Liputan6.com, Jakarta - Lewis Capaldi menjelaskan bahwa perjuangannya dengan kondisi kesehatan mental disebabkan oleh karirnya yang sukses di dunia musik.
Capaldi berani berbagi tentang kesulitan yang dihadapinya selama beberapa tahun terakhir, termasuk tentang kondisi Tourettes yang dialaminya.
Advertisement
Ia bahkan menyatakan bahwa dia siap untuk berhenti bermusik jika diperlukan.
Penyanyi berusia 26 tahun itu telah mendapatkan dukungan dari para penggemarnya selama beberapa bulan terakhir. Mereka menghargai perjuangan Capaldi mengatasi dengan kondisi Tourettes-nya di atas panggung, seperti melansir Mirror.
Baru-baru ini, pelantun lagu Forget Me itu dengan jujur mengungkapkan sejauh mana karirnya memengaruhi diri dan kesehatan mentalnya.
Capaldi mengatakan bahwa meskipun dia mengalami beberapa serangan panik dan didiagnosis menderita Tourettes, itu semua sepadan sebagai imbalan untuk menjadi seorang bintang pop, menurut Wales Online.
Akan tetapi, jika kesehatan mentalnya semakin memburuk, maka Capaldi sudah siap untuk berhenti dari dunia musik.
Penyanyi dan penulis lagu asal Skotlandia ini baru saja merilis album keduanya pada 19 Mei 2023 dengan judul Broken By Desire To Be Heavenly Sent.
Album ini dirilis setelah debut film Netflix yang mengisahkan perjalanan kepopulerannya dan perjuangannya secara pribadi.
Dalam talk show Apple Music, Capaldi mengungkapkan kepada host bahwa masalah kesehatan mentalnya merupakan hasil langsung dari pekerjaannya.
"Dalam album ini, aku lebih banyak membicarakan tentang kondisi kesehatan mental yang aku alami dalam beberapa waktu terakhir,” ungkap Capaldi.
Bisa Jadi Album Terakhirnya
Capaldi mengatakan bahwa album terbaru yang baru dirilis atau album berikutnya bisa menjadi karya terakhirnya di dunia musik.
"Jika aku membuat album lain, kemudian pikiranku kacau dan aku merasa sangat buruk, aku akan berhenti. Saat ini aku berada pada titik di mana aku bisa seimbang antara kesehatan mental dan perasaanku," kata Capaldi.
Ia mengaku mengalami beberapa serangan panik dan masalah Tourettes-nya kambuh karena hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini, seperti perilisan album barunya.
"Jika kondisi mentalku semakin memburuk, aku pikir akan ada saatnya di mana aku akan mengatakan, 'Aku tidak akan melakukannya lagi',” ungkap pelantun Before You Go itu.
Advertisement
Masalah Kesehatan Jadi Penghalang Mimpi
Dalam kesempatan yang sama, Capaldi menambahkan bahwa alasan utama ia menjadi musisi adalah untuk tampil secara langsung. Adanya masalah kesehatan ini merupakan penghalang tujuannya.
"Alasan utama saya memilih menjadi musisi adalah untuk tampil secara langsung. Jika saya menghadapi kesulitan dalam melakukannya, itu menjadi masalah karena itulah sebenarnya tujuan utama saya,” kata Capaldi.
Capaldi mengatakan bahwa ia akan berhenti dari posisinya sekarang jika ia sudah membencinya karena menimbulkan stres.
“Jika pada suatu saat terasa bahwa menjadi musisi telah menjadi sesuatu yang tidak saya sukai, menimbulkan stres, atau bahkan membenci, maka mungkin saat itulah saya akan berhenti,” jelasnya.
Mulai Mampu Mengatasi dengan Lebih Baik
Capaldi mengaku bahwa sekarang telah ia telah mampu mengatasi masalah tersebut dengan baik.
"Sekarang aku mengatasi masalah itu dengan lebih baik. Pada tahun 2020, aku agak merasa lega ketika seluruh dunia melakukan lockdown. Pada saat itu kami baru saja selesai melakukan tur arena pertama di Inggris. Sebelumnya kami juga melakukan tur di Australia dan Asia,” Capaldi menceritakan.
Dia bercerita bahwa pada saat itu, ia berada dalam kondisi yang buruk dan mengalami serangan panik setiap hari di atas panggung.
“Aku belum sepenuhnya pulih. Namun, menariknya adalah hal yang aku cintai dan selalu ingin aku lakukan bisa menjadi penyebab stres yang begitu besar,” tuturnya.
Advertisement