Menggali Makna Hari Raya Saraswati, Peringatan Turunnya Ilmu Pengetahuan ke Bumi

Hari Raya Saraswati merupakan perayaan penting dalam agama Hindu, khususnya di Bali.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mei 2023, 14:55 WIB
(Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Saraswati merupakan perayaan penting dalam agama Hindu, khususnya di Bali, yang dirayakan setiap 210 hari sekali atau 6 bulan sekali pada hari Saniscara Umanis Wuku Watugunung.

Perayaan ini mengandung makna turunnya ilmu pengetahuan yang suci kepada umat manusia dan penghormatan terhadap Dewi Saraswati, dewi pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra.

Dewi Saraswati diyakini sebagai sakti dari Dewa Brahma, dewa pencipta dalam mitologi Hindu.

Hari Raya Saraswati menjadi hari yang penting bagi siswa sekolah dan penggelut dunia pendidikan, karena ilmu pengetahuan dianggap sebagai bekal dalam kehidupan manusia yang dapat menuntun ke arah kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan peningkatan keberadaban.

Pada hari ini, umat Hindu melakukan persembahyangan dan persembahan kepada Dewi Saraswati di pura, sekolah, dan rumah masing-masing. Selain itu, mereka juga menghaturkan banten Saraswati pada pustaka, lontar, kitab, dan buku.

Mantra yang biasa digunakan dalam persembahyangan Saraswati adalah:

Om, Saraswati namostu bhyam

Warade kama rupini

Siddha rastu karaksami

Siddhi bhawantu sadam

Artinya:

Om, Dewi Saraswati yang mulia dan maha indah,

cantik dan maha mulia.

Semoga kami dilindungi dengan sesempurna-sempurnanya.

Semoga kami selalu dilimpahi kekuatan,

kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.

Perayaan Hari Raya Saraswati juga diikuti oleh perayaan hari Banyu Pinaruh yang jatuh pada hari Minggu esok harinya, yaitu pada Wuku Sinta. Banyu Pinaruh merupakan upacara yadnya yang bertujuan untuk pembersihan dan kesucian diri.

Pada saat Banyu Pinaruh, umat Hindu mensucikan diri di pagi buta, biasanya dengan mandi di sungai atau laut.


Makna Pemujaan kepada Dewi Saraswati

Sebuah keluarga berdoa sebelum menjalani prosesi menyucikan diri saat Hari Banyu Pinaruh di pantai Keramas, Gianyar, Bali, Minggu (12/5/2019). Banyu Pinaruh adalah tradisi Bali yang diadakan sehari setelah merayakan Hari Suci Saraswati untuk membersihkan jiwa dan raga. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Mengutip dari laman kubutambahan.bulelengkab.go.id, makna pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan pada aspek Dewi Sa-raswati (simbol vidya) atas karunia ilmu pengetahuan yang di karuniakan kepada kita semua. Sehingga akan terbebas dan avidyam (kebodohan), agar dibimbing menuju ke kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.

Setelah Saraswati puja selesai, biasanya dilakukan mesarnbang semadhi, yaitu semadhi di tempat yang suci di malam hari atau melakukan pembacaan lontar-lontar semalam suntuk dengan tujuan menernukan pencerahan Ida Hyang Saraswati.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya