Peduli Krisis Iklim, Mahasiswa Inggris Tolak Kerja di Perusahaan Asuransi

Ratusan mahasiswa dan lulusan bersumpah untuk tidak bekerja untuk perusak iklim yang mendukung asuransi proyek penyebab krisis iklim.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 25 Mei 2023, 09:45 WIB
Ratusan mahasiswa hingga lulusan baru dari universitas ternama di Inggris melakukan gerakan ‘boikot karier’ terhadap perusahaan asuransi besar kelas dunia. Potret kampus Oxford University. (Foto: Unsplash.com/Sandip Roy).

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan mahasiswa hingga lulusan baru dari universitas ternama di Inggris melakukan gerakan boikot karier terhadap perusahaan asuransi besar kelas dunia. Mereka menyatakan tidak akan bekerja untuk perusahaan-perusahaan yang mendukung proyek bahan bakar fosil yang kontroversial, termasuk Lloyd's of London.

Seperti dikutipThe Guardian, Kamis (25/5/2023), lebih dari 500 mahasiswa aktif dan baru dari Universitas Oxford, Universitas Cambridge, Universitas College London, Universitas Edinburgh, dan lainnya telah berkomitmen bahwa mereka akan terus mengawasi perusahaan yang tidak beralih ke kebijakan ramah iklim.

“Kami menolak untuk menempatkan karier profesional kami untuk melayani perusak iklim yang mengasuransikan mereka yang bertanggung jawab atas krisis iklim,” jelas surat yang dikirim ke pasar asuransi Lloyd's London, serta perusahaan individu termasuk Beazley, Hiscox, Chaucer dan Tokio Marine Kiln 

Sebuah survei terbaru Deloitte menemukan bahwa ada lebih dari separuh rekrutan gen-Z cenderung meneliti dampak dan kebijakan lingkungan suatu merek sebelum menerima pekerjaan. Sementara itu, sekitar satu dari enam telah berganti pekerjaan atau sektor karena masalah iklim. 25% lebih lanjut mengatakan mereka berencana untuk pindah peran karena dampak iklim perusahaan mereka di masa depan.

Ditulis oleh The Guardian, surat itu datang sebelum rapat umum tahunan Lloyd's of London di London pada Kamis (18/5/2023), ketika para petinggi telah memperingatkan bahwa mereka menduga akan adanya protes, yang kemungkinan besar akan melibatkan aktivis iklim.

Surat itu menjelaskan bahwa para penandatangan akan memberikan pengawasan khusus kepada perusahaan asuransi yang memutuskan untuk bekerja dengan TotalEnergies dan Equinor, yang menurut mereka sedang mencari asuransi untuk Jalur Pipa Minyak Mentah Afrika Timur (EACOP), yang dijadwalkan untuk mengangkut minyak dari Uganda ke Tanzania.

 


Sudah Dipantau Sejak Lama

Ilustrasi Asuransi (Foto: Shutterstock)

Di dalam surat itu juga menuliskan pernyataan yang menunjukkan mereka memantau perusahaan-perusahaan asuransi di Inggris. “

Sejak 2017, setidaknya 41 perusahaan asuransi telah mengadopsi pembatasan underwriting batubara, 22 pada pasir tar dan 13 pada minyak dan gas konvensional.Tetapi Lloyd's of London dan banyak agen pengelola Lloyd tertinggal dan mempertaruhkan nyawa kami dengan terus mengasuransikan minyak dan gas,”

Sacha Ruello (21), mahasiswa studi politik dari University College London, mengatakan bahwa dia akan menolak setiap perekrut dari perusahaan asuransi yang mendukung ekspansi bahan bakar fosil, meskipun dirinya berpikiran terbuka tentang karir apa yang mungkin dia kejar setelah tahun terakhirnya di universitas. 

“Perusahaan bahan bakar fosil hanya dapat mengembangkan proyek seperti EACOP atau Rosebank karena mereka didukung oleh perusahaan keuangan, terutama perusahaan asuransi,” ujar Ruello dikutip dari The Guardian.

 


Perusahaan Asuransi Tolak Berkomentar

Lebih lanjut, dia mengatakan, “Jika mereka berharap untuk merekrut kami, mereka harus menolak untuk mengasuransikan EACOP, Rosebank, dan setiap proyek bahan bakar fosil baru, kami tidak akan menawarkan tenaga kerja kami sampai mereka melakukannya.”

Sejauh ini, Brit Insurance menolak berkomentar. Lloyd's of London, Beazley, Hiscox, Chaucer dan Tokio Marine Kiln juga tidak menanggapi permintaan komentar.

 

Infografis Rektor Asing di Kampus Negeri, Biar Apa? (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya