Liputan6.com, Jakarta Listrik bertegangan tinggi 27.5kV telah berhasil dialirkan pada seluruh Listrik Aliran Atas (LAA) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pada Kamis 18 Mei sekitar pukul 22:30 WIB.
Pasokan listrik tersebut ditransmisikan ke empat gardu traksi di Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar yang dibangun oleh China Railway Group Limited (CREC).
Advertisement
Aliran listrik tersebut dibutuhkan guna menunjang operasionalisasi KCJB. Hal itu sekaligus menandakan bahwa seluruh proses transmisi listrik telah berhasil.
Gardu traksi mengubah transmisi tegangan tinggi menjadi daya frekuensi AC fase tunggal untuk kemudian dialirkan ke Overhead catenary system (OCS) atau jaringan listrik aliran atas kereta cepat. Transmisi daya itu merupakan salah satu fase kritis sebelum operasional KCJB. Pengaliran daya juga menjadi proses penting terakhir sebelum komisioning dan pengujian bersama.
Sebagaimana diketahui, jalur KCJB membentang dari Stasiun Halim di Jakarta hingga Depo di Tegalluar sepanjang 142,3 kilometer. Di Sepanjang jalur tersebut, terdapat 384,6 kilometer Jaringan OCS, 4 gardu traksi, 3 gardu distribusi dan 7 gardu AT. Sistem catu daya traksi KCJB dirancang dan dibangun sesuai dengan teknologi dan standar China.
Teknologi transmisi KCJB ini terdiri dari sistem catu daya utama dari jaringan traksi lokomotif listrik, peralatan penggerak dan sistem catu daya tegangan rendah utama, serta sistem pengiriman SCADA untuk tenaga listrik dan catu daya traksi.
Seluruh peralatan inti sistem jaringan kelistrikan seperti gardu induk dan sistem perlindungan mikro komputer serta sistem AC dan DC semuanya dibuat di China.
Selanjutnya
Teknologi tersebut memiliki karakteristik parameter teknis terukur, struktur peralatan terpadu, jenis komponen selaras, dan kinerja layanan komponen utama yang tinggi. Kecanggihan teknologi membuat perawatan peralatan lebih mudah dengan masa pemakaian yang lebih lama, penundaan perlindungan lebih pendek sehingga lebih aman dan andal.
Untuk memastikan keberhasilan transmisi daya KCJB, departemen manajemen proyek kereta cepat China Railway Indonesia mengorganisir unit konstruksi China Railway Electrification Bureau untuk menyusun tenaga traksi listrik yang terperinci. Mulai dari memasok rencana penerimaan daya kereta cepat, menentukan ruang lingkup transmisi listrik, proses serta langkah-langkah teknologi keselamatan dan rencana perbaikan darurat.
Sistem ini juga men-debug fasilitas seperti stasiun traksi, stasiun divisi dan stasiun AT di sepanjang jalur satu per satu, melakukan uji coba pada seluruh jalur OCS, memastikan fasilitas catu daya traksi di seluruh lini memenuhi persyaratan transmisi daya sesuai jadwal hingga mewujudkan jaringan kelistrikan setelah transmisi daya berhasil.
Pada saat yang sama, mobil patroli keamanan akan berkeliling di sekitar jalur kereta cepat guna memastikan keamanan transmisi kelistrikan di sepanjang trase KCJB. Mobil patroli sekaligus juga mensosialisasikan aturan keselamatan untuk masyarakat di wilayah sekitar jalur KCJB.
Advertisement
Hubungkan Bandung-Jakarta
KCJB menghubungkan Jakarta sebagai ibu kota Indonesia dan Bandung yang merupakan kota wisata terkenal dengan kecepatan operasi maksimal 350 kilometer per jam.
KCJB merupakan proyek kereta cepat pertama yang dibangun di luar negeri dalam inisiatif "Belt and Road" dan kerja sama pragmatis antara China dan Indonesia.
KCJB akan mempersingkat waktu perjalanan dari Jakarta ke Bandung dari 3 jam menjadi 40 menit. Pemangkasan waktu tempuh tersebut sangat penting untuk membantu pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia, memperdalam kerja sama antara China dan Indonesia serta mempromosikan pengembangan kualitas pembangunan bersama "Belt and Road"