Kasus Diare pada Anak Tinggi, Peneliti UGM Kembangkan Vaksin Rotavirus RV3

Diare pada anak balita masih menjadi persoalan besar di bidang kesehatan. Dilaporkan bahwa diare merupakan penyebab 9,1 persen kematian pada anak balita di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting menghilangkan semua gangguan dalam masa pertumbuhan karena angka adalah aset masa depan yang berharga.

oleh Yanuar H diperbarui 22 Mei 2023, 05:00 WIB
Diare menempati posisi kedua penyakit mematikan untuk anak di bawah usia 5 tahun. (Sumber Foto: Youtube)

Liputan6.com, Yogyakarta - Penyakit diare menurut Dosen bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Hera Nirwati memengaruhi perkembangan anak dan jika berulang di masa pertumbuhan menyebabkan anak berpotensi mengalami hambatan pertumbuhan tinggi badan, kurangnya kebugaran dan kecerdasan yang tidak optimal.

Di Indonesia, angka kematian akibat diare pada anak dilaporkan sebesar 9,8 persen pada kelompok anak dibawah satu tahun dan merupakan penyebab kematian kedua terbanyak.

“Rotavirus merupakan penyebab diare berat pada anak balita di negara maju dan negara berkembang. Rotavirus terkenal sebagai virus yang demokratis karena dapat menginfeksi semua anak tanpa melihat status sosial ekonominya. Sebab hampir semua anak pernah mengalami paling tidak sekali episode diare pada saat berumur lima tahun,” kata Hera dalam dalam pidato pengukuhan jabatan guru besar, di ruang Balai Senat Universitas Gadjah Mada Kamis  11 Mei 2023.

Hera menjelaskan Soenarto melaporkan adanya Rotavirus di Indonesia pertama kalinya dengan meneliti dan mengumpulkan feses anak balita penderita gastroenteritis akut di Yogyakarta. Hingga saat ini surveilans rotavirus di Indonesia sudah terus dilakukan dan menunjukkan tingginya beban kesakitan dan kematian akibat diare rotavirus.

Baca Juga

Diare rotavirus merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin rotavirus yang tersedia saat ini dapat bereplikasi di usus manusia untuk memperoleh respons imun. 

"Empat vaksin yang diprakualifikasi oleh WHO dan tersedia di pasaran yakni Rotarix, Rotateq, Rotavac, dan Rotasiil."

Hera mengatakan untuk mengantisipasi kasus diare pada anak di Indonesia saat ini sedang dikembangkan vaksin rotavirus RV3 dan uji klinisnya sedang dilakukan oleh peneliti di UGM. Bahkan vaksin ini telah memasuki uji klinik fase 3. 

“Dalam waktu dekat RV3 diperkirakan bisa diproduksi massal oleh Bio farma dan ditargetkan bisa digunakan untuk imunisasi bagi anak-anak di Indonesia,” ujarnya.

Hera menyebutkan dalam uji klinik vaksin Rotavirus RV3-BB fase 2b, telah dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh antibodi ibu plasenta atau ASI terhadap efektivitas vaksin. 

"Selain itu setelah diuji juga diketahui bahwa vaksin rotavirus RV3-BB juga bisa diberikan dengan vaksin lainnya seperti vaksin polio secara oral,” ujarnya soal diare pada anak.

Di akhir pidato pengukuhannya yang berjudul Surveilans Rotavirus: Temuan Berbasis Bukti untuk Implementasi Vaksin Rotavirus di Indonesia, Hera menegaskan bahwa tindakan pencegahan diare rotavirus dengan pemberian vaksin harus segera dilakukan. Oleh karena itu, penerapan vaksin rotavirus dalam imunisasi nasional merupakan suatu keniscayaan agar anak-anak kita terlindungi.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya