Air Mancur Trevi di Roma Menghitam, Ulah Aktivis Protes Perubahan Iklim Akibat Bahan Bakar Fosil

Aktivis di Roma, Italia, tolak penggunaan bahan bakar fosil yang sebabkan perubahan iklim, Trevi fountain water atau Air Mancur Trevi jadi berwarna hitam.

oleh Yasmina Shofa Az Zahra diperbarui 24 Mei 2023, 10:00 WIB
Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya subsidi publik untuk bahan bakar fosil. (AFP)

Liputan6.com, Roma - Tujuh aktivis (sejumlah media menyebut delapan) melakukan protes dengan menuangkan arang encer ke dalam Trevi fountain water atau Air Mancur Trevi di Roma, Minggu 21 Mei 2023 lalu. Aksi mereka ditujukan untuk memprotes isu perubahan iklim.

Melansir The Guardian, Rabu (24/5/2023), Air Mancur Trevi seketika berubah menjadi warna hitam setelah tujuh aktivis yang memprotes perubahan iklim itu naik ke air mancur dan menuangkan arang encer ke dalam airnya.

Pengunjuk rasa itu merupakan bagian dari kelompok Ultima Generazione, yang artinya "Generasi Terakhir".

Mereka juga mengangkat spanduk bertuliskan, "Kami tidak akan membayar (bahan bakar) fosil".

"Negara kami sedang sekarat," salah satu dari mereka berteriak.

Tak lama, polisi datang untuk menertibkan. Polisi harus menceburkan diri mereka ke dalam air mancur untuk menarik dan mengamankan para aktivis.

Banyak turis di sekitar lokasi kejadian yang merekam aksi tersebut. 

Rekaman video menunjukkan, beberapa pengunjung yang menyaksikan protes tersebut meneriakkan cemoohan kepada para pengunjuk rasa.

Dalam sebuah pernyataan, Ultima Generazione menyerukan diakhirinya subsidi publik untuk bahan bakar fosil.

Mereka juga mengaitkan protes tersebut dengan banjir mematikan di wilayah Italia utara Emilia-Romagna dalam beberapa hari terakhir. 

Kelompok itu mengatakan satu dari empat rumah di Italia berisiko terkena banjir.

Wali Kota Roma, Roberto Gutieri, mengutuk protes tersebut. Aksi di air mancur ini adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan protes lainnya yang menargetkan karya seni di Italia. "Cukup dengan serangan absurd ini terhadap warisan artistik kami,” tulisnya di Twitter.

Ultima Generazione mengatakan bahwa tidak ada kerusakan yang terjadi pada air mancur.


Alasan Aksi Dilakukan

Para pengunjuk rasa di Italia mengubah air Air Mancur Trevi menjadi hitam. (AFP)

Aksi tersebut merupakan bagian dari kampanye "Lets not pay for fossil".

Mereka menuangkan arang yang terbuat dari bahan nabati ke dalam air, melansir CBS.

Salah satu pengunjuk rasa, Mattia yang berusia 19 tahun, mengatakan dalam rilis bahwa mereka memutuskan untuk melakukan aksi ini karena banyaknya kejadian mengerikan yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan akhir-akhir ini.

"Kekeringan yang diselingi dengan banjir yang semakin sering dan dahsyat," ucapnya.

Menurutnya, cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan menghentikan emisi yang terkait dengan bahan bakar fosil.

Ia menyayangkan pemerintah yang hingga kini terus memberikan dana publik kepada industri bahan bakar fosil sebesar puluhan miliar euro setiap tahun.

Protes ini juga dilatarbelakangi dengan pengumuman dari Organisasi Meteorologi Dunia minggu lalu bahwa planet ini kemungkinan besar akan melampaui pemanasan 1,5 derajat celcius dalam lima tahun ke depan. 

Ketika panas sebesar itu terjadi secara teratur, kemungkinan besar akan terjadi gelombang panas, kekeringan, dan banjir yang lebih sering dan parah.


Air Mancur Ikonik Italia Jadi Hitam Akibat Aksi Aktivis Iklim, Protes soal Masa Depan yang Kelam

Aktivis iklim Last Generation ditahan pada 6 Mei 2023 setelah membuang cairan hitam ke air mancur di Roma. (Sumber: Screenshot CNN)

Aksi di Trevi bukanlah yang pertama, sebelumnya air mancur lain sudah lebih dulu jadi sasaran.

Fontana dei Quattro Fiumi, Air Mancur Empat Sungai yang terkenal di Roma jadi hitam airnya.

Kejadian itu disebabkan oleh sekelompok aktivis iklim di Italia yang telah menuangkan cairan hitam berbahan dasar arang ke dalam air Fontana dei Quattro Fiumi.

Mereka melakukan tindakan tersebut dengan alasan untuk “membunyikan alarm tentang masa depan kelam yang menanti manusia," dikutip dari CNN pada Senin (8/5/2023).

"Masa depan kita sehitam air ini," kata kelompok bernama Ultima Generazione, atau Generasi Terakhir, di situs web mereka.

"Tanpa air, tidak ada kehidupan. Dan dengan meningkatnya suhu, kita terkena kekeringan di satu sisi dan banjir di sisi lain," tambah mereka.

Foto menunjukkan para aktivis, mengenakan rompi oranye, berdiri setinggi pinggang di air mancur Fontana dei Quattro Fiumi. 

Baca selengkapnya di sini...


Protes Krisis Iklim, 2 Aktivis Lingkungan Lem Tangan ke Lukisan Picasso di Australia

Protes krisis iklim dengan mengelem tangan ke lukisan Picasso. (dok. Instagram @xrebellionaus/https://www.instagram.com/p/Cjgk4qBvKUy/?hl=en/Dinny Mutiah)

Selain di Italia, aktivis Australia juga lakukan protes terkait isu krisis iklim dengan menargetkan karya seni.

Sepasang aktivis lingkungan, Daisy dan Tony, dari kelompok Extinction Rebellion berulah. Mereka berusaha menarik perhatian banyak pihak dengan mengelem tangan mereka ke lukisan Picasso yang dipajang di Galeri Nasional Victoria di Melbourne pada Minggu, 9 Oktober 2022.

Kedua aktivis yang berkaus hitam dengan simbol grup mereka mengelem tangan mereka ke lukisan berjudul Pembantaian di Korea. "Sebuah refleksi yang jelas dari keyakinan pasifis Picasso, "Pembantaian di Korea" menunjukkan kengerian perang melalui penggambaran saat-saat terakhir sekelompok wanita dan anak-anak yang ditahan di bawah todongan senjata oleh tentara yang tidak manusiawi," demikian pernyataan Extinction Rebellion yang diunggah lewat akun Instagram mereka.

Mereka juga memajang spanduk yang bertuliskan 'Kekacauan Iklim = Perang dan Kelaparan', untuk menekankan bahwa ada hubungan antara kerusakan iklim, konflik bersenjata, dengan penderitaan manusia.

Baca selengkapnya di sini...

Infografis Leukemia (kanker darah). Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya