Liputan6.com, Jakarta Program Ekosistem Pendidik Profesional (EPP) yang dilakukan Putera Sampoerna Foundation untuk mendukung sektor pendidikan di Samarinda, Kalimantan Timur, mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, Asli Nuryadin. Menurutnya program ini sangat bermanfaat tak hanya bagi para pengajar tapi juga bagi para siswa.
“Kita sungguh mendukung program yang dilakukan PSF. Kita berharap program ini berjenjang, berkesinambungan, dan semoga ada terobosan-terobosan pendidikan lainnya yang bisa berdampak baik kepada Samarinda,” terang Asli ketika ditemui awak media pada Selasa (23/5/2023).
Advertisement
Sementara itu Project Principal Ekosistem Pendidik Profesional (EPP) PSF, Daenuri Suhendar, mengatakan bahwa program tersebut bertujuan menyiapkan guru-guru terbaik untuk menjadi fasilitator yang diharapkan dapat menularkan praktik mengajar berkualitas kepada guru lainnya yang nantinya akan dipraktikan langsung kepada para siswa.
Melalui program tersebut, PSF-SDO pun telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 30 guru yang terpilih sebagai fasilitator sejak November tahun lalu. Lalu pada 23-25 Mei 2023, 30 guru fasilitator tersebut akan mendiseminasikan materi yang sudah mereka terima.
“Awalnya kami melakukan seleksi kepada guru-guru yang mau berbagi serta berkomitmen untuk ikut serta dalam menjalani program ini. Akhirnya kita menjalani seleksi mulai September tahun lalu yang dibantu oleh tim dinas. Sampai pada akhirnya terpilih 30 pengajar terbaik dari 100 lebih peserta. Kegiatan hari adalah puncak program tahun pertama dari bulan Agustus hingga Juni mendatang,” jelas Daenuri.
Diseminasi tersebut dilakukan selama 3 hari dengan diikuti oleh total 450 tenaga pengajar dari jenjang TK, SD hingga SMP. Diseminasi pun dilakukan di SMPN 1 Samarinda.
“Diseminasi dilakukan selama 3 hari dengan total 450 pengajar dari seluruh Samarinda mulai dari tingkat TK, SD hingga SMP,” tambah Daenuri.
Tak Menutup Kemungkinan Akan Diperluas ke Daerah Lain
Program EPP yang dilakukan di Samarinda ini adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Daenuri pun mengatakan tak menutup kemungkinan akan memperluas program ini ke daerah lain. Meski begitu tentu harus dilihat lebih lanjut lantaran setiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda pula.
“Apakah akan dilakukan hal yang sama di tempat lain? Tentu kemungkinan itu ada, namun kita harus melihat lagi kebutuhan tiap daerah tentu berbeda. Kita akan melihat apakah benar EPP ini yang dibutuhkan atau apakah ada program-program lain dari PSF yang lebih cocok,” ungkap Daenuri.
Tak hanya itu, dirinya mengatakan bahwa program yang dilakukan di Samarinda ini nantinya akan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain. “Dan tentunya program yang dilakukan di Samarinda ini akan menjadi percontohan untuk di daerah-daerah lain.”
Advertisement
Manfaat Nyata dari Program EPP Bagi Siswa
Sementara itu salah seorang pengajar yang terpilih sebagai fasilitator, Rachmad Syarif, mengungkapkan bahwa program EPP ini memberikan manfaat nyata kepada para siswa.
“Ketika melakukan pelatihan ini kita mendapat proses yg lebih baik lagi yaitu bagaimana kita memandang siswa tidak sama lagi. Dari metode EPP ini, ada materi diferensiasi yaitu melihat kemampuan siswa dari minatnya,” ungkap Rachmad.
Tak hanya itu dirinya juga mengatakan bahwa proses belajar menggunakan metode EPP membuat anak-anak lebih semangat belajar.
“Seperti contoh ketika anak suka bola, saya akan memberikan teks deskripsi tentang sepak bola. Begitu pula dengan renang, teks deskripsinya juga tentang renang. Jadi hobinya bisa disampaikan dalam teks pembelajaran sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan dan membuat anak semangat.”
Siswa Lebih Semangat Belajar
Sebelumnya Liputan6.com telah berkesempatan melihat langsung bagaimana Rachmad yang mendapatkan pelatihan ini mengimplementasikannya kepada murid di kelas. Salah seorang siswa kelas IX SMPN 04 Samarinda bernama Yehez Kiel mengaku sangat senang dengan metode pengajaran yang dilakukan Rachmad. Menurut Kiel dengan cara yang Rachmad lakukan ketika mengajar membuat dirinya menjadi lebih semangat.
“Kita bisa menyukai suatu pembelajaran tergantung dari gurunya, kalo gurunya asyik mungkin murid juga enak ngikutin pembelajarannya. Apalagi cara penyampaian pak Rachmad mudah dimengerti karena memberi penjelasan sambil bermain. Jadi kita ga bosen dan enjoy banget,” ujar Kiel
Hal senada juga dirasakan teman sekelas Kiel bernama Janeeta, menurutnya cara mengajar Rachmad yang menggunakan metode EPP berbeda dengan guru-guru lain karena lebih mudah dipahami.
“Kalo bedanya dari guru-guru lain lebih asyik sama pak Rachmad karena ada gamenya jadi lebih mudah dipahami dan ada kata-kata motivasi yang bikin kita lebih semangat belajar,” terang Janeeta.
Advertisement