Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12, Jusuf Kalla, mengungkit soal ketidakadilan. Konflik hingga jalan rusak dijadikan sebagai tolok ukur.
Jusuf Kalla mencatat selama Indonesia merdeka, tercatat 15 kali terjadi konflik mulai dari Poso, Ambon, Aceh, Kalimatan dan sebagainya.
Advertisement
"10 konflik karena ketidakadilan. Aceh tidak memberontak karena ingin syariah. Dia merasa ekonomi Aceh sangat kaya, tapi mendapat lebih dikit," kata dia dalam sambutan pada Puncak Milad ke-21 PKS yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).
Jusuf Kalla kemudian menyinggung jalan rusak yang baru-baru ini viral di media sosial. Disebutkan, Lampung Jambi dan Makassar rusak luar biasa.
Bahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat jumlah jalan rusak di Indonesia 170 ribu Kilometer.
"Itu adalah data BPS," ujar dia.
Jusuf Kalla mengatakan tak dapat ditepis jikalau ada anggapan jalan baik hanya diperuntukkan orang mampu karena berbayar.
"Jalan rakyat yang tiap dijalani tiap hari oleh petani kita, pedagang kecil kita oleh siapapun rusak tidak diperbaiki itu ketidakadilan untuk rakyat," ucap dia.
Tak Ada Dana Karena Pilih Proyek Mahal
Jusuf Kalla mengungkap, penyebab jalan rusak sulit diperbaiki. Padahal, Menteri PUPR tergolong orang hebat.
"Tapi dana tidak ada karena kita memilih proyek mahal manfaatnya tidak sesuai diharapakan. Jalan di Indonesia sulit dipakai menurut BPS. Ini contoh ketidakadilan," ujar dia.
Jusuf Kalla menerangkan, keadilan adalah pondasi yang penting dalam kehidupan. Sedangkan, kesejahteraaan adalah tujuan bangsa.
Advertisement