Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) atau Badan Penegakan Maritim Malaysia mengatakan telah menahan empat kapal dari perairannya. Salah satunya dari Indonesia.
"Sebuah kapal tanker yang terdaftar dari Indonesia yang disita pada 17 Mei dan sebuah kapal pengangkut – terdaftar di Monrovia, Liberia – ditahan pada 18 Mei," kata MMEA seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (22/5/2023).
Advertisement
Kapal berbendera Indonesia itu ditahan di 12,8 mil laut timur laut Tanjung Balau, sebuah kota pantai di Kota Tinggi, sedangkan kapal berbendera Monrovia disita untuk berlabuh tanpa izin di 30,5 mil laut timur Tanjung Sedili Kechil di distrik Kota Tinggi.
Dua kapal lainnya yang ditahan MMEA karena berlabuh secara ilegal di perairan timur Johor dalam satu minggu terakhir, terdaftar dari Singapura.
Wakil Direktur MMEA Zona Maritim Tanjung Sedili Mohd Najib Sam mengatakan pada Sabtu 20 Mei bahwa sebuah kapal terdaftar dari Singapura, sebuah kapal bahan bakar gas cair (LPG), ditangkap pada 13 Mei di 17,7 mil laut timur Tanjung Sedili Besar di Distrik Kota Tinggi.
Dua hari kemudian pada 15 Mei, kapal tanker berbendera Singapura lainnya ditahan di 13,2 mil laut timur Tanjung Siang, sebuah tanjung di Kota Tinggi, tambahnya Wakil Direktur MMEA dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh MMEA.
Mohd Najib mengatakan bahwa ketika diperiksa oleh MMEA, keempat kapten kapal gagal memberikan izin yang memungkinkan mereka berlabuh di perairan Malaysia.
"Ini adalah pelanggaran berdasarkan Bagian 491B(1)(L) dari Merchant Shipping Ordinance 1952 (Ordonansi Pelayaran Pedagang 1952)," tambah Mohd Najib.
Sejak awal tahun, 28 kapal termasuk empat kapal di atas, telah disita karena berlabuh secara ilegal di perairan Malaysia.
Kekeringan Picu Fenomena Panic Buying Air Mineral di Malaysia
Bicara soal Malaysia, sejumlah wilayah di negara tersebut ternyata tengah dilanda fenomena panic buying air mineral pada pekan ini.
Kombinasi kekeringan bendungan dan kesalahan sistem distribusi air telah memicu fenomena panic buying air mineral di sejumlah wilayah di Malaysia pada pekan ini. Menurut laporan, sekitar 1 juta orang di Penang dan Kedahan terdampak.
Sejumlah video viral di media sosial menunjukkan penduduk setempat "menyerbu" supermarket dan menggasak habis botol air minum dari rak-rak toko, demikian seperti dikutip dari The Star (20/5/2023).
Kejadian itu terjadi pada Selasa 16 Mei 2023.
Meskipun pasokan air pulih dalam waktu kurang dari 24 jam, banyak penjual makanan memutuskan untuk tidak buka karena mereka tidak dapat menyiapkan bahan makanan tanpa air sehari sebelumnya.
Penyebabnya diduga dipicu oleh menurunnya volume air di beberapa bendungan di Penang yang tak teraliri air dari Sungai Muda secara optimal.
Bendungan Ayer Itam terisi 39,8%, Bendungan Teluk Bahang 46,2% dan bahkan Bendungan Mengkuang yang lebih besar, yang biasanya terisi lebih dari 90%, turun menjadi 88,2 %.
Advertisement