Selesaikan Masalah Tantrum Anak Dengan Cara Sederhana

Sebagian besar orangtua, ada massa di mana ia akan dibuat pusing oleh anak-anaknya yang berusia balita. Beberapa anak kecil senang membuat ulah, dan beberapa persen lainnya tidak pernah melakukan itu.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 07 Mar 2013, 14:20 WIB
Sebagian besar orangtua, ada massa di mana ia akan dibuat pusing oleh anak-anaknya yang berusia balita. Beberapa anak kecil senang membuat ulah, dan beberapa persen lainnya tidak pernah melakukan itu.

Anak-anak yang membuat ulah (tantrum) itu sebagai cara ia mengekspresikan kemarahan dan rasa frustasinya. Jika perilaku tersebut ditangi dengan benar oleh ibu atau ayahnya, maka anak tersebut dapat belajar untuk menggunakan amarahnya untuk memanipulasi orang dan untuk mendapatkan perhatian lebih.

Seperti dilansir heptune.com, Kamis (7/3/2013) sebagai orangtua, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika anak Anda memperlihatkan tantrumnya:

  1. Jangan pernah menghukum anak Anda
  2. Jangan memberi hadiah padanya
  3. Tetap tenang dan mengabaikan perilaku seperti itu sejauh mungkin
  4. Isolasikan anak jika memang itu memungkinkan
  5. Jangan biarkan penolakkan dari orang lain yang dapat mempengaruhi respons Anda terhadap amukan tersebut.

Ketika anak Anda marah-marah, pada dasarnya itu di luar kendali dirinya. Anda harus memastikan bahwa Anda tetap tegas dalam kontrol diri. Menghukum anak ketika ia membuat ulah, dengan berteriak atau memukul pantat misalnya, menjadikan ini akan lebih buruk dalam jangka pendek dan memperpanjang perilaku dalam jangka panjang.

Mencoba untuk menghentikan ulah dengan menyerah pada tuntutan anak bahkan itu dinilai lebih buruk. Ini adalah cara untuk mengajarkan anak untuk menggunakan amukannya untuk manipulasi, dan akan menyebabkan perilaku untuk melanjutkannya tanpa batas, bahkan hingga dewasa.

Mencegah Tantrum Pada Anak

Anda dapat mencegah amukan dengan berbicara kepada anak terlebih dahulu. Jelaskan kepada anak Anda apa yang akan Anda lakukan. Kemudian, beritahu anak Anda apa perilaku yang Anda harapkan, letakkan harapan Anda dalam hal-hal yang positif.

Setelah Anda selesai mengatakan kepada anak apa yang Anda inginkan, katakan padanya apa yang tidak Anda inginkan.

Beritahu pada anak Anda tidak hanya soal perilaku yang harus dihindari, tapi mengapa anak Anda untuk menghindari hal tersebut. Kemudian, buatlah anak Anda untuk setuju dengan hal ini.

(Adt/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya