Liputan6.com, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, Newcastle United dipastikan akan bermain di Liga Champions musim depan usai ditahan imbang oleh Leicester City dalam lanjutan Liga Inggris, Selasa (23/5/2023).
The Magpies sendiri saat ini masih menduduki peringkat ketiga klasemen liga dengan torehan 70 poin dan satu sisa pertandingan.
Baca Juga
Advertisement
Meski tampil dominan dengan 78 persen penguasaan bola, skuad besutan Eddie Howe gagal untuk memecah kebuntuan. Namun, satu poin saja sudah cukup untuk memastikan tempat mereka di empat besar.
Newcastle unggul empat poin dari Liverpool di urutan kelima yang hanya mengantongi 66 poin dan menyisakan satu pertandingan untuk dimainkan. Dan hanya terpaut satu poin dari Manchester United berada tepat di belakang mereka.
Callum Wilson dan rekan-rekannya pun masih berpotensi tergeser ke urutan keempat jika Man United berhasil memenangkan sisa dua pertandingan mereka.
Usai mengamankan spot Liga Champions, Eddie Howe mengakui jika ini bukan agenda skuadnya pada awal musim. Howe sendiri mengambil alih kursi kepelatihan Newcastle pada November 2021 ketika The Magpies terkatung-katung di posisi ke-19 klasemen Liga Inggris.
“[Harapan kami musim ini] jelas bukan empat besar. Saya pikir anda selalu berharap, anda selalu percaya dan anda harus bermimpi. Tapi kami tidak merasa bahwa kami siap untuk itu. Setelah pertempuran dengan zona degradasi musim lalu, apakah kami dapat berkonsolidasi dan menjadi tim yang lebih baik,” tutur Howe kepada Sky Sports.
Dari Terancam Degradasi ke Panggung Eropa
Pada Oktober 2021, Newcastle United sedang berjuang di zona degradasi Liga Inggris. Klub yang berbasis di Newcastle upon Tyne itu kemudian diambil alih dalam kesepakatan senilai 305 juta poundsterling yang didukung Arab Saudi.
13 hari kemudian manajer saat itu, Steve Bruce dipecat untuk kemudian digantikan oleh Eddie Howe pada bulan Desember. Ketika Howe baru masuk, Newcastle hanya memiliki tujuh poin dari 14 pertandingan.
Pada Januari 2022, Howe belanja besar-besaran dengan menghabiskan total 85 juta poundsterling untuk mendatangkan Kieran Trippier, Chris Wood, Bruno Guimares dan Dan Burn, yang akhirnya menyelamatkan klub dari degradasi dan finis di urutan ke-11.
Dan di musim ini, mereka hanya mencatatkan lima kekalahan, 35 selisih gol (paling besar ketiga) serta membawa Liga Champions kembali ke St James’ Park untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.
Advertisement
Kuda Hitam
Tidak ada yang menyangka Newcastle United dapat berada di tempat mereka sekarang. Pasalnya, di atas kertas Newcastle tidak dipenuhi dengan pemain bintang yang bisa membawa mereka bersaing untuk empat besar.
“Jika anda mengatakan pada kami dua tahun lalu ini akan terjadi, kami tidak akan mempercayai anda,” ujar gelandang Newcastle Sean Longstaff seperti dilansir dari BBC Sport.
Mantan bek Liverpool, Jamie Carragher juga memiliki penilaian serupa. Di samping ia mengaku senang dengan kembalinya The Magpies ke dalam kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa, ia juga kagum dengan pekerjaan yang dilakukan Eddie Howe dengan skuad ‘seadanya’.
“Saya senang mereka mendapatkan posisi itu. Saya pikir Newcastle dua hingga tiga tahun lebih cepat dari jadwal. Mereka telah menghabiskan uang tetapi tim itu di atas kertas bukanlah tim empat besar. Banyak orang merasa Eddie Howe akan menjadi orang yang hanya akan membantu mereka melewati satu tahun, tetapi ia telah melakukan salah satu pekerjaan terbaik di Liga Inggris,” jelas Carragher.
Pertandingan Selanjutnya
Newcastle United akan menghadapi Chelsea pada hari terakhir musim ini pada Minggu (28/5/2023). Jika berhasil meraih poin penuh atas The Blues, The Magpies akan mengakhiri musim dengan 73 poin yang akan menjadi perolehan poin tertinggi mereka di Liga Inggris sejak tahun 1996.
Advertisement