Kurs Rupiah Perkasa Hari Ini Selasa 23 Mei 2023, Diprediksi Menguat ke 14.930 per USD Besok

Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 14.850- Rp. 14.930.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Mei 2023, 17:50 WIB
Dalam penutupan pasar sore ini, mata uang Rupiah ditutup menguat 15 point, walaupun sebelumnya sempat melemah 25 point dilevel Rp. 14.874 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.890. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa dolar Amerika Serikat atau USD menyentuh level tertinggi pada hari Selasa (23/5). Kenaikan ini dikarena ekspektasi tumbuh bahwa pendapatan devisa AS akan meningkat.

Ibrahim juga memprediksi, suku bunga The Fed akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, dan karena kebuntuan pagu utang membuat sentimen risiko tetap rapuh.

"Dalam penutupan pasar sore ini, mata uang Rupiah ditutup menguat 15 point, walaupun sebelumnya sempat melemah 25 point dilevel Rp. 14.874 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.890," ungkap Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Selasa (23/5/2023).

Sedangkan untuk perdagangan besok, Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 14.850- Rp. 14.930, katanya.

Seperti diketahui, Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy mengakhiri diskusi pada Senin malam tanpa kesepakatan tentang cara menaikkan plafon utang AS yang telah mencapai ambang batas USD 31,4 triliun.

Menteri Keuangan Janet Yellen juga memastikan adanya urgensi situasi dengan menyatakan bahwa sekarang "sangat mungkin" departemennya akan kehabisan uang tunai yang cukup pada awal Juni mendatang.

"Ada kurang dari dua minggu sebelum kemungkinan pemilu AS pertama. default pemerintah yang akan mengguncang pasar keuangan, dan dolar, yang sering bertindak sebagai tempat berlindung yang aman selama masa stres, telah melihat beberapa permintaan," papar Ibrahim.

"Yang juga mendorong greenback adalah komentar pejabat bank sentral yang mengindikasikan kenaikan suku bunga pada bulan Juni tetap menjadi opsi langsung," sebutnya.


Menanti The Fed Jinakkan Suku Bunga

Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Adapun Federal Reserve Bank of St Louis Presiden St. Louis James Bullard, seorang yang dikenal hawkish, yang mendukung dua kenaikan suku bunga lagi tahun ini untuk menjinakkan inflasi.

Sementara rekannya di Minneapolis, Neel Kashkari mengatakan bank sentral harus memberi sinyal bulan depan bahwa pengetatan belum berakhir bahkan jika berhenti di bulan berikutnya.

Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan jeda pada pertemuan bulan Juni bank sentral selama konferensi pada hari Jumat, tetapi dia mungkin masih harus meyakinkan sejumlah rekannya.

Bank Sentral Eropa masih perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi ke tujuan jangka menengahnya sebesar 2 persen, kata pembuat kebijakan ECB Pablo Hernández de Cos pada hari Senin.

 


Ekonomi Dalam Negeri

Langit biru menghiasi kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Kamis (18/2/2021). Jika cuaca cerah, kawasan Monumen Nasional, Jakarta seringkali dihiasi langit yang membiru. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sementara itu, pasar merespon positif terhadap surflus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada periode April 2023, membuat aliran modal asing Kembali masuk ke pasar dalam negeri.

Pemerintah melalui kementerian keuangan mengumumkan Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada periode April 2023 kembali mencetak surplus, yakni mencapai Rp. 234,7 triliun atau 1,12 persen  untuk Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan keseimbangan primer juga tercatat surplus Rp. 374,3 triliun.

"Dalam empat bulan pertama di 2023, APBN kita mengalami surplus baik di keseimbangan primer maupun total control balance dari APBN. Sedangkan dalam perjalanan pelaksanaan APBN 2023, sampai dengan akhir April, penerimaan negara atau pendapatan negara tembus mencapai Rp. 1.000,5 triliun," tulis Ibrahim.

"Ini artinya 40,6 persen dari APBN sudah dikumpulkan dalam 4 bulan. Kenaikannya 17,3 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu kenaikannya juga sudah tinggi. Kemudian, untuk belanja negara, hingga akhir April 2023 ini, telah dibelanjakan senilai Rp. 765,8 triliun. Ini artinya 25 persen dari total belanja tahun ini sudah direalisasi," katanya.

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya