Diskusi Plafon Utang Amerika Serikat hingga Risalah The Fed Jadi Perhatian Pasar

Pembahasan plafon utang, rilis laba perusahaan ritel dan risalah pertemuan the Federal Reserve (the Fed) jadi fokus pasar.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mei 2023, 07:49 WIB
Pembahasan plafon utang, rilis laporan laba perusahaan ritel dan risalah dari pertemuan the Federal Reserve (the Fed) menjadi perhatian pekan ini. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Pembahasan plafon utang, rilis laporan laba perusahaan ritel dan risalah dari pertemuan the Federal Reserve (the Fed) menjadi perhatian pekan ini.

Dikutip dari Yahoo Finance, Senin (22/5/2023), pada Sabtu, 20 Mei 2023, Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan diskusi mengenai plafon utang tidak akan dilanjutkan hingga Presiden AS Joe Biden kembali dari perjalanannya ke Jepang untuk pertemuan G-7.

Pada Minggu, 21 Mei 2023 sebelum meninggalkan G7, Joe Biden menyebutkan sikap pagu utang GOP tidak dapat diterima.

Sebelumnya pada Jumat, 19 Mei 2023, kedua pihak menghentikan pembicaraan, meningkatkan keraguan tentang potensi jangka pendek untuk kesepakatan dan membawa pasar saham tertekan.

Ketiga indeks acuan di wall street mencatat kinerja positif, terutama indeks Nasdaq yang naik lebih dari 3 persen. Indeks Nasdaq dan S&P 500 mengalami pekan terbaik sejak Maret dan mencatat penutupan mingguan tertinggi sejak Agustus 2022. Pada 2023, indeks Nasdaq naik lebih dari 20 persen, sedangkan indeks S&P 500 menguat lebih dari 9 persen. Indeks Dow Jones nyaris tidak mempertahankan keuntungan pada 2023.

Pergerakan saham didorong setelah laba dari sektor ritel menunjukkan kehati-hatian pada belanja konsumen pada 2023, tetapi belum terdengar peringatan tentang resesi.

Pada pekan ini, rilis kinerja keuangan dari Dollar General, Costco, dan BJ’s akan menawarkan informasi mengenai kesehatan konsumen. Sementara itu, rilis kinerja Walmart isyaratkan mengenai konsumen lebih kaya berhemat karena inflasi menekan anggaran rumah tangga.

“Kami telah melihat transaksi di Walmart, Target, TJX, dan Ross positif dari tahun ke tahun yang menunjukkan ada beberapa penurunan perdagangan yang masuk karena beberapa konsumen arus utama membuat pilihan yang berbeda,” ujar Analis Ritel Bernstein Aneesha Sherman.

Dari sektor teknologi, Nvidia yang sahamnya sudah naik lebih dari 100 persen, akan merilis laba pada Rabu, 24 Mei 2023.


Investor Bakal Cermati Data Ekonomi

Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Dari sisi data ekonomi, investor akan mencari petunjuk lebih lanjut tentang langkah the Fed ke depan karena investor bersiap untuk mengakhiri kenaikan suku bunga the Fed yang paling agresif sejak awal 80-an.

Pada Kamis, 25 Mei 2023, prediksi produk domestik bruto (PDB) akan menawarkan gambaran pertumbuhan pada kuartal I 2023 dan pemeriksaan lain pada pengukur inflasi pilihan bank sentral, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi pada kuartal I 2023.

Ekonom prediksi, inflasi yang hapus biaya manakan dan energi yang fluktuatif naik 4,9 persen secara tahunan pada kuartal I, tidak berubah dari pembacaan pertama, inflasi inti diharapkan naik 0,3 persen pada April. Kenaikan bulanan tidak berubah  dari Maret.

Namun, plafon utang akan tetap menjadi faktor terbesar bagi investor hingga penyelesaian negosiasi saat ini dapat tercapai.

Pasar menjadi lebih tidak stabil karena tanggal X, tanggal di mana Amerika Serikat akan gagal memenuhi kewajibannya, semakin dekat dengan kemungkinan gagal bayar membebani pasar paling banyak dalam dua minggu sebelum tanggal ini.

“Jika X-data dilewati tanpa default normal, kami melihat penurunan pada kuartal II semakin dalam 5 persen menjadi 3.750, tetapi terbukti sementara,” tulis tim ekonomi dan strategi dari UBS.

Dalam catatan itu menyebutkan periode satu minggu tanpa pembayaran kupon dan gagal bayar akan memicu penurunan saham hingga 20 persen menuju 3.400, dan mendorong hingga level terendah. Posisi rendah itu hingga kuartal III 2023 sebelum pulih menuju 3.800 pada akhir tahun. “Skenario yang sangat tidak mungkin pembayaran kupon selama sebulan tidak hanya akan menyebabkan penurunan langsung hingga 30 persen pada saham, tetapi juga akan melihat pemulihan yang sangat lemah,” tulis UBS.

Adapun indeks saham S&P 500 ditutup ke posisi 4.191 pada Jumat pekan ini.


Diskusi Plafon Utang Jadi Perhatian Pasar

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Diskusi plafon utang juga akan mengambil tempat yang lebih besar dalam percakapan investor ke depan karena pekan ini akhiri musim laporan keuangan.

Pada Jumat, 19 Mei 2023, 94 persen saham S&P 500 telah melaporkan laba. Rata-rata perusahaan telah mengalahkan perkiraan sebesar 6,5 persen. Namun, saham yang menguat sejak awal musim laba pada kuartal pertama dan resesi yang membayangi banyak dibahas belum berdampak pada pasar.

“Konsumen yang tangguh sebagian besar menjadi tema dalam hasil kuartal I, meskipun bank dan pengecer membukukan musim laba yang mencatat beberapa perlambatan pada kuartal ini. Momentum yang memudar dapat memberikan tekanan baru pada estimasi sejalan dengan tren revisi historis,” tulis Julian Emmanuel dari Evercore ISI.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya