Kurs USD Hari Ini Rabu 24 Mei 2023 Dipatok Rp 14.952,39, Tengok Poundsterling hingga Yuan di Sini!

Kurs Dolar AS ke Rupiah belum mengalami penurunan yang signifikan sejak angka terakhirnya.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 24 Mei 2023, 12:37 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kurs Dolar AS ke Rupiah belum mengalami penurunan signifikan sejak angka terakhirnya. Seperti yang tertulis di laman resmi Bank Indonesia, pada Rabu (24/5/2023) kurs jual dolar AS berada di Rp 14.952,39 juga kurs belinya sebesar Rp 14.803,61.

Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.551,43 dan kurs beli Rp 18.365,36. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.154,56 dengan kurs beli Rp 15.990,86.

Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 9.910,44 dan kurs beli Rp 9.810,35.

Beralih ke mata uang negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.802,19 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.692,39 per 100  Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.120,61 diikuti kurs beli Rp 2.099,45.

Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,36 dengan kurs beli Rp 11,24 per Won yang keduanya terus berubah naik dan turun sejak hari sebelumnya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.909,02 serta kurs beli sebesar Rp 1.889,98.

Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.116,19 dan kurs beli Rp 11.003,95 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.276,88 dan kurs beli Rp 3.239,30.

Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp  268,30 dan kurs beli Rp 265,56 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 431,03dan kurs belinya Rp 426,62 per Baht.


Rupiah Kembali Melemah ke 14.905 per Dolar AS, Sentimen Eksternal Jadi Penekan

Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Rabu ini. Pelemahan rupiah ini lebih banyak dipengaruhi kuat oleh sentimen eksternal.

Pada Rabu (24/5/2023), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 0,20 persen atau 30 poin menjadi 14.905 per dolar AS dari sebelumnya 14.875 per dolar AS.

Analisis DCFX Lukman Leong memprediksi pelemahan rutpiah terhadap dolar AS saat ini hanya sementara akibat faktor eksternal di AS, yakni kekhawatiran terhadap debt ceiling.

"Rupiah melemah, tertekan oleh sentimen risk off di pasar serta penguatan dolar AS dari kekhawatiran seputar debt ceiling," ucap dia dikutip dari Antara.

Menurut dia, kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi pelemahan rupiah sudah cukup akomodir dengan inflasi sudah mendekati target dan rekor surplus cadangan devisa yang meningkat.

Artinya, pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini dipengaruhi kuat oleh sentimen eksternal.

"Rupiah diprediksi berada di kisaran 14.850 per dolar AS hingga 14.950 per dolar AS," ungkap Lukman.

 


Gerak Rupiah Sulit Diprediksi

Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis ICDX Revandra Aritama mengatakan sentimen dolar AS belakang ini agak mixed, sehingga arah pergerakan rupiah terhadap dolar AS sulit diprediksi.

"Sentimen gagal bayar utang pemerintah AS mulai mereda menyusul pertemuan Presiden dan Ketua DPR AS. Kondisi ini berpeluang membuat kondisi ekonomi AS lebih stabil yang imbasnya tentu memberikan peluang bagi investor untuk berinvestasi lebih banyak di tempat yang lebih berisiko, termasuk Indonesia," kata Revandra.

"Semakin banyak investasi yang masuk, tentu Indonesia mendapatkan keuntungan. Di sisi lain jika AS mengalami gagal bayar, maka ekonomi AS berpeluang ambruk yang juga akan berimbas langsung pada dolar AS," ujarnya. 

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya