Potensi Energi Panas Bumi Indonesia Terbesar Kedua Setelah AS

Di Indonesia, keberadaan energi panas bumi sudah dimulai sejak zaman Belanda dengan keberadaan sumur pemboran di Kamojang pada 1926.

oleh Nurmayanti diperbarui 19 Mei 2023, 13:12 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Sarman Simanjorang di Kamojang. Foto: Nurmayanti

Liputan6.com, Jakarta Komisaris Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Sarman Simanjorang mengungkapkan jika Indonesia masih memiliki peluang besar mengembangkan energi panas bumi (geothermal). 

Indonesia saat ini merupakan negara kedua setelah Amerika Serikat yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia. Panas bumi bisa menjadi salah satu andalan pasokan energi pengganti energi fosil.

"Kita bersyukur Indonesia merupakan negara nomor 2 sebagai negara terbesar kedua dunia yang memiliki potensi panas bumi setelah Amerika dan setahu saya di dunia ini hanya beberapa negara punya panas bumi," jelas dia di Kamojang kepada media, Rabu (17/5/2023).

Dia menyebutkan potensi energi panas bumi Indonesia mencapai 23 ribu MW, namun hingga kini pengembangannya baru mencapai 2.100 MW. Data itu menunjukkan jika pengembangan energi panas bumi masih sangat besar.

Di Indonesia, keberadaan energi panas bumi sudah dimulai sejak zaman Belanda dengan keberadaan sumur pemboran di Kamojang pada 1926. Hingga kini, keberadaan sumur tersebut masih ada. " Itu membuktikan panas bumi jadi energi yang sustainable," tegas Sarman.

Sekadar info, pengelolaan energi panas bumi di Indonesia saat ini antara lain dilakukan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) yang merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero). PGE yang  melakukan eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi.

Saat ini PGE mengelola 12 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), 1 Izin Panas Bumi (IPB) Anak Perusahaan PGE PT Geothermal Energy Seulawah (GES), 1 Izin Panas Bumi (IPB) Penugasan kepada Anak Perusahaan PGE Kotamobagu (PGEK) dengan kapasitas terpasang sebesar +1,9GW, dimana 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama.

Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

 


Tantangan Pengembangan Energi Panas Bumi

Energi Panas Bumi Milik PT PGE di Kamojang. Foto: Nurmayanti

Sarman mengakui jika ada beberapa tantangan dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Seperti isu harga keekonomian yang sudah menjadi isu cukup lama.

"Harga keekonomian menjadi isu terus karena ditentukan oleh single buyer jadi isu tidak selesai sampai saat ini," jelas dia.

Hal lain menurut dia besaran investasi dan tantangan terkait keberadaan lokasi yang sering berada di wilayah cagar budaya. Serta meyakinkan masyarakat perihal manfaat energi panas bumi ini.

Khusus investasi, dia menilai perlu ada suatu regulasi yang bisa mendukung agar jadi daya tarik investor. "Sayag sebenarnya potensi kita banyak tapi belum dimaksimalkan," tegas dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya