Liputan6.com, Banyuwangi Sebuah video pekerja migran Indonesia (PMI) mengaku disiksa di negara penempatan, trending di media sosial Tik-Tok. Ada sejumlah PMI yang mengaku disiksa, dua diantaranya mengaku sebagai warga Banyuwangi.
Vidio itu diunggah oleh akun @andre_aries. Dalam postingan itu PMI berjenis kelamin pria yang mengaku bernama Muhammad Ruhiyat dan Ahmad Subiantoro mengaku berasal dari Banyuwangi.
Advertisement
Mereka mengaku ditipu oleh agensi. Dijanjikan ditempatkan di perusahaan prestisius di Thailand. Tetapi kenyataannya berbeda, mereka justru ditempatkan di perbatasan Myanmar.
Kedua pria itu terlihat masih berumur 20 tahunan itu meminta bantuan kepada presiden Joko Widodo. Dia mengaku disiksa secara tidak manusiawi dan diintimidasi.
"Tolong saya ya pak," ujar pria dalam video tersebut, dikutip Rabu (24/5/2023).
Menanggapi video tersebut, Koordinator Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi Fery Meriyanto mengaku telah menerima informasi tersebut. Dia juga mengetahui informasi itu dari Tik-Tok.
Berdasarkan hasil penelusuran, PMI tersebut ternyata bekerja di perbatasan Myanmar. Profesi apa yang dijalani di sana juga masih misterius P4MI belum mengetahui pasti.
"Kami sudah tindak lanjuti dan kami sudah menyampaikan ke KBRI Myanmar," kata Fery, Rabu (24/5/2023).
Saat ini P4MI juga belum bisa mengungkap alamat pasti keduanya di Banyuwangi. Seperti data desa, kecamatan bahkan keluarga juga masih belum terungkap.
"Infonya masih dari tiktok dan media sosial saja. Dari dinas tenaga kerja juga masih belum mandapat info alamat dan keluarga," tegasnya.
SBMI Banyuwangi Siap Dapingi Pelaporan ke Kemenlu
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Migran Indonesia (DPC SBMI) Banyuwangi Agung Sbastian mengaku belum mendapatkan laporan maupun kabar adanya kasus penyiksaan pekerja migran asal Banyuwangi di perbatasan Myanmar- Thailand tersebut.
“Kami hingga saat ini belum mendapatkan laporan terkait kasus tersebut. sehingga belum mengetahui kebenaranya,” Kata Agung.
Agung menambahkan, pihaknya akan langsung mencari tahu kebenaran informasi yang beredar di media sosial tersebut dengan mengkroscek ke sejumlah buruh migran Indonesia di Thailad maupun di sejumlah negara lainya.
“Kami akan kroscek segera dengan menghubungi berbagi pihak, termasuk teman-teman buruh migran kolega kami yang ada di Tahilad maupun di sejumlah negara tetangga seperti Malaysia. Sebab jika kabar itu valid mereka akan langsung mengabarkan dengan kita,” tutur Agung.
Kata Agung, jika dua orang dalam video tersebut benar orang Banyuwangi dan benar mendapatkan siksaan di perbatasan negara Myanmar-Thailad pihaknya siap mendampingi dan mengupayakan pemulangan ke Indonesia..
“Jika sudah dapat datanya kami siap mendampinginya dan melaporkanya langsung ke Kemenlu biar segera mendapat penanganan,” pungkas Agung.
Advertisement