Liputan6.com, Jakarta - Seniman dari Selat Torres datang ke Indonesia untuk menampilkan karya seni fenomenal yang terbuat dari jaring-jaring laut atau pukat ikan yang dibuang. Jaring-jaring itu ditransformasikan menjadi rupa makhluk-makhluk laut yang unik.
Pameran seni itu digelar di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) di Jakarta Barat. Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, turut mendampingi dua seniman dari Selat Torres yang hadir.
Advertisement
"'Ghost nets' adalah jaring-jaring laut yang ditelantarkan," jelas Dubes Penny Williams di Museum MACAN, Jumat (19/5/2023).
Ia pun menjelaskan bahwa ada 640 ribu ton jaring yang ditelantarkan di lautan dunia.
Situs Coral Triangle Center juga mencatut angka yang sama. "Jaring hantu" ternyata tidak hanya merusak pemandangan, tetapi bisa merusak karang serta membawa parasit ke lingkungan.
Para seniman yang terlibat di proyek ini bertujuan mengubah "sampah" laut tersebut menjadi hal yang baik, serta mengajarkan generasi muda mengenai dampak mengotori laut.
"Kegiatan seni 'ghost nets' adalah cara mengubah tali-tali tambang yang ditelantarkan dari sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang bagus," ujar salah satu seniman, Lavinia Ketchell kepada Liputan6.com.
Lavinia Ketchell tergabung dengan Erub Arts, kelompok seni yang berasal dari Pulau Erub. Di pulau kecil itu, kehadiran 'ghost nets; sangatlah berdampak negatif ke perairan sekitarnya.
Dan ternyata, ada juga 'ghost nets' yang terbawa arus dari Indonesia.
"Pulau Erub, atau Pulau Darnley dalam Bahasa Inggrisnya, adalah pulau yang benar-benar kecil yang dikelilingi oleh karang. Jadi sering selama akhir pekan, kami pergi memancing atau menyelam, dan makanya laut sangat penting bagi kita. Banyak makanan yang berasal dari laut," jelas Lavinia.
Jaring dari Indonesia Ikut Terbawa Arus
Lokasi Pulau Erub berada di Selat Torres yang berada di antara Papua Nugini dan Australia. Lavinia berkata hanya ada sekitar 400 orang di pulau tersebut.
Banyak laki-laki di Pulau Erub yang punya kemampuan menyelam, namun Lavinia yang merupakan seorang perempuan juga bisa menyelam. Ia pun berupaya mempromosikan karya seni 'ghost nets'.
Dubes Australia Penny Williams berkata jaring-jaring untuk karya seni ini diambil di Laut Arafuru. Lavinia mengungkap bahwa ada juga jaring-jaring yang datang dari Indonesia karena terbawa arus.
Jaring dari Indonesia adalah bertipe jaring insang (gill nets).
Lavinia berkata jaring-jaring itu "datang bersama arus dari Indonesia ke Australia, jadi kita banyak mendapatkannya, kita menggunakannya untuk karya kita."
Ia juga menjelaskan bagaimana 'ghost nets' dapat merusak lingkungan di sekitar pulau kecilnya.
"Mereka menghancurkan karang karena mereka terikat di koral dan berbagai hal lain, dan hewan-hewan terjebak dan mereka mati," ungkap Lavinia.
Terkait langkah dari pemerintah Australia, Lavinia berkata ada yang namanya Ghost Net Collective yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang jaring-jaring itu, serta dampak buruknya bagi lautan.
Karya seni Ghost Nets ini dapat dilihat di Museum MACAN hingga 4 Juni 2023. Setelahnya, karya itu akan dibawa ke Bali.
Advertisement