Perkuat Keamanan IT, BSI Siapkan Belanja Modal Rp 580 Miliar pada 2023

Bank Syariah Indonesia siapkan belanja modal IT dan digital Rp 580 miliar pada 2023. Belanja modal tersebut lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Mei 2023, 20:58 WIB
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 580 miliar untuk memperkuat bidang informasi dan teknologi (IT) pada 2023.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 580 miliar untuk memperkuat bidang informasi dan teknologi (IT) pada 2023.

Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menuturkan, pihaknya menganggarkan belanja modal dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Ini mengingat, BSI ingin memperkuat digitalisasi dan keamanan data.

"Kami anggarkan capex IT dan digital Rp 580 miliar. Ini lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya," kata Bob dalam paparan publik Bank Syariah Indonesia, Senin (22/5/2023).

Dia menuturkan, realisasi anggaran ini khususnya dialokasikan untuk IT digital sebagai langkah pengamanan data yang menjadi prioritas bagi BSI.

Di sisi lain, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan merombak jajaran pengurus perseroan dengan memberhentikan dengan hormat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama dan Nizar Ali sebagai Komisaris, kemudian mengangkat dan menetapkan Muliaman D. Hadad sebagai Komisaris Utama/Independen, Adiwarman Azwar Karim sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen dan Abu Rokhmad sebagai Komisaris

Sebelumnya, Muliaman Hadad merupakan mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2012-2017 dan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia periode 2011-2012 dan periode 2006-2011. 

RUPST juga menetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management, kemudian mengangkat dan menetapkan Saladin D. Effendi sebagai Direktur Information Technology dan Grandhis Helmi H. sebagai Direktur Risk Management.

Sebelumnya, Saladin D. Effendi menjabat sebagai Chief Information and Security Officer di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sementara itu, Grandhis Helmi H. sebelumnya menjabat sebagai Group Head Commercial Risk 1 di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Adapun susunan komisaris perseroan menjadi:

Komisaris Utama/Independen: Muliaman D. Hadad*

Wakil Komisaris Utama/Independen: Adiwarman Azwar Karim

• Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat 

• Komisaris Independen: Mohamad Nasir 

• Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan 

• Komisaris: Masduki Baidlowi 

• Komisaris: Imam Budi Sarjito 

• Komisaris: Sutanto 

• Komisaris: Suyanto 

• Komisaris: Abu Rokhmad* 

 

Adapun susunan direksi perseroan menjadi sebagai berikut: 

• Direktur Utama: Hery Gunardi 

• Wakil Direktur Utama: Bob Tyasika Ananta 

• Direktur Wholesale Transaction Banking: Zaidan Novari 

• Direktur Retail Banking: Ngatari 

• Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna 

• Direktur Information Technology: Saladin D. Effendi*

• Direktur Risk Management: Grandhis Helmi H.*

• Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi 

• Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho 

Direktur Treasury & International Banking: Moh. Adib 

 

Adapun susunan dewan pengawas syariah: 

• Ketua : Dr. KH. Hasanudin, M.Ag 

• Anggota : Dr. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH 

• Anggota : Dr. H. Oni Sahroni, M.A 

• Anggota : Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, MS  

 

 

 


Tunggu Restu OJK

Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Penunjukan pengurus perusahaan tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

Perubahan susunan pengurus perseroan tersebut juga diharapkan semakin mendukung penguatan transformasi digital dan transformasi culture yang dilakukan BSI guna mendorong akselerasi bisnis, memperkuat kontribusi BSI dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, serta mendukung langkah pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.

“Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid, meraih kinerja yang berkelanjutan dan mampu membawa BSI semakin berperan dalam pertumbuhan perbankan syariah untuk go global,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi.

 


Tebar Dividen 2022

Pekerja beraktivitas di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 10 persen dari laba bersih perseroan pada 2022. Dividen itu sekitar Rp 426,01 miliar yang ekuivalen dengan Rp9,24 per lembar saham. 

"Pembagian dividen tunai sebesar 10 persen dari laba bersih perseroan pada 2022, atau sekitar Rp 426,01 miliar," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Senin (22/5/2023).

Kemudian, penggunaan 20 persen laba bersih Bank Syariah Indonesia untuk tahun buku 2022 disisihkan sebagai cadangan wajib perseroan. Adapun 70 persen akan dialokasikan sebagai laba ditahan.

Sepanjang 2022, laba bersih BSI tercatat mencapai Rp4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara year on year (yoy). Dari sisi bisnis intermediasi, realisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 12 persen (yoy) menjadi Rp261,49 triliun. Adapun, realisasi penyaluran pembiayaan tumbuh 21 persen (yoy) menjadi Rp208 triliun.

Perseroan juga mampu mengelola kualitas aset, yang terlihat dari penurunan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF). NPF gross BSI pada 2022 berada di level 2,42 persen, turun dari 2,93 persen pada tahun sebelumnya. NPF nett juga susut menjadi 0,57 persen. Sedangkan pencadangan yang digambarkan melalui NPF Coverage naik dari 148,87 persen menjadi 183,12 persen. 

Menurut Hery, capaian yang impresif pada tahun kedua kelahiran BSI merupakan hasil kerja yang solid dan strategi respon yang tepat (strategic response) di tengah berbagai tantangan ekonomi pada 2022. 

Dalam RUPS tersebut juga ditetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama dan Nizar Ali sebagai Komisaris, kemudian mengangkat dan menetapkan Muliaman D. Hadad sebagai Komisaris Utama/Independen, Adiwarman Azwar Karim sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen dan Abu Rokhmad sebagai Komisaris. 


Bank Syariah Indonesia Terima Setoran Tunai Rp 30 Miliar saat Operasi Akhir Pekan

Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, setelah sempat mengalami gangguan pada Senin, 8 Mei 2023, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) membukukan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp30 miliar yang merupakan setoran mitra lebih dari 2.000 transaksi selama membuka weekend banking di 434 kantor cabang BSI pada Sabtu, 13 Mei 2023.

Selain itu, nasabah mitra BSI juga melakukan setoran perorangan dengan total sebesar Rp 6,8 miliar yang berasal dari 108 transaksi. Disamping itu, pada saat melakukan operasional di luar hari kerja (weekend banking) pada Sabtu, 13 Mei 2023, sebanyak 432 orang juga tercatat menjadi nasabah baru BSI.

Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo bersyukur dengan pencapaian tersebut karena hal ini menunjukkan masih tingginya kepercayaan nasabah pada BSI, terutama setelah gangguan layanan yang terjadi pada Senin, 8 Mei 2023.

“Terima kasih kepada seluruh nasabah setia BSI yang telah melakukan transaksi selama operasional akhir pekan. BSI berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan keamanan untuk seluruh nasabah,” kata Gunawan dalam keterangan resminya, Minggu (14/5/2023).

Sementara itu, perseroan terus mendorong percepatan layanan di seluruh channel sehingga nasabah dapat terlayani dengan baik, merasa tenang dan aman. 

Berbagai cara dilakukan oleh BSI untuk mengurai antrian transaksi di cabang antara lain tarik tunai di ATM, aktivasi dan transaksi di BSI Mobile, baik sesama BSI maupun antarbank.

BSI menyiagakan sebanyak 434 kantor cabang se-Indonesia untuk membuka operasional pada Sabtu, 13 Mei 2023 dan Minggu, 14 Mei 2023 demi melayani kebutuhan nasabah. 

Inisiatif ini dilaksanakan BSI untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah, khususnya yang sempat mengalami kendala layanan dalam beberapa hari terakhir.

 


Operasional Terbatas

Nasabah saat menunggu layanan Bank BSI di Kantor Cabang BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023). (Liputan6.com/Johan Tallo)

BSI membuka kegiatan operasional di luar hari kerja atau pada hari libur agar nasabah dapat mendapatkan layanan yang dibutuhkannya. Pada akhir pekan ini, kantor-kantor cabang BSI yang telah ditentukan membuka operasional terbatas dengan jam layanan mulai dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB. 

Kantor-kantor cabang yang membuka layanan pada akhir pekan ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia seperti di sekitar Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Jambi, Palembang, Bengkulu, dan Bandar Lampung di Sumatera. 

Kemudian, di sejumlah kantor cabang di sekitar Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya di Pulau Jawa. Tidak ketinggalan sejumlah daerah di Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara, serta Papua. 

Untuk mengetahui informasi selengkapnya mengenai daftar kantor cabang yang membuka layanan pada akhir pekan, nasabah dapat menghubungi BSI Call 14040.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya