Halving Bitcoin 2024, Momen Pengurangan Imbalan bagi Penambang Bitcoin

Tak lama lagi para kripto terbesar didunia akan mengalami momen Halving Bitcoin 2024. Apa itu Halving Bitcoin?

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 20 Mei 2023, 12:00 WIB
Industri kripto tak lama lagi akan dimeriahkan dengan momen Halving Bitcoin yang akan terjadi pada 2024. (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Industri kripto tak lama lagi akan dimeriahkan dengan momen Halving Bitcoin yang akan terjadi pada 2024. Momen ini cukup ditunggu-tunggu para pendukung kripto karena terjadi dalam 4 tahun sekali. 

Dilansir dari situs blog Ajaib Kripto, Sabtu (20/5/2023) Bitcoin Halving adalah kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok, yang biasanya terjadi empat tahun sekali.

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan saat ini 19,375,656 BTC telah beredar, 92 persen dari total pasokan 21,000,000. Setiap halving yang terjadi 4 tahun sekali akan menurunkan tingkat inflasi Bitcoin.

“Saat ini para penambang akan dihadiahi Bitcoin sebanyak 6,25 koin. Nantinya setelah Halving Bitcoin 2024, penambangan akan dihadiahi Bitcoin sebanyak 3,125 koin setiap memproses transaksi,” kata Panji dalam webinar Ajaib Kripto, Jumat, 19 Mei 2023.

Panji memaparkan, peristiwa Halving Bitcoin yang selanjutnya akan terjadi pada 2024 bisa mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin. 

“Karena secara historis kenaikan harga Bitcoin terjadi pada setahun menjelang Halving Day, kemudian pada saat Halving, dan setahun setelah terjadi Halving,” pungkas Panji. 

Saat momen Halving pada 2020, harga Bitcoin sudah mulai menguat sejak akhir 2019. Kenaikan ini bertahan hingga momen Halving terjadi pada 2022. 

Kemudian pada 2021 atau setahun setelah Halving, harga Bitcoin masih menguat bahkan menyentuh level tertinggi di kisaran USD 69.000 atau setara Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 14.936 per dolar AS).

Halving menjadi indikator penting dalam menyusun proyeksi harga Bitcoin. mengingat aktivitas ini memberi sinyal utama mengenai pasokan milik kripto terbesar itu saat ini.

Pada dasarnya, setiap penambang Bitcoin berhak memperoleh block reward setelah sukses menambang satu blok Bitcoin. Dalam aktivitas ini, jaringan akan menerapkan pemberian imbalan Bitcoin Halving bagi penambang yang menambahkan block dalam jaringan mereka.

 


Tether Borong Bitcoin Ratusan Juta Dolar AS demi Sokong Stablecoin USDT

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, raksasa Cryptocurrency Tether mengatakan akan membeli bitcoin senilai ratusan juta dolar untuk mendukung stablecoin terbesar di dunia.

Perusahaan mengatakan akan menginvestasikan 15 persen dari laba bersihnya ke dalam bitcoin untuk "mendiversifikasi" cadangan yang mendukung token USDT miliknya, yang bertujuan untuk tetap berpegang pada pasak 1 banding 1 terhadap Dolar AS.

Melansir laman CNBC, Kamis (18/5/2023), nilai pembelian itu diperkirakan mencapai USD 222 juta, berdasarkan laporan pengesahan terakhir perusahaan, yang memberikan perincian aset yang membentuk cadangan USDT serta kelebihan cadangan dan keuntungan.

Juru bicara Tether mengklarifikasi jika bitcoin yang dibelinya hanya akan berjumlah sebagian kecil dari keseluruhan laba bersihnya, dengan sebagian besar kelebihan pendapatan dihabiskan untuk menjalankan bisnis, termasuk biaya bank.

“Tujuannya adalah untuk menjaga nilai portofolio Bitcoin jauh di bawah ukuran total kelebihan cadangan kami yang mencapai 2,48 miliar pada akhir Q1/2023, sementara kepemilikan bitcoin menyumbang 1,5 miliar,” kata juru bicara Tether.

USDT adalah stablecoin terbesar di pasar, dengan pasokan beredar lebih dari USD 82,8 miliar, menurut data CoinGecko. Ini bersaing dengan Circle's USD Coin dan Binance's BUSD.

Stablecoin digunakan oleh pedagang untuk keluar masuk mata uang kripto yang berbeda tanpa mengubah uang kembali menjadi mata uang fiat.

“Keputusan untuk berinvestasi dalam Bitcoin, cryptocurrency pertama dan terbesar di dunia, didukung oleh kekuatan dan potensinya sebagai aset investasi,” kata CTO Tether Paolo Ardoino dalam sebuah pernyataan.

 


Pemegang Terbesar

Bitcoin - Image by MichaelWuensch from Pixabay

Dikatakan jika Bitcoin terus membuktikan ketahanannya dan telah muncul sebagai penyimpan nilai jangka panjang dengan potensi pertumbuhan yang substansial.

"Pasokannya yang terbatas, sifat terdesentralisasi, dan adopsi yang meluas telah memposisikan Bitcoin sebagai pilihan favorit di antara investor institusional dan ritel," jelas Ardoino.

Langkah tersebut akan membuat Tether menjadi pemegang bitcoin yang lebih besar lagi. Saat ini perusahaan tersebut telah memiliki bitcoin senilai lebih dari USD 1,5 miliar di neracanya.

Di mana mengikuti pergerakan dari investor terkemuka seperti Paul Tudor Jones dan bos MicroStrategy Michael Saylor untuk mengakumulasi stok besar, dengan keyakinan bahwa token kebal terhadap efek depresiasi mata uang dan inflasi.

Analis dan investor sebelumnya mengatakan bahwa bitcoin bisa mendapatkan dorongan tahun ini karena pengaruh yang disebut "paus" - pelaku pasar dengan kekuatan finansial yang signifikan, yang memungkinkan mereka membeli token dalam jumlah besar.

Metode Tether untuk mempertahankan nilai USD 1 untuk tokennya telah menimbulkan kontroversi di masa lalu karena kekhawatiran akan kualitas aset cadangannya.

 


Tether Berusaha Hilangkan Ketakutan Investor

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, perusahaan menyimpan sebagian besar cadangannya dalam kertas komersial — suatu bentuk hutang jangka pendek tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Ini dipandang kurang aman dibandingkan bentuk utang lainnya, seperti surat utang U. S. Treasury.

Tether berusaha menghilangkan ketakutan investor dengan merotasi kertas komersial dan mengganti kepemilikan dana ini hanya dengan sekuritas utang pemerintah AS.

Pada bulan Februari, perusahaan mengatakan telah mengurangi kepemilikan kertas komersialnya menjadi nol.

USDT dan penerbitnya tetap menjadi sumber pertengkaran di pasar crypto. Departemen Kehakiman AS dilaporkan sedang menyelidiki eksekutif di Tether atas kemungkinan penipuan bank.

Stablecoin sudah menjadi masalah utama bagi para regulator, yang telah berusaha keras untuk mencari tahu bagaimana menjaga industri tetap terkendali setelah kematian beberapa perusahaan terkemuka di luar angkasa.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya