Liputan6.com, Jakarta - Rebecca Klopper hingga kini belum memberikan tanggapan apapun terkait video syur 47 detik yang diduga miliknya. Perempuan 21 tahun tersebut masih bungkam dan mematikan kolom komentarnya di Instagram pribadinya.
Ramainya pembicaraan soal video syur 47 detik itu, nama Becca masih bertengger dalam dalam kolom trending topic Twitter. Tak sedikit warganet yang menyadari jikalau video yang tersebar kemungkinan besar revenge porn.
Advertisement
"Terlepas dari masalah Becca sama masa lalunya, image-based sexual abused atau yang biasa disebut revenge porn, itu termasuk kekerasan seksual berbasis cyber lho. Kalian yang nyebarin dan minta sumber videonya fix sudah gila. Stop ya guys, kasihan," tulis seorang warganet mengutip cuitannya pada Rabu 24 Mei 2023.
"Dalam kasus Becca, dia sudah pasti sedang mabuk dan mantannya merekam itu tanpa persetujuan. Berhenti menikmati revenge porn, tolong aware dengan mental korban," ujar warganet lainnya.
"Gws (get well soon) buat orang-orang yang minta link-nya Becca. It's revenge porn. Gila," sambung warganet lain di Twitter.
TikTokers Buat Konten Sudutkan Rebecca Klopper
Terlebih, ada pula warganet yang sengaja membuat konten video TikTok yang menyudutkan kekasih Fadly Faisal satu ini. Menurutnya, video yang diduga Rebecca Klopper itu tidak mengherankan.
"Rklopper viralnya cuma 47 detik padahal full-nya 11 menit wkwk gak kaget sih Becca dari dulu memang red flag banget," tulis pemilik akun TikTok @matchalateeee3 soal video Rebecca Klopper yang berujung viral dan kemudian dihapus.
Sejauh ini, pria yang ada dalam video diduga adalah Rizky Pahlevi, mantan kekasih Becca yang putus pada 2021 lalu.
Minimnya Kesadaran Soal Revenge Porn, Berkaca dari Kasus Rebecca Klopper
Merespons adanya video milik akun @matchalateeee3 di TikTok, ada warganet yang menyebut jikalau dirinya merasa masyarakat masih minim kesadarannya soal bahaya revenge porn.
"Gue marah banget sampe nangis liat video ini. Buka comment-nya gua juga ikutan shock. Masih minim banget ternyata kesadaran orang-orang terhadap bahayanya revenge porn. Sedih banget baca comments share link nitip nitip sesama perempuan," kata pemilik akun Twitter @r***e merespons video menyudutkan Becca yang viral di media sosial TikTok Tersebut.
Selama beberapa tahun belakangan, istilah revenge porn sudah tak asing di masyarakat. Sebab, jenis pelecehan seksual satu ini dapat dengan mudahnya Anda jumpai di internet.
Adapun aduan terkait revenge porn di Indonesia banyak diterima oleh Komnas Perempuan. Pada 2017 lalu, 70 persen kasus kekerasan pada perempuan terjadi di internet. Kasus itu termasuk cyber grooming, revenge porn, dan prostitusi daring.
Advertisement
Apa yang Dimaksud dengan Revenge Porn?
National Association of the Attorneys General mendefinisikan revenge porn sebagai tindakan mendistribusikan konten pornografi berupa gambar atau video seks milik seseorang tanpa seizin korban.
Tujuannya? Bisa jadi sebagai bentuk balas dendam, bentuk mempermalukan korban, hingga cara pelaku untuk mendapatkan kekuatan atau kendali atas korban.
Revenge porn dapat dilakukan oleh mantan pasangan, pasangan, teman, maupun orang lain seperti peretas. Biasanya, revenge porn pun kerap kali disertai dengan ancaman tertentu.
Misalnya, pelaku mengancam akan menyebarkan foto telanjang atau video seks di media sosial jika Anda tidak mau menuruti permintaannya.
3 Tujuan Utama Revenge Porn
Terapis sekaligus edukator seks, Kristen Lilla, LCSW mengungkapkan bahwa ada tiga tujuan besar dari revenge porn. Tujuannya masih berputar dengan upaya balas dendam sehingga ingin merusak reputasi seseorang.
"Ini adalah upaya untuk mempermalukan, menghina, dan mencoba merusak reputasi seseorang," ujar Lilla seperti dikutip dari laman Elite Daily.
Data survei milik Cyber Civil Rights Initiative menemukan bahwa 90 persen dari korban revenge porn ternyata adalah perempuan.
Studi yang dilakukan Center for Innovative Public Health Research pun turut menemukan bahwa ternyata satu dari 10 wanita dibawah usia 30 tahun telah mengalami ancaman penyebaran konten pornografi tanpa konsensual.
Advertisement