Asap dari Kebakaran di Kanada Terus Bergerak ke Sejumlah Bagian AS, Waspada Kualitas Udara Memburuk

Asap kebakaran Kanada bergerak dan mulai menyelimuti AS, masyarakat diminta berhati-hati karena asap berpotensi membahayakan.

oleh Yasmina Shofa Az Zahra diperbarui 25 Mei 2023, 09:05 WIB
Matahari juga tampak redup karena asap tebal yang bertiup dari Kanada. (Spencer Platt/AFP)

Liputan6.com, Kanada - Asap dari kebakaran hutan di Kanada dilaporkan terus bergerak ke bagian tengah AS.

Melansir CNN, Kamis (25/5/2023), asap kiriman dari Kanada ini mungkin dapat bertahan selama beberapa hari. Hal ini diperingatkan oleh pejabat kesehatan dan cuaca, Kamis 18 Mei lalu.

Beberapa negara bagian bahkan telah mengunggah peringatan kualitas udara sejak Jumat 19 Mei pagi, di antaranya adalah Nebraska, Washington, Montana, dan Wisconsin, dengan pernyataan cuaca khusus tentang kualitas udara di Wyoming.

Asap dari kebakaran hutan di Kanada ini terlihat menyelimuti Minneapolis pada Kamis pekan lalu.

Konsentrasi asap terberat mungkin akan terus bergeser lebih jauh hingga ke timur, Midwest, di kemudian hari. Hal ini juga akan memengaruhi area metro utama termasuk Chicago, Indianapolis, dan St. Louis.

Layanan Cuaca Nasional Omaha memperingatkan bahwa Kamis, 18 Mei, hingga keesokannya asap dari Kanada akan menyebar di Nebraska.

"Asap api mulai bergerak ke area metro Lincoln dan Omaha," kata kantor layanan Omaha.

Asap akan menghasilkan udara yang berpotensi berbahaya. Selain itu, jarak pandang diperkirakan akan memburuk di Nebraska Timur dan Iowa.

“Visibilitas akan turun menjadi 1-2 mil (1,6-3,2 km) dalam beberapa jam ke depan dan kualitas udara akan masuk ke kisaran tidak sehat untuk kelompok sensitif.”

Masyarakat diimbau untuk membatasi aktivitas luar ruangan jika memungkinkan.

Di Douglas County, Nebraska timur, departemen kesehatan memperingatkan kemungkinan asap akan bertahan hingga Sabtu.

Indeks Kualitas Udara Badan Perlindungan Lingkungan AS menunjukkan bahwa Rockies, Great Plains, dan Midwest, termasuk juga Nebraska Panhandle dan sudut timur lautnya, memiliki kualitas udara yang sangat tidak sehat pada 19 Mei lalu.


24 Ribu Orang Dievakuasi Akibat Kebakaran Hutan di Alberta Kanada

Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan di Australia selama musim kemarau, lazim dikenal sebagai fenomena Bushfire. (Rob Griffith / AFP PHOTO)

Kebakaran itu terjadi di awal Mei, dampaknya terus dirasakan hingga saat ini.

Kebakaran hutan melanda Alberta, Kanada, memaksa hampir 24 ribu orang dievakuasi pada Sabtu 6 Mei 2023.

Pemerintah setempat menetapkan keadaan darurat untuk "kebakaran hutan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di Alberta", kata Premier Alberta, Danielle Smith, dikutip dari India Today, Minggu (8/5/2023).

Pada hari Sabtu pukul 17:00 waktu setempat, 24 ribu warga telah dievakuasi dari rumah mereka, dengan 110 kebakaran hutan aktif di seluruh provinsi, dan 36 titik api sudah di luar kendali.

"Ini adalah hari yang sangat menantang bagi petugas pemadam kebakaran di sini," kata Christie Tucker, manajer unit informasi untuk Alberta Wildfire.

"Kami berjuang melawan angin yang sangat kencang, cuaca panas, dan angin itu menghasilkan aktivitas api yang ekstrem."

Tucker menambahkan bahwa petugas pemadam kebakaran tambahan telah tiba dari Quebec dan Ontario. 

Baca selengkapnya di sini...


1,7 Juta Orang Terdampak Polusi dari Asap Kebakaran Hutan di Thailand Utara, RS Penuh Penderita Sakit Pernapasan

Api dan asap mengepul dari kebakaran hutan di provinsi Nakhon Nayok, 114 kilometer timur laut Bangkok. Thailand, Kamis pada hari Kamis (30/3/2023). (Sumber: AP/Nava Sangthong)

Kebakaran hutan juga sempat terjadi di Thailand. Asapnya diketahui berdampak buruk terhadap kesehatan penduduk sekitar.

Asap dari kebakaran di Thailand utara dilaporkan membuat sulit bernapas. Setidaknya satu rumah sakit di Chiang Mai mengatakan telah mencapai "kapasitas bangsal penuh" karena pasien berdatangan dengan masalah pernapasan akibat menghirup polusi udara.

Menurut pernyataan pemerintah Thailand yang dikeluarkan pada 28 Maret 2023, polusi udara kini memengaruhi 1,7 juta orang di seluruh negeri, termasuk orang yang menderita penyakit pernapasan, iritasi kulit, dan infeksi mata.

Polusi udara memang merupakan masalah lama di Thailand, biasanya disebabkan oleh jalan lalu lintas yang padat di ibu kota Bangkok.

Tetapi tahun ini, tingkat polusi udara meluas ke seluruh negeri, sebagai akibat dari penebangan dan pembakar sisa panen yang terjadi setiap tahun antara Desember hingga April. Hal ini dilakukan sebagai cara efisien dan berbiaya rendah dalam membersihkan ladang untuk penanaman di masa yang akan datang.

Baca selengkapnya di sini...

 


11 Penyebab Kebakaran Hutan, Ketahui Dampaknya bagi Lingkungan

Seorang petugas pemadam kebakaran memadamkan api di Cordoba, Argentina (12/10/2020). Kebakaran hutan telah menghancurkan ribuan hektar di provinsi Cordoba, Argentina tahun ini, di tengah kekeringan dan suhu tinggi. (AP Photo/Nicolas Aguilera)

Hingga saat ini, kebakaran hutan masih menjadi bencana yang membawa banyak dampak buruk. Kebakaran hutan disebabkan oleh beberapa hal.

Kebakaran hutan di Indonesia seolah sudah menjadi hal lumrah. Padahal jika dilihat dari dampak, warga masyarakat setempat yang menanggun ruginya. Maka dari itu, penting mengetahui penyebab kebakaran hutan agar antisipasi bisa dilakukan lebih dini.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, rekapitulasi total luas kebakaran hutan di Indonesia 30 September tahun 2020 mencapai 274.375,00 ha. Jika penyebab kebakaran hutan terus dibiarkan, maka hutan Indonesia akan semakin habis dan tak tersisakan.

Penyebab kebakaran hutan dibagi menjadi dua, yakni alam dan ulah manusia. Alam berisiko menyebabkan kebakaran ketika musim kemarau panjang tiba dan gunung berapi erupsi. Sementara ulah manusia bisa menjadi penyebab kebakaran hutan karena dipicu keteledoran dan faktor ekonomi.

Berikut Liputan6.com ulas penyebab kebakaran hutan dari berbagai sumber, Selasa (17/11/2020).

Baca selengkapnya di sini...

Infografis Gebrakan 30 Hari Menteri BUMN Erick Thohir. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya