Penyerapan Tenaga Kerja Belum Maksimal, Generasi Muda Dituntut Jadi Wirausahawan

Mengingat penyerapan lapangan usaha yang belum maksimal terhadap sumber daya manusia yang ada, pihak pemerintah banyak menggaungkan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk bisa berkarir di bidang wiraswasta.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2023, 21:30 WIB
Ilustrasi wirausaha. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

 

 

Liputan6.com, Jakarta Mengingat penyerapan lapangan usaha yang belum maksimal terhadap sumber daya manusia yang ada, pihak pemerintah banyak menggaungkan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk bisa berkarir di bidang wirausaha.

Hal ini juga terbukti dari beberapa hasil survei yang menyatakan bahwa generasi muda cenderung memilih untuk menjadi pengusaha ketimbang menjadi pegawai swasta.

Sebagai seorang pengusaha terlebih bagi pemula, untuk dapat mengembangkan bisnis dengan sukses, tentu perlu adanya dukungan dan pendampingan dari para profesional yang berpengalaman.

Mengikuti pelatihan bisnis menjadi cara yang menguntungkan, pasalnya hal ini akan berdampak ke bisnis dan menjadi investasi jangka panjang serta agar mampu survive di dunia bisnis.

Bisnis yang sukses memerlukan pondasi yang kuat serta dijalankan oleh seseorang yang profesional dalam hal bisnis.

Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari mengikuti pelatihan bisnis adalah keterampilan yang semakin terasah, menjadi lebih inovatif dan kreatif, meningkatkan performa tim, membantu melihat dan mengeksplorasi bisnis dan masih banyak lagi.

Hallmar Business School sebagai sekolah bisnis pertama di Indonesia tepatnya di Surabaya, terus bergerak untuk mengajak generasi penerus bangsa menjadi pengusaha.

Selain berkontribusi untuk mencetak pengusaha baru, Hallmar Business School juga mendukung para pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya.

Untuk mewujudkan salah satu misi Hallmar, maka terciptalah Hallmar Ventures yakni Acceleration Program yang membuka kesempatan bagi para pengusaha untuk mendapat pendanaan bisnis.

Tidak hanya sekedar memberikan pendanaan, Acceleration Program Hallmar Ventures juga memberikan dukungan melalui pelatihan bisnis. 

“Program Hallmar Ventures ini kami adakan sebagai salah satu perwujudan misi kami untuk mendukung para pengusaha di Indonesia, khususnya di bidang Fashion,” ungkap Dr. Michael Adiwijaya selaku Managing Director dari Hallmar Business School.

 


Fashionpreneur

President University menggelar Kompetisi Business Plan antar SMA/SMK Se-Indonesia, pendaftaran dibuka pada September 2017.

Antusiasme masyarakat, khususnya fashionpreneur terlihat pada Acceleration Program Hallmar Ventures ini.

Tercatat hampir 400 pendaftar yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang telah tersaring melalui beberapa tahapan, dan hingga saat ini telah terpilih 10 bisnis yang berhasil lolos hingga seleksi tahap akhir.

Saat ini, mereka yang terpilih sedang mengikuti pelatihan bisnis yang difasilitasi oleh Hallmar Business School secara gratis selama 6 bulan, untuk menambah wawasan serta mempersiapkan rencana pengembangan bisnis yang akan dipresentasikan kepada para investor pada tahap demo day.

Hallmar Ventures juga memfasilitasi pelatihan bisnis bagi para peserta sehingga bisa terus bersaing serta menciptakan bisnis yang berkelanjutan.

Dengan pola pikir dan skill kemampuan yang lebih baik, harapannya, peserta terpilih dapat mengalokasikan modal yang dimiliki dengan optimal. 

Mengutip dari pertanyaan salah satu audience Hallmar Ventures terkait rencana pembukaan program selanjutnya, Dr. Michael menjelaskan bahwa Hallmar Business School melalui program Hallmar Ventures sedang mempersiapkan program pendanaan untuk bidang usaha makanan dan minuman.

“Sekarang kami sedang mempersiapkan program Hallmar Ventures untuk bidang makanan dan minuman dimana kami membuka kesempatan pendanaan bagi pengusaha makanan dan minuman lokal yang memproduksi produk siap saji,” ungkapnya.

Melalui Program Hallmar Ventures, diharapkan dapat mendukung peningkatan penyediaan lapangan usaha untuk meningkatkan penyerapan sumber daya manusia.


Menteri Teten Target Cetak 50 Wirausahawan Disabilitas Baru di 2023

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap syarat Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 mendatang. Salah satunya adalah jumlah rasio pengusaha atau wirausaha yang harus semakin banyak.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melihat peluang penyandang disabilitas bisa menjadi pengusaha secara mandiri. Saat ini menurutnya masih banyak yang bekerja di sektor informal dan hanya segelintir yang bekerja secara mandiri.

Menurutnya, konsep koperasi bisa menjadi salah satu cara penyandang disabilitas bisa menjadi pengusaha. Dalam hal ini dia menyambut baik pengembangan ekonomi inklusi melalui ekonomi terintegrasi, serta menyambut pendirian Koperasi Tangguh Berdikari Indonesia. Menteri Teten berharap, koperasi ini betul-betul bisa memfasilitasi para disabilitas sehingga mampu menjalankan wirausaha secara mandiri.

“Dengan memiliki badan hukum berbentuk koperasi, kesempatan bagi penyandang disabilitas berusaha makin terbuka lebar,” kata Teten mengutip keterangan resmi, Selasa (20/12/2022).

Pada konteks ini, berkaitan dengan kolaborasi Organisasi Aksi Solodaritas Era-Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) bersama Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi), Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia (PTI), serta Smesco Indonesia menginisiasi program tahunan bagi para disabilitas yang bertajuk Karya Tanpa Batas sebagai bentuk pemberdayaan para penyandang disabilitas.

Program yang bakal diselenggarakan secara tahunan ini digelar dalam rangka Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember setiap tahunnya. Puncak acara ‘Karya Tanpa Batas’ 2022 diselenggarakan pada 19-20 Desember 2022 di Gedung Smesco Indonesia.

 


Karya Tanpa Batas

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Penyerahan KUR Klaster dan Pembiayaan Dana Bergulir, di Istana Negara, Senin (19/12/2022).

Menteri Teten mengapresiasi penyelenggaraan ‘Karya Tanpa Batas’ yang merupakan kolaborasi bersama OASE-KIM dan sejumlah kementerian. KemenKopUKM menyambut baik acara ini yang mengedepankan public private partnership dalam mengembangkan ekonomi inklusi, serta ekonomi sosial yang terintegrasi menjadi bagian penting dari ekonomi nasional.

“Program ini keren sekali. Saya telah melihat dan meninjau acara ini mulai dari workshop hingga kegiatan yang menstimulasi jiwa kewirusahaan, meski akses pekerjaan sebanyak 72 persen penyadang disabilitas masih bekerja di sektor informal, dan 22 persennya merupakan kelompok usia produktif belum memiliki akses untuk menjalankan usahanya sendiri,” bebernya.

Selain itu, KemenKopUKM turut mengesahkan pendirian Lembaga Inkubator Disabiltas Indonesia. Dia menargetkan ada 50 wirausaha baru dari penyandang disabilitas di tahun depan.

“Dan tahun depan kita targetkan terciptanya 50 wirausaha baru dari penyandang disabilitas agar lebih kompetitif. Target tersebut cukup ambisius, tapi kami yakin bisa dijalankan,” ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya