Indonesia Gaungkan Kerjasama Global Bangun Kesetaraan Gender di Bidang Ekonomi

Perempuan Pengusaha asal Indonesia, menyuarakan aksi akselerasi pemberdayaan dan kemajuan perempuan di sektor swasta, dan mendorong dialog multi pihak terkait regulasi dan norma sosial untuk perubahan yang lebih baik guna mengurangi kesenjangan gender global.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 22 Mei 2023, 12:10 WIB
Rinawati Prihatiningsih, perwakilan G20 EMPOWER Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Perempuan Pengusaha asal Indonesia, menyuarakan aksi akselerasi pemberdayaan dan kemajuan perempuan di sektor swasta, dan mendorong dialog multi pihak terkait regulasi dan norma sosial untuk perubahan yang lebih baik guna mengurangi kesenjangan gender global.

Keterwakilan Indonesia mempresentasikan suara dan undangan G20 EMPOWER di dua forum. Yakni di hadapan G20 EMPOWER Advocates Jepang yang terdiri dari para pemimpin dan wakil perusahaan menjelang acara G7.

Dan yang kedua, The 14th Russia – Islamic World: KazanForum International Economic Forum, diselenggarakan oleh Eurasian Women’s Forum inisiasi dari Rosconggress Foundation, Rusia.

Di kedua forum tersebut dibahas pentingnya keterlibatan perempuan dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs). Sebagaimana laporan dari Global Gender Gap Report 2022, dibutuhkan waktu 155 tahun untuk menutup kesenjangan gender pemberdayaan politik, lalu 151 tahun untuk menutup kesenjangan gender partisipasi dan peluang ekonomi dan dibutuhkan 22 tahun untuk menutup kesenjangan gender pencapaian pendidikan.

"Untuk itu, di G20 EMPOWER Advocates Jepang, saya mengundang para advocates G20 EMPOWER Jepang yang terdiri dari perusahaan nasional dan multi nasional di Jepang, untuk terus berpartisipasi dan berperan aktif mendukung visi misi G20 EMPOWER," ungkap Rinawati Prihatiningsih, perwakilan G20 EMPOWER Indonesia, Senin (22/5/2023).

Lalu pada forum The 14th Russia – Islamic World: KazanForum International Economic Forum, Rina hadir secara virtual, mengangkat G20 EMPOWER dan APEC BEST AWARD. Keduanya memiliki keunikan, dimana keduanya sepakat kesetaraan gender dalam konteks pembangunan ekonomi global. Rinawati pun menyuarakan untuk kesetaraan yang berkeadilan untuk memajukan ekonomi yang saling menguntungkan.

"Harapan saya melalui forum-forum bilateral, regional, dan global seperti event yang baru-baru ini, saya ingin mendorong tercapainya visi dan misi G20 EMPOWER, dalam aksi akselerasi partisipasi, pemberdayaan dan kepemimpinan perempuan di sektor swasta yang inklusif, setara dan berkeadilan," katanya.

 


Akses Pasar Global

Ilustrasi electronic visa on arrival (e-VOA). (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Untungnya, lanjut Rinawati, respon atau sambutan kedua forum internasional tersebut dinilai sangat positif. Bahkan kedua forum berkomitmen untuk tindak lanjut kerjasama kongkrit dalam akses pasar global dan pembangunan kapasitas.

Seperti melalui APEC BEST AWARD atau the international Business Efficiency and Success Target Award, merupakan ajang kontes internasional yang dimulai pada tahun 2015 tingkat APEC oleh Kementerian Pembangunan Ekonomi Federasi Rusia dan Komite Pengembangan Kewirausahaan Perempuan "OPORA RUSSIA".

"Tujuan utama dari proyek ini adalah ajang promosi dan kisah sukses terbaik dari perempuan sebagai pemilik usaha UMKM dan juga promosi sebagai manajer perempuan. Harapannya ajang ini dapat membantu peserta dalam mengembangkan dan memajukan usaha dan karirnya," tutur Rinawati.


Di G20, Indonesia dan India Bersaing Jadi Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Terbaik

Presiden Rwanda Paul Kagame telah menyatakan rencana untuk membuka Kedutaan Besar Rwanda di Jakarta, Indonesia, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun lalu di sela-sela KTT G20 Bali. (Dok. Pixabay)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Indonesia telah menjadi negara dengan ekonomi berkembang yang tengah dalam persaingan dengan India untuk memegang gelar performa terbaik.

Menkeu melihat,dari pergerakan global, Indonesia telah dianggap sebagai negara ekonomi yang sudah cukup besar, stabilitasnya yang baik, inflasi di bawah 5 persen, nilai tukar yang stabil, yield dari surat berharga yang cukup kompetitif.

"Indonesia dalam artikel majalah Economist minggu lalu disebutkan, antara India dengan Indonesia ini adalah dua negara yang sekarang berlomba untuk menjadi top performer di G20 atau bahkan di dunia," ungkap Sri Mulyani dalam acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023 yang disiarkan di laman Youtube Bappenas pada Kamis (6/4/2023).

Menkeu menyerukan, gambaran itu harus menjadi hal positif yang dijaga bersama.

"Indonesia memang mengalami pemulihan ekonomi yang relatif merata dan kuat. Broad Based dalam artian seluruh sektor sekarang recover, yang dulu disebut sebagai scaring effect atau efek luka yang mendalam akibat pandemi secara perlahan sudah sembuh, bahkan kalau kita daerah seperti Bali juga mulai pulih setelah sempat terpukul cukup dalam," jelasnya.

Kemajuan ini salah satunya didukung oleh permintaan domestik yang relatif stabil. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus terjaga. 

Infografis Mengakhiri Perang dan Kolaborasi Selamatkan Dunia di KTT G20 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya