Liputan6.com, Jakarta - Emiten pertambangan batu bara, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) akan membagikan dividen tunai sekitar Rp 1,18 triliun kepada seluruh pemegang saham perseroan.
"RUPST menyetujui atas penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022, termasuk memberikan ratifikasi atas pembagian dividen interim yang telah dilaksanakan pada 15 Oktober 2022, termasuk persetujuan atas rencana pembagian dividen tunai untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022, dimana perseroan selanjutnya akan melakukan pembagian dividen tunai sekitar Rp 1,18 triliun kepada seluruh pemegang saham perseroan," kata Direktur Mitrabara Adiperdana Syadaruddin, Rabu (24/5/2023).
Advertisement
Sementara itu, pada tahun lalu merupakan tahun yang sangat tidak terduga bagi industri pertambangan batubara di Indonesia, dikarenakan kenaikan harga batu bara acuan yang mengalami peningkatan dengan harga tertinggi sebesar USD 330,97 per ton pada Oktober 2022 dan ditutup pada harga USD 281,48 per ton pada Desember 2022.
"Sebagai akibat peningkatan harga batu bara tersebut, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar USD 449,53 juta pada 2022, meningkat 45,09 persen apabila dibandingkan 2021 sebesar USD 309,84 juta," imbuhnya.
Laba tahun berjalan perseroan pada 2022 mencapai USD 179,39 juta atau mengalami kenaikan sebesar 78,39 persen dibandingkan 2021 yang tercatat sebesar USD 100,56 juta. Peningkatan tersebut disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga penjualan batu bara 2022 yang signifikan dibandingkan 2021.
Pada sisi kinerja keuangan, beberapa indikator mengalami peningkatan, diantaranya adalah beban pokok penjualan yang naik 29,36 persen dari USD 142,05 juta pada 2021, menjadi USD 183,76 juta pada 2022.
Untuk ke depan, perseroan berkomitmen untuk melakukan diversifikasi kegiatan usaha melalui anak perusahaannya, untuk melakukan pengembangan usaha pada sektor sumber daya alam yang berkelanjutan (sustainable) termasuk energi baru terbarukan (Biomass & Solar Energy) sebagai growth driven Perseroan.
Mitrabara Adiperdana Tebar Dividen Interim 2022 Rp 1.030 per Saham
Sebelumnya, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) akan membagikan dividen interim tunai Rp 1,26 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (14/9/2022), PT Mitrabara Adiperdana Tbk akan membagikan dividen setara Rp 1.030 per saham. Pembagian dividen tersebut telah mendapatkan persetujuan dewan komisaris pada 12 September 2022.
Pembagian dividen interim 2022 tersebut mempertimbangkan data keuangan per 30 Juni 2022 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar USD 111,68 juta dan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 238,72 juta. Total ekuitas USD 267,18 juta.
Jadwal pembagian dividen interim tahun buku 2022 antara lain:
-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 21 September 2022
-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 22 September 2022
-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 23 September 2022
-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 26 September 2022
-Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 23 September 2022 waktu 16.00
-Tanggal pembayaran dividen pada 3 Oktober 2022
Advertisement
Genjot EBT, Mitrabara Gandeng Raksasa Energi Terbarukan UEA
Sebelumnya, perusahaan energi, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) mengikat kerja sama dengan Masdar, perusahaan energi, anak perusahaan dari Perusahaan Pengembangan Mubadala dan didirikan oleh pemerintah Uni Emirate Arab (UEA).
Hal tersebut disampaikan manajemen Mitrabara melalui siaran persnya yang disampaikan ke regulator, PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) baru-baru ini, ditulis Selasa (25/1/2022), Masdar, perusahaan energi terbarukan terkemuka dunia, untuk pengembangan dan penyediaan energi terbarukan sektor komersial, mengumumkan pembentukan joint venture (JV) dengan konglomerasi Indonesia yang fokus di sektor energi.
Kerja sama pengembangan dan penyediaan energi terbarukan tersebut akan menyasar segmen komersial & industri (C&I) dari pasar energi terbarukan di Indonesia yang tumbuh sangat pesat.
Kerja sama itu diumumkan di Abu Dhabi dan dihadiri oleh Direktur Baramulti Group Angela Soedjana, dan General Manager Hidefumi Kodama, Coal and Energy Solution Department, Idemitsu Kosan Co., Ltd., yang kedua – duanya merupakan pemegang saham mayoritas Mitrabara Khoirudin, Direktur Utama Mitrabara, dan untuk Masdar diwakili oleh Fawaz Al Muharrami, Actinv Executive Director, Clean Energy.
Pengembangan Solar Radiance
PT Masdar Mitra Solar Radiance, perusahaan JV tersebut, akan beroperasi dengan mempergunakan brand Solar Radiance. Chief Executive Officer (CEO) Mitrabara Choirudin mengatakan, dengan meningkatnya kebutuhan industri dan perusahaan untuk mengurangi jejak karbon mereka, ketersediaan energi terbarukan di suatu negara akan menjadi salah satu pendorong utama keputusan investasi banyak perusahaan.
Sayangnya, apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga sekitar, Indonesia masih harus banyak mengatasi ketinggalan untuk pengembangan sektor ini.
"Kami yakin Solar Radiance akan mampu mempercepat implementasi energi surya sebagai salah satu solusi energi terbarukan di Indonesia, apalagi sumber daya energi matahari di Indonesia sesungguhnya sangat melimpah, dan masih banyak aspek yang dapat dikembangkan," kata Choirudin.
Pihaknya meyakini, dengan pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang Masdar dan Mitrabara bawa ke dalam Perusahaan JV tersebut akan menghadirkan keunikan di pasar energi terbarukan dan akan memastikan solusi terbaik bagi pelanggan perusahaan.
Advertisement
Diversifikasi Energi
Acting Executive Director, Clean Energy Masdar, Fawaz Al Muharrami mengatakan Solar Radiance akan mendukung upaya diversifikasi energi para pelanggan komersial dan industri Masdar di Indonesia. Ini juga aka memberikan kontribusi positif pada aksi mitigasi perubahan iklim.
Sebab pelanggan internasional dan domestik di Indonesia sesungguhnya membutuhkan penawaran energi terbarukan untuk memenuhi target pengurangan emisi mereka sendiri.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Mitrabara dalam melayani segmen pasar ini dan untuk lebih memperluas kehadiran kami di pasar domestik Indonesia dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya. Kami senang memberikan dukungan kami untuk mencapai tujuan keberlangsungan iklim bersama dan mendorong emisi nol bersih," kata Fawaz.
Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Republik Indonesia dan ASEAN Abdullah Salim Al Dhaheri mengatakan, UEA dan Indonesia memiliki tujuan yang sama dalam aksi mitigasi perubahan iklim, diversifikasi bauran energi, pengembangan visi hijau, serta masa depan yang berkelanjutan. Usaha patungan ini sesungguhnya merupakan langkah menuju pencapaian tujuan tersebut, dan mendorong pertumbuhan yang ditopang ekonomi berkelanjutan.
"Melalui Masdar, UEA siap mendukung perjalanan transisi energi Indonesia, dan kami menantikan lebih banyak lagi kolaborasi yang bermanfaat di masa depan," kata Abdullah
Solar Radiance akan membantu Mitrabara untuk mendukung tujuan energi bersih dan mitigasi perubahan iklim. Usaha baru ini juga diharapkan bisa mendorong upaya Mitrabara untuk memperdalam penetrasi di sektor energi terbarukan.
Pemerintah Indonesia menargetkan setidaknya 51 persen penambahan kapasitas listrik berasal dari sumber terbarukan pada 2030, segmen C&I diharapkan dapat menikmati pertumbuhan energi hijau yang sangat pesat.
Penetrasi Pasar
Masdar melakukan penetrasi pasar di Indonesia pada 2020, dengan membentuk perusahaan JV dengan PT PJBI, salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero), untuk mendukung proyek pengembangan pembangkit listrik Cirata Floating Photovoltaic, sebagai proyek pertama pembangkit tenaga listrik dengan mempergunakan floating solar panel, dan sekaligus merupakan proyek terbesar di dunia. Masdar telah mencapai kesepakatan pada Agustus 2021, dan ditargetkan untuk memulai operasi komersial pada kuartal ke-4 202.
Mitrabara didirikan pada 1992, dengan pengalaman yang sangat panjang di bidang energy, dengan pengetahun dan professional di bidang energi.
Langkah ini juga akan mendukung rencana Pemerintah Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat lagi, dengan energi terbarukan menyediakan hingga 85 persen dari bauran energi di seluruh Nusantara pada tenggat waktu tersebut.
Indonesia, konsumen energi terbesar di Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 41 persen pada 2030 dengan bantuan internasional.
Advertisement