya secara diam-diam dan tidak sah. Pengacara pemilik Twitter Elon Musk yaitu Alex Spiro mengirim surat ke Microsoft untuk meminta penjelasan terkait pernyataan tersebut.
Termasuk mengenai perusahaan perangkat lunak yang “mungkin telah melanggar beberapa ketentuan” dari perjanjiannya dengan Twitter atas penggunaan data.
Advertisement
Ini adalah keretakan terbaru di antara kedua perusahaan teknologi dalam perdebatan yang berkembang tentang sosok pemilik data yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan buatan serta perangkat lunak pembelajaran mesin. The New York Times pertama kali melaporkan surat itu yang kemudian salinannya diperoleh CNBC.
Setelah Musk memimpin pembelian Twitter pada Oktober lalu dan menunjuk dirinya sendiri sebagai CEO, perusahaan mulai mengenakan biaya untuk penggunaan antarmuka pemrograman aplikasi (API), yang memungkinkan pengembang menyematkan tweet ke dalam perangkat lunak dan layanan mereka serta mengakses data Twitter.
API sebelumnya bebas digunakan oleh beberapa peneliti, mitra, dan pengembang yang menyetujui persyaratan Twitter. Aplikasi berbasis Twitter API termasuk Hootsuite, Sprout Social, dan Sprinklr.
Menurut surat dari Spiro kepada CEO Microsoft Satya Nadella dan dewan perusahaan, bulan lalu Microsoft “menolak untuk membayar bahkan potongan harga untuk terus mengakses API dan konten Twitter”.
Pada April, Microsoft memiliki setidaknya lima produk yang menggunakan API Twitter, termasuk cloud Azure, mesin pencari Bing, dan alat pengembangan aplikasi kode rendah Power Platform, tulis Spiro.
Perjanjian tersebut membatasi penggunaan antarmuka pemrograman Twitter secara berlebihan. Namun, untuk salah satu layanan Microsoft yang menggunakan data Twitter, “informasi akun secara langsung menyatakan bahwa mereka bermaksud mengizinkan pelanggannya untuk ‘melewati batas pelambatan’,” tulis Spiro.
Microsoft Akan Meninjau Lebih Lanjut
Di samping itu, seorang juru bicara Microsoft mengakui telah menerima surat itu dan mengatakan kepada CNBC bahwa perusahaan akan meninjaunya dan “menanggapi dengan tepat”.
“Hari ini kami mendengar dari firma hukum yang mewakili Twitter dengan beberapa pertanyaan tentang penggunaan API Twitter gratis kami sebelumnya,” kata juru bicara itu dalam email. “Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan jangka panjang kami dengan perusahaan.”
Musk secara terbuka mengkritik hubungan erat Microsoft dengan OpenAI, pencipta chatbot ChatGPT. Musk menjadi pendukung awal OpenAI, tetapi perusahaan tersebut telah mengumpulkan miliaran dolar dari Microsoft, yang menanamkan teknologi AI-nya ke dalam banyak produk inti.
“Microsoft memiliki suara yang sangat kuat, jika tidak secara langsung mengontrol, OpenAI pada saat ini,” kata Musk kepada CNBC dalam sebuah wawancara minggu ini. Nadella baru-baru ini menantang klaim Musk dalam sebuah wawancara dengan Andrew Ross Sorkin dari CNBC, mengatakan Microsoft memiliki “kepentingan non-pengendali” dalam startup tersebut.
Sayangnya, Spiro tidak menyebutkan OpenAI atau aplikasi ChatGPT dan DALL-E atau model bahasa besar dalam surat tersebut. Dia benar-benar menekan Microsoft terkait perincian apa pun tentang “deskripsi pengumpulan token apa pun yang diterapkan di salah satu Aplikasi Microsoft, termasuk periode waktu ketika pengumpulan token semacam itu terjadi dan jumlah token yang dikumpulkan”.
Sementara itu, Musk dan Nadella pun telah melakukan interaksi lain akhir-akhir ini.
Tahun lalu, Musk mendekati Nadella saat dia mengumpulkan uang untuk pembelian Twitter, menurut pesan teks yang dipublikasikan melalui pengajuan pengadilan.
Nadella menulis dalam satu teks kepada Musk, “pasti akan menindaklanjuti umpan balik Tim!” Teams adalah aplikasi obrolan Microsoft.
Advertisement