Liputan6.com, Jakarta - Pembiayaan hijau PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp 76 triliun pada kuartal I 2023. Secara keseluruhan, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, termasuk untuk UMKM, naik 11,9 persen YoY mencapai Rp180,8 triliun pada Maret 2023, berkontribusi hingga 25 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Advertisement
"Pembiayaan hijau di BCA mencapai 76 triliun saat ini, kuartal I 2023. Ditambah dengan UMKM, total keseluruhan itu mencapai Rp 180 triliun," kata Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Vera Eve Lim, dalam Green Economic Forum 2023, Senin (22/5/2023).
Adapun untuk tahun ini, perseroan menargetkan pembiayaan hijau tumbuh pada kisaran 10 persen hingga 12 persen. Meski belum mendominasi, Vera melihat pertumbuhan permintaan yang berkelanjutan dari sektor ini. Pada periode yang sama, Vera mencatat permintaan pembiayaan untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV) juga meningkat hingga 19 kali lipat. Sebagai perbandingan, pada kuartal I 2022 pembiayaan untuk EV hanya di kisaran Rp 17 miliar.
Sementara pada kuartal I tahun ini angkanya menembus Rp 300 miliar. "Untuk kuartal I saja pembiayaan EV melonjak 19 kali lipat dari tahun lalu dengan total pembiayaan gak lebih dari Rp 17 miliar. Di kuartal I 2023 saja, total pembiayaan EV kita sudah mendekati sedikit di bawah Rp 350 miliar. Saya lihat kuartal II juga meningkat. Kita punya appetit besar untuk pembiayaan EV," imbuh Vera.
Kinerja Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 43,0 persen YoY menjadi Rp11,5 triliun di kuartal I 2023.
Pencapaian laba bersih BCA tersebut didorong oleh ekspansi volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, imbal hasil yang lebih tinggi dari penempatan dana pada obligasi negara sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional, serta kenaikan pendapatan fee dan komisi selaras dengan peningkatan jumlah transaksi.
“Secara umum, kami belum menaikkan suku bunga kredit untuk senantiasa menyediakan suku bunga yang kompetitif di pasar serta mendorong pemulihan perekonomian. Menjelang perayaan Idul Fitri, kami melihat momentum permintaan kredit modal kerja yang kuat," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi Pers Paparan Kinerja Triwulan I 2023, Kamis (27/4/2023).
Disisi lain, minat kredit konsumer juga terus membaik, terlihat dari tingginya antusiasme pengunjung BCA Expoversary 2023. Atas dasar tersebut, pihaknya memperpanjang jadwal penutupan expoversary selama sebulan lebih menjadi 30 April 2023, sehingga masyarakat mempunyai kesempatan yang lebih lama untuk menikmati promo suku bunga spesial KPR hingga KKB.
Lebih lanjut, BCA mencatat Kredit korporasi naik 11,7 persen YoY mencapai Rp320,5 triliun di Maret 2023, dan masih menjadi kontributor utama bagi total kredit BCA. Seiring dengan peningkatan aktivitas bisnis, kredit komersial dan UKM meningkat 11,8 persen YoY mencapai Rp211,1 triliun.
Dukungan BCA pada sektor UKM tercermin pada Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) yang tercatat sebesar 22,1 persen, di atas target yang ditetapkan.
Sementara itu, KPR tumbuh 11,6 persen YoY menjadi Rp109,6 triliun, dan KKB naik 15,2 persen YoY menjadi Rp47,9 triliun, ditopang oleh gelaran BCA Expoversary 2023 yang sedang dilaksanakan. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 16,2 persen YoY menjadi Rp14,0 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 12,7 persen YoY menjadi Rp174,5 triliun.
"Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 12,0 persen YoY menjadi Rp713,8 triliun di Maret 2023," ujarnya.
Advertisement
Kredit Sektor Berkelanjutan
Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BCA naik 11,9 persen YoY mencapai Rp180,8 triliun di Maret 2023, berkontribusi hingga 25,0persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Adapun pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.
Rasio loan at risk (LAR) turun ke 9,5 persen di kuartal I 2023, dibandingkan 13,8 persen di tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,8 persen di kuartal I 2023, turun dari 2,3 persen di tahun sebelumnya. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang baik, masing-masing sebesar 285,4 persen dan 57,9 persen.
“Ditopang oleh likuiditas yang memadai, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan. BCA senantiasa mengelola risiko likuiditas dan risiko pasar secara pruden, untuk memastikan terhindar dari dampak dinamika yang tengah terjadi di pasar global. Saat ini, liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 386,1 persen per kuartal I 2023, jauh di atas ketetapan regulator. Ekses likuiditas BCA ditempatkan pada instrumen investasi berkualitas tinggi dengan tenor yang relatif pendek,” ungkap Jahja Setiaatmadja.
Di sisi pendanaan, CASA naik 5,7 persen YoY mencapai Rp843,3 triliun per Maret 2023, berkontribusi hingga 81,2 persen dari total dana pihak ketiga. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 4,1 persen YoY menjadi Rp1.039 triliun, sehingga mendorong total aset BCA naik 4,9 persen YoY menjadi Rp1.322 triliun.