Liputan6.com, Jakarta - Indonesia telah mengirimkan puluhan imam masjid terbaik untuk bertugas di Uni Emirat Arab (UEA) dalam program kerja sama Indonesia-UEA. Jumlah ini dipastikan bertambah lantaran kini pemerintah juga tengah menyeleksi calon imam.
Hal itu tak lepas dari fakta, para imam masjid asal Indonesia yang bertugas di Uni Emirat Arab (UEA) sangat disukai masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
Mereka disukai karena lantunan suara dan akhlak-nya. Selain fasih dan suara merdu, keramahan dan perangai yang baik menjadi keunggulan imam-imam asal Indonesia.
Hal ini diungkapkan Kepala Otoritas Umum untuk Urusan Islam dan Wakaf, atau Awqaf UEA Moh. Matar Alkaabi, saat ditemui Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin di Abu Dhabi, Selasa (16/5/2023).
"Bukan katanya, saya lihat pakai mata saya sendiri, orang Indonesia itu ramah-ramah dan baik akhlaknya," ujar Moh. Matar Alkaabi, dikutip dari laman Kemenag, Senin (22/5/2023).
Kemenag saat ini juga sedang menyeleksi calon imam-imam masjid untuk ditempatkan di UEA. Di angkatan keenam ini, dari 518 pendaftar, lolos administrasi 364 peserta. Lalu, setelah melalui tes CAT dan wawancara virtual, terpilih 115 peserta yang kemudian akan diwawancara langsung tiga syeikh dari UEA, pada 20-22 Mei 2023.
Dari proses itu, diharapkan terpilih banyak imam, untuk menyusul 70 imam yang kini telah berada di UEA.
Program kerjasama RI-UEA ini menargetkan total 200 imam hingga tahun depan. Imam Indonesia yang diberangkatkan merupakan duta-duta bangsa, yang membawa budaya nusantara dan paham Islam wasathiyah di salah satu negara Timur Tengah itu.
Simak Video Pilihan Ini:
Bagaimana Imam di Indonesia?
Pertemuan Kemenag dan Awqaf di Abu Dhabi ini mengevaluasi dan merevitalisasi proses seleksi yang dilaksanakan. Pihak UEA mengapresiasi usaha optimal Kemenag dalam menyeleksi calon-calon imam terbaik untuk UEA tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, saat bersilaturahmi dengan para imam Indonesia di UEA, 18 Mei 2023, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mencetuskan ide baru: sertifikasi imam masjid di Indonesia. Profesor jebolan Jerman ini terinspirasi proses ketat seleksi imam ini.
"Jika kita bisa menyeleksi dan mengirimkan imam terbaik ke UEA, kenapa tidak kita juga memperbaiki kualitas imam di masjid-masjid Indonesia. Dengan sertifikasi, imam-imam terbaik akan mengisi dan menghidupkan masjid-masjid tanah air yang mencapai 800.000. Ke depan, imam masjid di Indonesia hafalannya baik, suaranya merdu, terampil mengembangkan masjid, dan sebagainya," paparnya.
Ditambahkan Kamaruddin, pihaknya juga sedang mengkaji masalah honorarium imam masjid. "Kami sedang menyusun regulasi terkait honorarium imam. Kita harus melayakkan dan mensejahterakan imam-imam di masjid kita. Mudah-mudahan draf regulasi segera mendapat persetujuan pihak terkait," imbuh Kamaruddin.
"Kualitas imam yang baik akan membuat masjid disukai dan didatangi masyarakat. Masjid yang ramai penanda kualitas kehidupan beragama meningkat," tambah Adib, Direktur Urais Binsyar, yang menemani Dirjen dalam kunjungan ini.
Tim Rembulan
Advertisement