ChatGPT Jadi Biang Kerok Toko Buku Gunung Agung Tutup Semua Gerai?

Ada dua faktor terbesar toko buku berhenti beroperasi. Pertama, digitalisasi memudahkan masyarakat mendapatkan informasi secara efisien.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Mei 2023, 15:52 WIB
PT GA Tiga Belas baru saja mengumumkan rencana mereka untuk menutup outlet toko buku Gunung Agung tersisa di sejumlah kota di Indonesia pada akhir tahun 2023 ini. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta PT GA Tiga Belas baru saja mengumumkan rencana mereka untuk menutup outlet toko buku Gunung Agung tersisa di sejumlah kota di Indonesia pada akhir tahun 2023 ini.

Sejak pandemi Covid-19 pada 2020, perusahaan telah melakukan langkah efisiensi dengan menutup beberapa toko buku Gunung Agung yang tersebar di beberapa kota, seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan penutupan toko buku dalam skala besar tidak hanya terjadi di Indonesia.

Bhima merujuk pada sebuah statistik yang menunjukan selama periode awal tahun 2000 hingga 2019, sebanyak 50 persen toko buku tutup secara permanen.

"Bahkan dalam sebuah statistik menyebutkan Amerika Serikat di periode 1998-2019 itu terjadi penutupan 50 persen toko buku. Jadi dari 12.000 toko buku tersisa tinggal 6.000, hilang setengahnya," ujar Bhima kepada merdeka.com, Senin (22/5).

Menurut Bhima, ada dua faktor terbesar toko buku berhenti beroperasi. Pertama, digitalisasi memudahkan masyarakat mendapatkan informasi secara efisien. Bahkan, menurut Bhima, sebelum kecerdasan buatan seperti artificial intelligence (AI) secara masif digunakan, pamor buku sudah mulai memudar.

Eksistensi toko buku semakin pudar saat masyarakat dewasa ini menggunakan AI dalam mendapatkan informasi secara lengkap.

"Bahkan sekarang dengan hadirnya AI seperti ChatGPT sangat mudah memperoleh informasi yang kita inginkan secara spesifik," ujarnya.

 


Minat Baca

Pekerja memindahkan tumpukkan buku yang akan dikembalikan ke penerbit di toko buku JakBook, Pasar Kenari, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Pandemi Covid-19 yang masih mewabah menyebabkan toko buku besutan Pemprov DKI Jakarta bersama PD Pasar Jaya sepi pengunjung. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Faktor kedua tumbangnya bisnis toko buku, yaitu minat baca pemuda kurang. Mendapatkan kemudahan informasi, membaca buku secara fisik menurut Bhima sudah tidak lagi relevan bagi generasi anak muda.

"Memang minat baca buku yang berkurang terutama di generasi muda. Sukanya baca berita yang instan," pungkasnya.

Namun, Bhima menuturkan bahwa tren penutupan toko buku di Indonesia tidak membuat bisnis ini mati. Justru, segmentasi pasar buku akan semakin beragam dan lebih eksklusif.

"Penerbitan penerbitan independent angkanya di beberapa justru terus tumbuh. Kenapa? Penjualan dilakukan lewat online, tidak harus tergantung penerbitan skala besar, penjualannya juga beragam enggak harus mengandalkan toko buku fisik. Itu yang membuat beberapa segmentasi penerbitan toko buku independen itu justru diburu," jelasnya.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com


Toko Buku Gunung Agung Tutup di Akhir 2023, Warganet Mengenang Pengalaman Baca Komik hingga Beli Peralatan Lukis

Pegawai merapihkan buku pelajaran di sebuah toko buku di Jakarta, (12/7). Menjelang dimulainya tahun ajaran baru 2016/2017 penjualan buku materi pelajaran dan buku tulis di toko buku mengalami peningkatan sekitar 50 persen. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

PT GA Tiga Belas baru saja mengumumkan rencana mereka untuk menutup outlet toko buku Gunung Agung tersisa di sejumlah kota di Indonesia pada akhir tahun 2023 ini.

Mengutip keterangan resminya, Minggu (21/5/2023), sejak pandemi Covid-19 pada 2020 perusahaan telah melakukan langkah efisiensi dengan menutup beberapa toko buku Gunung Agung yang tersebar di beberapa kota, seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

"Penutupan toko/outlet tidak hanya kami lakukan akibat dampak dari pandemi Covid-19 pada tahun 2020 saja, karena kami telah melakukan efisiensi dan efektivitas usaha sejak 2013," tulis direksi PT GA Tiga Belas.

Perusahaan juga mengatakan, alasan efisiensi dan efektivitas usaha tersebut dilakukan untuk berjuang menjaga kelangsungan usaha dan mengatasi kerugian usaha akibat masalah beban biaya operasional yang tidak sebanding dengan pencapaian penjualan setiap tahunnya.

Sontak kabar toko buku Gunung Agung ditutup ini membuat banyak pencinta buku bersedih, dan mengunggah kenangan mereka datang ke toko yang berdiri pada tahun 1953 di ranah media sosial, seperti Twitter.

Hingga berita ini dipublish, keyword Gunung Agung sudah dicuitkan sebanyak 4,928 kali dan bertengger di posisi ke-4 trending topic.

Pengguna Twitter pun ramai menuliskan kenangan dan pengalaman mereka mengunjungi toko Gunung Agung, seperti akun @s**** ini.

"Kenal tintin, obelix, lucky luke, trio detektif, lima sekawan di gunung agung ratu plaza. Baca mereka saat tiap kali jemput almarhum ayah pulang kantor.

Dulu buku2nya belum dibungkus plastik kayak sekarang. Enak kayak masuk perpustakaan berAC 😀." tulis @s**** di Twitter.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya